Articles

Anak Dikaruniai Naluri Pemaaf, tapi Perlu Latihan Terus-menerus

Post pada 23 Sep 2022

Marah dan kesal bisa terjadi dengan siapa pun, termasuk anak-anak. Banyak faktor pemicu anak meluapkan rasa marah dan kesal. Bisa karena terjatuh akibat terdorong saat bermain atau berebutan mainan. ini sudah jamak terjadi.

Di sini bunda sebaiknya mulai memerhatikan, sejauh mana buah hati mau membuka hati untuk permintaan maaf. Meski masih dalam tahap belajar mengelola amarah dan masih kuat sisi egosentrisnya, tapi anak sebaiknya sudah mulai dikenalkan konsep ‘memaafkan’.

Sejatinya, anak-anak sudah dikaruniai naluri memberi maaf yang jauh lebih besar ketimbang orang dewasa. Hal ini dimungkinkan karena konflik di masa kanak-kanak lebih simpel. Anak pun juga dalam proses belajar memahami emosi diri sendiri dan orang lain. Dengan begitu, anak lebih mudah membuka hati untuk memaafkan.

Lihat saja dalam keseharian buah hati. Meski pernah bertengkar atau berebutan mainan, tapi beberapa saat kemudian mereka sudah bermain bersama lagi. Mereka sudah tertawa bareng lagi.

Agar anak mudah memahami emosi diri sendiri dan orang lain, dia perlu didampingi bunda. Alangkah baiknya bunda mulai mengenalkan konsep memaafkan ini sejak dini, bila perlu saat  balita.

Ada beberapa tips yang dapat bunda terapkan di rumah agar anak mengenal konsep memaafkan ini.

1. Tunjukkan contoh nyata

Bunda adalah guru dan teladan bagi anak untuk belajar berinteraksi sekaligus berkomunikasi dengan orang lain. Apa yang bunda tunjukkan, anak akan meniru. Artinya, bunda yang memberikan contoh nyata apa yang dimaksud dengan memaafkan. Tak sekadar lisan saja, bunda sebaiknya juga melengkapi dengan bahasa tubuh. misalnya memeluk, berjabat tangan, atau dengan ekspresi wajah.

2. Ajarkan anak menyalurkan rasa amarah

Ketika anak sulit menyalurkan rasa amarah, maka proses memaafkan jadi sulit. Bahkan lebih buruk lagi, dia berpotensi punya rasa dendam dengan orang lain. Dalam situasi ini, bunda mesti memberikan dia penyaluran rasa marah yang positif. Misalnya saja menjadi teman ceritanya, mengajak menggambar, atau memberikan hadiah berupa cemilan seperti Pino Es Serut Buah. Dengan cara ini diharapkan perhatian anak dapat teralihkan dan melupakan kejadian yang membuatnya kesal atau marah.

3. Belajar berintropeksi diri

Ini mungkin hal yang baru bagi anak untuk mengenal arti introspeksi diri. Bunda sebaiknya memberikan pemahaman dengan cara berbicara hati ke hati. Tanamkan pengertian padanya di mana introspeksi diri adalah proses belajar untuk memahami situasi dan beradaptasi dengan cara yang bijaksana. Ini akan menentukan perilaku anak di kemudian hari.

Kesimpulannya, membangun karakter pemaaf pada anak adalah tantangan tersendiri. Bunda sebaiknya terus aktif mendampingi ketika anak berusaha mengatasi masa-masa sulit dan beradaptasi dengan konflik. Bantu jalan keluar bagi si kecil. Tekankan pada dia bila memaafkan adalah tindakan terpuji dan akan memberi kesan positif bagi orang lain.

Jangan lupa untuk mengunjungi Instagram PINO IndonesiaTokopedia & Shopee UNIFAM Official Store untuk mendapatkan promo terbaik dari produk-produk UNIFAM.

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel