Post pada 21 May 2025
Bunda, pernikahan itu seperti tanaman ya, harus disiram dan dirawat setiap hari supaya tetap tumbuh subur. Tapi gimana kalau tiba-tiba tanaman itu layu, padahal nggak ada badai, nggak ada hama? Nah, itulah yang sering terjadi dalam rumah tangga yang mengalami silent divorce alias “perceraian diam-diam”.
Tenang, ini bukan berarti suami-istri benar-benar pisah atau cerai di pengadilan. Tapi, secara emosional dan batin, mereka udah nggak terhubung lagi. Mereka masih tinggal serumah, masih saling sapa, bahkan masih menjalankan peran sebagai orang tua—tapi udah nggak ngobrol dari hati ke hati, udah nggak saling cerita kayak dulu. Rasanya hambar dan datar banget.
Yuk, Bunda, kita bahas lebih dalam soal silent divorce, supaya bisa lebih waspada dan mencegahnya sebelum terlambat.
Silent divorce adalah kondisi di mana suami-istri hidup bersama tapi tanpa keintiman emosional, komunikasi yang sehat, dan koneksi batin. Mereka masih “bersama” secara fisik, tapi hati dan pikirannya sudah melayang ke tempat lain.
Biasanya ini nggak terjadi dalam semalam. Prosesnya pelan-pelan, diam-diam, dan sering kali nggak disadari. Tapi dampaknya bisa besar, lho, Bunda. Hubungan jadi kaku, dingin, dan lama-lama bisa benar-benar berujung pada perceraian.
Kadang Bunda merasa rumah tangga baik-baik saja, padahal mulai masuk ke zona bahaya. Yuk, kenali tanda-tandanya:
Obrolan cuma seputar tagihan, anak, atau pekerjaan rumah. Nggak ada lagi cerita seru, curhat, atau tanya kabar yang tulus. Kalau ngomong pun cuma seadanya, dan sering lewat chat singkat.
Pelukan, ciuman, atau pegangan tangan jadi hal langka. Padahal, sentuhan itu penting banget untuk menjaga koneksi emosional.
Suami asyik dengan hobi atau gadget-nya, Bunda tenggelam dalam rutinitas. Nonton bareng? Kapan terakhir? Weekend quality time? Makin jarang.
Pujian kecil seperti “Makasih ya udah masakin,” atau “Kamu keren hari ini,” hilang entah ke mana. Semua terasa biasa aja, bahkan kehadiran pasangan pun kayak nggak berarti.
Kalau ada masalah, lebih memilih diam atau menyimpannya sendiri. Nggak ada usaha menyelesaikan bareng-bareng, akhirnya makin menjauh.
Banyak hal bisa jadi pemicunya, Bunda. Tapi sebagian besar berawal dari komunikasi yang melemah. Berikut beberapa penyebab umum:
Anak, kerjaan, urusan rumah—semua bikin capek dan lupa memberi waktu untuk pasangan.
Entah karena konflik lama yang dipendam, kekecewaan, atau trauma masa lalu.
Kadang kita mikir, “Ah, dia pasti sudah tahu aku sayang.” Padahal, tetap harus diungkapkan, Bunda!
Sekadar ngopi sore bareng atau ngobrol santai bisa jadi pengikat hubungan, lho.
Meskipun belum bercerai secara hukum, silent divorce bisa berdampak besar pada keluarga:
Mereka bisa merasakan aura dingin dan tegang di rumah, bahkan kalau orang tua tidak bertengkar sekalipun.
Bunda atau suami bisa merasa kesepian, stres, bahkan depresi karena hubungan yang hambar.
Rumah tangga jadi kayak sekadar “menjalani,” tanpa gairah atau mimpi yang ingin dikejar bareng.
Jangan tunggu sampai hubungan benar-benar beku, Bunda. Berikut cara mencegah dan memperbaiki hubungan yang mulai hambar:
Nggak harus fancy dinner, cukup jalan sore, masak bareng, atau nonton film favorit. Waktu berkualitas berdua bisa membangkitkan lagi koneksi yang sempat redup.
Bunda bisa mulai dari hal kecil, seperti cerita tentang hari ini atau mengungkapkan perasaan. Saling terbuka itu kunci utama.
Pujian dan ucapan simpel seperti “Kamu hebat,” atau “Terima kasih udah bantu” bisa bikin pasangan merasa dihargai dan dicintai.
Bicarakan perasaan Bunda, meskipun terasa nggak enak. Menyimpan terlalu lama justru bikin hati makin menjauh.
Jangan remehkan pelukan hangat atau genggaman tangan, Bunda. Itu bisa jadi perekat yang kuat dalam hubungan.
Bunda juga berhak bahagia dan merasa utuh. Jangan lupakan self-care ya. Ibu yang bahagia bisa lebih mudah membangun hubungan yang sehat.
Tentu nggak, Bunda! Selama dua-duanya masih mau berjuang, semua bisa diperbaiki. Kadang butuh bantuan dari luar, seperti konselor pernikahan atau pasangan yang sudah lebih dulu mengalami hal serupa.
Yang penting, jangan biarkan hubungan terus-menerus hambar tanpa usaha. Cinta itu bukan sekadar perasaan, tapi juga keputusan untuk terus bertumbuh bersama.
Silent divorce memang musuh yang diam-diam datang. Tapi kalau Bunda dan pasangan saling menjaga, saling bicara, dan terus berusaha menghidupkan api cinta, rumah tangga akan tetap hangat dan penuh makna.
Jangan anggap sepele sinyal-sinyal kecil, ya. Lebih baik mencegah daripada membiarkan semuanya membeku tanpa sadar.
Mulai sekarang, yuk sempatkan waktu untuk ngobrol dari hati ke hati sama pasangan. Nggak perlu nunggu momen spesial, karena tiap hari itu berharga.
Dan supaya momen bersama keluarga makin seru, jangan lupa stok camilan favorit keluarga dari Unifam, ya! Cek Instagram kita di @Unifam.id untuk ide-ide seru dan inspirasi lainnya.
Belanja produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia, ya, Bunda! Aman, lengkap, dan pastinya asli.