Artikel

Perhatikan Indera Perasa Anak Sejak Dini, Ibu akan Bahagia Kemudian

Post pada 04 Mar 2022

Sebagai ibu, pasti happy rasanya melihat anak makan dengan lahap. Rasa bahagia dan senang makin menjadi-jadi menyaksikan ekspresi buah hati saat bersantap. Sudah barang tentu, anak yang doyan makan tidak datang dengan sendirinya.

Banyak faktor yang melatarbelakangi anak doyan makan atau sebaliknya. Bisa karena cita rasa makanan yang lezat, makanan favorit, atau lain sebagainya. Bila terlalu tergantung dengan jenis makanan, ini akan menjadi problematika tersendiri. Anak akan terbiasa memilih-milih makanan yang sesuai selera.

Atas dasar itu, penting sejak awal untuk mengenal lebih dalam indera perasa si kecil. Indera perasa memegang peranan utama bagi si kecil dalam bereksplorasi terhadap tekstur, rasa, dan aroma makanan.

Apalagi, indera perasa pada setiap orang berbeda-beda sejak lahir. Ada anak yang dikaruniai indera perasa yang sangat sensitif sehingga sulit menerima rasa makanan yang masuk ke mulut. Pada kasus ini, rasa makanan yang dikecap lidah dinilai kurang sempurna. Ujungnya, anak menjadi kurang selera menyantap makanan.

Praktis, orang tua sebaiknya mulai memahami konsep rasa pada indera perasa pada anak. Sejumlah dokter anak menyarankan agar indera perasa anak mulai dibentuk pada periode kritis, yakni sebelum menginjak usia enam tahun.

Selama masa kritis itu, anak sebaiknya diperkenalkan aneka rasa makanan. Rasa yang dimaksud disini adalah rasa alami dari berbagai jenis bahan makanan. Contohnya, rasa alami manis, asam, pahit, atau pedas. Dari sini akan diketahui kecenderungan rasa apa saja yang disukai buah hati.

Pada masa kritis ini atau di usia kurang dari enam tahun, indera perasa anak akan merekam aneka rasa dalam memori otaknya. Kemudian, memori anak akan langsung aktif begitu dia mengecap rasa makanan yang pernah dikonsumsi sebelumnya.

Kemudian yang tak boleh diabaikan juga, pola makanan ayah dan ibu turut berkontribusi pula terhadap selera makan anak. Ketika orang tua menyukai makanan seafood atau cepat saji, maka anak berpeluang akan menyukai jenis makanan itu juga.

Satu hal lagi yang mesti dicermati orang tua adalah peluang anak terkena alergi. Bila anak suka menghindar dengan jenis makanan tertentu, cobalah mencari tahu penyebabnya. Kemungkinan anak alergi terhadap makanan tersebut.

Kesimpulan sederhananya, orang tua dianjurkan agar tidak menyepelekan perkembangan indera perasa pada anak. Poin yang perlu digaris bawahi adalah menstimulasi indera perasa anak bukan semata-mata agar doyan makan saja. Justru, indera perasa memainkan peran penting bagi si kecil bereksplorasi dan belajar mengenal banyak hal dari lingkungan sekitar.

Stimulasi yang baik akan mendorong perkembangan oromotor anak lebih optimal. Alhasil, dia akan tumbuh menjadi anak yang tidak akan pilih-pilih makanan atau istilah kerennya bukan picky eater.

Jangan lupa untuk mengunjungi Tokopedia & Shopee UNIFAM untuk melihat promo terbaik.

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel