Post pada 19 Jul 2024
Tanggal 23 Juli 2024 diperingati sebagai Hari Anak Nasional yang ke-40. Tahun 2024 ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengambil enam poin penting pada peringatan Hari Anak Nasional yang wajib Bunda ketahui.
Adapun enam subtema Hari Anak Nasional 2024 yang dipilih:
Salah satu sub tema yang saat ini sedang menjadi sorotan adalah Digital Parenting. Ya, Pola Asuh Digital memang penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini guna meningkatkan kesadaran orang tua dan pengasuh tentang pentingnya pola asuh anak yang mendukung perkembangan anak di era digital.
Digital parenting sendiri merupakan pola asuh inovatif di era serba digital. Dengan digital parenting, orangtua memberikan pengetahuan kepada anak tentang batasan-batasan penggunaan HP dan teknologi digital.
Dalam hal ini orang tua dapat diberikan edukasi mengenai cara mendampingi anak dalam penggunaan teknologi. Juga cara melindungi anak dari dampak negatif digital dan berbalik memanfaatkan teknologi untuk memperkuat hubungan keluarga.
Era digital menimbulkan sejumlah tantangan bagi orangtua dalam pola pengasuhan anak. Salah sedikit saja, anak dapat kecanduan handphone (HP) yang berujung pada masalah mental, seperti gangguan tidur, tantrum, dan pribadi tertutup.
Menjauhkan anak dari HP serta teknologi digital juga bukan merupakan cara terbaik. Bagaimanapun, orangtua tak terlepas pula dari HP di era digital. Selama orang tua memakai HP, anak akan penasaran.
Untuk mengatasi masalah itu, orangtua dapat menerapkan pola asuh era digital. Pola asuh ini juga dapat melindungi anak-anaknya dari risiko paparan konten negatif yang beredar.
Sasaran utama dari Digital Parenting adalah Generasi Alpha. Generasi Alpha adalah generasi yang lahir setelah tahun 2010, generasi ini merupakan generasi pertama yang lahir dan besar di dunia yang sepenuhnya digital.
Hal ini menghadirkan tantangan dan peluang unik bagi orang tua dalam mengasuh dan membesarkan anak generasi alpha ini.
Generasi Alpha terbiasa dengan teknologi sejak usia dini, dan mereka mungkin mengalami kesulitan untuk lepas darinya. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kecanduan layar, kurangnya aktivitas fisik, dan masalah tidur.
Jika generasi sebelumnya lebih rentan pada tindakan bully secara langsung baik di sekolah maupun lingkungan rumah, Generasi Alpha lebih rentan terhadap cyberbullying daripada generasi sebelumnya. Hal ini karena mereka menghabiskan banyak waktu online dan terhubung dengan orang asing melalui media sosial.
Internet penuh dengan konten yang tidak pantas, seperti pornografi, kekerasan, dan kebencian. Orang tua perlu mengawasi aktivitas online anak-anak mereka untuk memastikan mereka tidak terpapar konten tersebut.
Generasi Alpha selalu terhubung dengan dunia online, dan mereka mungkin merasa cemas jika mereka melewatkan sesuatu. Hal ini dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
Selain tantangan yang dihadapi, terdapat beberapa peluang yang memudahkan generasi termuda ini, antara lain:
Generasi Alpha memiliki akses ke informasi lebih banyak daripada generasi sebelumnya. Hal ini dapat membantu mereka untuk belajar dan berkembang lebih cepat.
Teknologi dapat digunakan untuk menciptakan peluang belajar yang baru dan menarik bagi anak-anak.
Generasi Alpha terbiasa dengan teknologi, dan mereka akan memiliki keterampilan digital yang dibutuhkan untuk sukses di masa depan.
Generasi Alpha terhubung dengan orang-orang dari seluruh dunia, dan mereka dapat belajar tentang budaya dan perspektif yang berbeda.
Setelah mengetahui tantangan dan peluang generasi alfa di atas, tentunya Bunda (dan Ayah) dapat melakukan beberapa pendekatan berbeda dalam mengasuh mereka. Berikut ini beberapa tips digital parenting yang dapat diterapkan pada generasi alpha:
Penting untuk menetapkan batasan waktu layar untuk anak-anak di rumah dan memastikan mereka menggunakan teknologi dengan cara yang sehat. Bunda juga bisa menggunakan aplikasi parental control untuk batasi akses digital anak.
Tak sekadar memberikan pemahaman, orangtua juga dapat melakukan langkah preventif dengan menggunakan aplikasi parental control. Aplikasi itu dapat membatasi, menyaring, dan memantau aktivitas anak dalam mengakses konten digital melalui HP.
Sebagai orangtua, kita memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk moralitas anak. Oleh karena itu, Bunda perlu memberikan pengetahuan kepada anak terkait konten apa saja yang tidak boleh diakses karena tidak sesuai dengan nilai moral, seperti kekerasan, bahasa kasar, seksual, atau kebencian dari jangkauan anak.
Dengan memberikan pemahaman, Bunda pun secara langsung menghindarkan anak paparan konten negatif. Jangan lupa, selalu awasi anak saat mereka mengakses HP. Saat mereka tiba-tiba mengakses konten negatif, segera beri pemahaman kenapa konten yang sedang mereka buka tidak baik bagi anak.
Ajarkan untuk melaporkan konten negatif Selain memberi pemahaman dan menghindarkan anak dari mengakses konten negatif, Bunda juga bisa mengajarkan anak untuk melaporkan konten tersebut. Hal ini akan membantunya untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab.
Anak juga akan semakin peka terhadap konten yang tidak pantas atau merugikan. Selain itu, berikan juga pemahaman bahwa melaporkan konten negatif bukanlah tindakan yang salah atau mengadu-domba, melainkan tindakan untuk menjaga keamanan dalam komunitas digital.
Ajari anak-anak tentang keamanan online dan bagaimana melindungi diri mereka dari cyberbullying dan konten yang tidak pantas. Beri pemahaman bahwa ada beberapa pihak yang menggunakan kecanggihan teknologi untuk modus kejahatan, agar anak-anak waspada terhadap penipuan digital.
Gunakan teknologi dengan cara yang bertanggung jawab dan sehat di depan anak-anak, karena anak-anak akan meniru apa yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Kita juga harus punya batasan untuk diri kita sendiri, agar bisa menjadi contoh yang baik untuk anak.
Membesarkan anak di era digital bisa menjadi tantangan, tetapi juga ada banyak peluang. Dengan mengikuti tips di atas, Bunda dapat membantu anak-anak agar tumbuh menjadi individu yang sehat dan bahagia yang dapat memanfaatkan teknologi dengan cara yang positif.
Kita tak dapat menghindari lagi peran teknologi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hidup si Kecil. Karena itu, pengasuhan yang tepat dapat membantu tumbuh kembang anak secara optimal di era digital ini.
Semoga dengan tips digital parenting generasi alpha di atas, Bunda (dan Ayah) dapat memberikan yang terbaik untuk si Kecil. Selamat Hari Anak Nasional Bunda dan Ayah! Semoga si Kecil jadi generasi Indonesia yang cerdas dan kuat!