Post pada 29 Aug 2022
Ayo siapa yang saat zaman sekolah punya buku diary? Menulis diary, buku harian, jurnal, atau apapun namanya, itu termasuk aktivitas journaling. Entah yang ditulis sekedar curahan hati, bikin kalimat putis, atau sekadar menempelkan foto- foto di kertas/ buku. Tetap namanya, journaling.
Setiap orang punya karakter tersendiri dalam menulis jurnal. Ada yang clean, ada pula yang dikasih kliping foto, atau diberi hiasan. Apapun karakternya, menulis jurnal bisa sekaligus dijadikan sebagai ajang katarsis (curhat).
Bahkan dalam kehidupan berumah tangga, menulis jurnal punya banyak benefit positif untuk psikologis bunda. Apalagi jika aktivitas ini bisa dilakukan rutin setiap hari. Studi sebut menulis jurnal dalam waktu 15 menit saja mampu menurunkan tekanan darah dan meningkatkan fungsi hati. Tapi, benefit itu baru didapat setelah rutin menulis jurnal selama empat bulan ya!
Biar makin termotivasi lagi menulis jurnal, Desti Apryanggun, M.Psi, Psikolog Anak dari Kalbu.co.id-platform online counseling- membeberkan alasan kuat mengapa menulis jurnal penting dan bisa membantu kesehatan mental bunda.
Pekerjaan rumah tangga yang bersifat rutin pasti melelahkan, baik fisik maupun mental. Kemudian pada ujungnya bisa menimbulkan stres yang akhirnya mengganggu kesehatan fisik dan mental. Di sinilah peran journaling. Saat menulis jurnal, secara tak sadar bunda sedang menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam buku yang bisa membuat hati lebih lega. Karena pikiran dan perasaan (terutama yang negatif) yang tidak disalurkan dapat menjadi beban psikologis tersendiri. Setelah menulis, bunda jadi jauh lebih mudah melepaskannya.
Menjadi istri sekaligus ibu dari anak-anak pasti menuntut tugas dan tanggung jawab lebih. Seringkali waktu yang dihabiskan lebih banyak untuk anak dan keluarga ketimbang diri sendiri. Menjedakan waktu dengan menulis jurnal menjadi momen mengevaluasi diri sekaligus mendokumentasikan lika-liku bunda melakoni peran sehari-hari. Bunda bisa mengevaluasi diri dengan membaca kembali tulisan yang dibuat dari beberapa waktu yang lalu dan melihat apa yang perlu diperbaiki kedepannya.
Dampak menulis jurnal yang banyak dirasakan orang adalah memperbaiki mood. Ketika menulis, bunda tidak tersadar sedang menyalurkan emosi di lembaran kertas melalui coretan-coretan ringan. Maka itu, ketika bunda merasakan emosi tidak stabil, menulislah! Tak perlu pikirkan tata tulis atau bahasa yang digunakan. Tuliskan apapun yang ingin dituliskan dan pastikan hanya bunda yang bisa membacanya agar setiap kali ingin menulis bunda memiliki rasa aman dan nyaman untuk meluapkan semuanya.
Kebiasaan menulis jurnal turut berperan menjaga kesehatan emosional. Lewat journaling alias menulis jurnal sama seperti memberi kesempatan untuk berbicara dengan diri sendiri (self talk). Saat menulis, kita menghubungkan otak dengan perasaan sehingga memperkuat fungsi emosional. Ini membuat bunda bisa lebih mampu mengelola emosi sehari-hari.
Lupa karena ‘Faktor U’ alias faktor umur. Anekdot satire ini sering diungkapkan ketika bunda lupa sesuatu. Nah, menulis jurnal sejatinya dapat mempertahankan performa otak. Bagaimanapun, aktivitas menulis merangsang otak bekerja sehingga meningkatkan kapasitas ingatan. Karena prinsip kerja otak adalah bagian yang jarang terpakai fungsinya bisa menjadi menurun.
Bunda penasaran? Ayo buktikan sendiri kalau menulis jurnal itu dapat meningkatkan kesehatan mental. Ketika bunda sedang menulis jurnal, maka secara langsung otak kiri dan otak kanan langsung aktif. Bahkan, bunda dapat memancing ide-ide kreatif lewat menulis jurnal. Entah itu ide pengasuhan yang terbaik untuk anak sampai ide bisnis yang brilian.
Jangan lupa untuk mengunjungi Instagram PINO Indonesia, Tokopedia & Shopee UNIFAM Official Store untuk mendapatkan promo terbaik dari produk-produk UNIFAM.