Post pada 16 Agu 2019
Bunda ingin meningkatkan minat baca si kecil tapi masih bingung caranya gimana? Kalau menurut Lucia Triundari, Pemimpin Redaksi Bobo, menanamkan minat baca bisa mulai dari membacakan cerita atau mendongeng.
Dongeng memberikan manfaat baik bagi pendengarnya maupun bagi si pendongengnya itu sendiri. Sebagai pendengar, dongeng memberi manfaat mulai dari mengembangkan imajinasi, mengembangkan kecerdasan bahasa, mengembangkan keterampilan berpikir dan kritis, mengontrol emosi, dan, meningkatkan minat baca.
Sedangkan bagi si pendongeng, beragam manfaat didapatkan mulai dari meningkatkan kepekaan, mempererat ikatan emosional (bonding), mengembangkan bakat serta kecakapan berkomunikasi, dan tentunya meningkatkan minat baca karena menjadi terbiasa untuk menggali sumber cerita.
Mau mulai praktik mendongeng? Nah kebetulan kali ini Kak Lucia membagikan beberapa tips mendongeng atau bercerita, supaya anak tertarik mendengar cerita yang kita sampaikan. Simak yaa..
Pertama, ketika mendongeng, ada sebuah sensasi luar biasa yang bisa dirasakan seorang anak asalkan kita tidak membacakannya secara asal-asalan. Tentu saja dibutuhkan ekspresi, intonasi, dan juga pendukung ekspresi serta emosi lainnya supaya ceritanya lebih hidup.
Kedua, sebelum mendongeng, persiapkan diri kita dengan memahami isi cerita. Dari manapun sumber ceritanya, bisa berasal dari buku, majalah, atau sumber lainnya, baca lagi dan pahami lagi.
Ketiga, suasana yang mendukung saat mendongeng juga dibutuhkan. Pastikan agar anak dalam kondisi yang sehat dan waktu yang kosong. Perhatikan juga mood-nya.
“Pendongeng juga perlu siapkan diri dengan berlatih artikulasi, intonasi, tempo,” kata Lucia. Dalam melakukan pentas dongeng kepada anak-anak tentu guru ataupun orangtua selain ekspresif juga perlu menjiwai karakter-karakter di dalam buku dongeng tersebut. Inilah yang membuat anak-anak gemar mendengar dan tertarik untuk menyimak sebuah storytelling.
“Karakter itu berarti sifat-sifat kejiwaan, jadi satu manusia dan manusia yang lain tentu memiliki karakter yang berbeda dan ini bisa kita tingkatkan dengan cara kita membacakan cerita yang di dalamnya memuat pesan-pesan mulia bermakna,” jelasnya.
Keempat, saat memulai mendongeng, perlu disiapkan salam perkenalan dan awal yang memikat. Tahap awal bisa dimulai dengan aksi menarik berupa potongan cerita yang emosional, suara tidak biasa, gerakan lucu, dan mungkin juga lagu.
Pada saat di tengah mendongeng, jangan lupa untuk menghidupkan suasana dengan melibatkan pendengarnya. Interaksi dengan pendengar dapat membuat anak tidak mudah bosan.
“Kita dapat menghidupkan tokoh dan cerita lewat ekspresi, intonasi dan gerakan.”
Menurut Kak Lucia, mendongeng itu sederhana. Bercerita merupakan salah satu teknik untuk berkomunikasi juga.
Kelima, pilih-pilih cerita untuk anak tidak harus melulu penuh dengan nilai moral sehingga berat untuk dicerna. Nilai moral dalam suatu cerita tidak harus dikatakan namun bisa tetap ada dalam suatu cerita.
“Di akhir cerita, anak bisa diajak tanya jawab atau memberi pendapat mengenai cerita tersebut supaya mereka juga bisa memahami lebih dalam arti ceritanya,” jelas Lucia.(*)