Articles

Saat Hati Pernah Terluka: Cara Membangun Lagi Kepercayaan Setelah Bertengkar dengan Pasangan

Post pada 25 Jun 2025

Dalam rumah tangga, cekcok kecil sampai pertengkaran besar pasti pernah mampir, ya Bunda. Namanya juga dua kepala, dua karakter, dua cara berpikir yang disatukan dalam satu rumah. Tapi yang sering bikin hati paling perih itu bukan soal siapa yang salah, tapi soal kepercayaan yang mulai retak.

Apalagi kalau sudah sampai tahap saling curiga, kecewa, bahkan merasa “nggak kenal lagi” dengan pasangan sendiri. Duh, rasanya kayak ada tembok tinggi di antara dua hati.

Nah, kalau Bunda lagi berada di titik ini—atau pernah mengalami—yuk kita ngobrol bareng. Di artikel ini, kita bahas gimana caranya membangun kembali kepercayaan yang sempat hilang setelah pertengkaran atau perselisihan. Supaya rumah tangga bisa kembali hangat dan hati nggak terus-terusan penuh luka.

Baca juga: 9 Cara Cerdas Menghadapi Silent Treatment dari Pasangan, Agar Hubungan Tetap Harmonis

11 Cara Membangun Kepercayaan Setelah Perselisihan dengan Pasangan

cara membangun kepercayaan setelah perselisihan dengan pasangan
Setelah perselisihan, membangun kembali kepercayaan antar pasangan itu penting

Setelah pertengkaran atau konflik, kepercayaan yang dulu terasa kuat bisa berubah jadi rapuh, bahkan hilang sama sekali. Tapi tenang, Bunda. Membangun kepercayaan itu memang butuh waktu dan usaha, tapi bukan hal yang mustahil kok. Yuk, simak 11 cara sederhana tapi bermakna untuk memperbaiki dan membangun kembali kepercayaan dalam hubungan Bunda dan pasangan.

1. Akui Dulu Rasa Sakitnya, Jangan Dipendam

Pertama-tama, yang paling penting adalah mengakui bahwa memang ada luka. Nggak perlu buru-buru sok kuat atau sok ikhlas. Kalau Bunda atau pasangan merasa kecewa, tersinggung, atau sakit hati, akui aja. Karena perasaan itu valid dan harus dihargai.

Kadang, kita suka mengabaikan rasa kecewa dengan alasan, “Udahlah, yang penting nggak cerai,” padahal luka yang nggak diobati bisa makin parah. Jadi, beri waktu untuk memproses emosi dulu, ya Bun.

2. Komunikasi: Jangan Hanya Bicara, Tapi Juga Mendengar

Komunikasi itu bukan soal siapa yang paling lantang, tapi siapa yang paling mau mendengar dengan hati. Setelah suasana agak tenang, coba ajak pasangan ngobrol dari hati ke hati. Sampaikan dengan jujur apa yang Bunda rasakan, dan dengarkan juga versinya dia.

Gunakan kalimat-kalimat yang nggak menyalahkan, misalnya:

  • “Aku merasa sedih waktu kamu bilang seperti itu.”
  • “Aku butuh waktu untuk percaya lagi, tapi aku mau berusaha.”

Dengan begitu, pasangan pun merasa dihargai dan tidak disudutkan.

Baca juga: Jangan Biarkan Tsunami Terjadi di Keluarga: 10 Cara Membangun Komunikasi Antar Anggota Keluarga yang Sehat untuk Harmoni Keluarga

3. Jangan Terjebak Masa Lalu

Kalau Bunda sudah sepakat untuk memperbaiki hubungan, itu artinya Bunda juga perlu melepaskan masa lalu. Bukan berarti harus lupa sepenuhnya, tapi lebih ke arah belajar dari kesalahan tanpa terus-menerus mengungkitnya.

Bayangin deh, kalau setiap ada masalah kecil terus Bunda atau pasangan bilang, “Tuh kan, kayak waktu itu lagi,” wah… hubungan bisa kayak kaset rusak, muter di masalah yang sama terus.

Yuk, belajar move on secara emosional dari kejadian buruk itu. Fokus ke masa depan dan usaha yang sedang dibangun bareng-bareng sekarang.

4. Mulai Bangun Kepercayaan dari Hal-Hal Kecil

Kepercayaan itu ibarat rumah, Bun. Harus dibangun bata demi bata. Mulailah dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, seperti menepati janji sederhana—misalnya pulang tepat waktu atau membantu mengurus anak saat diminta. Jujurlah meski untuk hal yang sepele, seperti memberi tahu kalau telat pulang karena mampir beli martabak. Dan jangan lupa untuk tetap mengabari pasangan saat sedang berjauhan. Dari kebiasaan-kebiasaan sederhana inilah, perlahan hati yang retak bisa mulai merekat kembali. Konsistensi adalah kuncinya, Bun.

membangun kepercayaan dengan pasangan
Komunikasi terbuka – salah satu cara membangun kepercayaan pada pasangan setelah perselisihan

5. Saling Jaga Komitmen

Membangun kepercayaan bukan tugas satu orang saja. Harus dua-duanya mau saling berkomitmen. Kalau hanya Bunda yang berjuang, capek sendiri nanti.

Bicarakan secara terbuka tentang batasan dalam hubungan, hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan, serta nilai-nilai yang ingin Bunda dan pasangan pegang bersama. Misalnya, saling jujur soal kondisi keuangan agar tidak ada yang merasa dibohongi atau dipikul sendiri. Sepakati juga hal-hal sensitif seperti tidak mencurahkan masalah rumah tangga kepada lawan jenis, karena bisa memicu salah paham atau membuka celah yang seharusnya tidak ada.

Selain itu, penting juga untuk menentukan waktu khusus untuk quality time berdua tanpa gangguan gadget, agar keintiman dan kedekatan tetap terjaga. Dengan adanya kesepakatan yang jelas dan disetujui bersama, hubungan akan terasa lebih aman, sehat, dan terarah ke tujuan yang sama.

Baca juga: Menciptakan Keharmonisan: 13 Cara Mengatasi Pikiran Negatif Terhadap Diri dan Pasangan

6. Maaf Bukan Sekadar Kata

Kata “maaf” memang pendek, tapi punya makna besar. Kalau salah, ya minta maaf. Tapi jangan cuma di mulut, Bun. Tunjukkan bahwa permintaan maaf itu diikuti perubahan nyata.

Begitu juga saat menerima maaf dari pasangan. Kalau memang mau memaafkan, berarti harus siap menghapus dendam, bukan diam-diam menyimpan “utang emosi” untuk diungkit lain kali.

7. Beri Waktu, Jangan Memaksa

Namanya luka, nggak bisa sembuh dalam semalam. Membangun kepercayaan itu butuh waktu dan proses. Kadang harus jatuh-bangun lagi. Tapi bukan berarti nggak mungkin, lho.

Kalau Bunda merasa sudah berusaha tapi pasangan belum juga percaya lagi, jangan langsung menyerah atau marah. Mungkin dia butuh waktu lebih panjang. Atau sebaliknya, kalau Bunda yang masih sulit percaya, nggak apa-apa bilang terus terang.

Yang penting, dua-duanya sama-sama mau terus mencoba dan tidak saling memaksa.

Baca juga: Rahasia Bunda: Membangun Kecerdasan Si Kecil Lewat Karakter Orang Tua yang Kuat!

8. Jangan Ragu Minta Bantuan

Kadang, kita butuh orang ketiga untuk membantu—tapi bukan orang ketiga yang bikin rusak ya, Bun! Maksudnya konselor atau terapis pernikahan.

Kalau masalah sudah berlarut-larut, nggak ada salahnya untuk counseling bersama. Justru ini menunjukkan kalau Bunda dan pasangan serius ingin memperbaiki hubungan.

cara membangun kepercayaan pada pasangan
Mendengarkan dan Didengarkan… cara membangun kepercayaan kembali setelah perselishan dengan pasangan

9. Fokus ke Hal Positif

Di tengah luka dan kecewa, coba ingat-ingat lagi kenapa dulu Bunda jatuh cinta pada pasangan. Kenangan baik bisa jadi penyemangat untuk memperbaiki keadaan.

Bangun ulang rasa sayang itu nggak harus dengan hal besar, Bun. Cukup mulai dari hal-hal sederhana yang penuh makna. Misalnya, masak makanan favorit pasangan sebagai bentuk perhatian kecil yang menyentuh hati. Atau ajak kencan kecil di rumah—nonton film bareng sambil ngemil, ngobrol santai setelah anak-anak tidur, atau sekadar duduk berdua sambil minum teh. Bahkan, kirim pesan manis di tengah kesibukan, walau cuma emoji hati, bisa bikin pasangan merasa diperhatikan dan disayang. Hal-hal kecil seperti ini seringkali jadi “obat” yang ampuh untuk memperbaiki ikatan yang sempat renggang.

10. Libatkan Anak dalam Proses Positif

Kalau Bunda dan pasangan sudah punya anak, usahakan jangan terlalu sering menampakkan pertengkaran di depan mereka. Anak-anak bisa jadi cermin hubungan kita, lho.

Sebaliknya, saat sedang dalam proses memperbaiki hubungan, libatkan juga anak-anak dalam kegiatan yang hangat dan penuh cinta. Ajak mereka masak bareng di dapur, menikmati piknik kecil di taman, atau menciptakan malam khusus untuk keluarga tanpa distraksi dari gadget. Momen-momen sederhana ini bisa menciptakan suasana rumah yang lebih hangat dan nyaman. Kehangatan itu nggak cuma bikin anak merasa aman dan dicintai, tapi juga bisa jadi semacam “bahan bakar cinta” yang menguatkan kembali ikatan antara Bunda dan pasangan.

11. Kuatkan Doa, Dekatkan Diri pada Tuhan

Bunda, selain usaha lahir, jangan lupa juga usaha batin. Doa adalah senjata yang paling tenang tapi paling kuat. Saat hati sedang goyah, saat pikiran penuh tanya, dan saat kepercayaan terasa hancur, mintalah petunjuk dari Yang Maha Membolak-balikkan hati.

Minta agar Bunda dan pasangan diberikan hati yang lembut, pikiran yang jernih, dan cinta yang saling memaafkan. Kadang, hal-hal yang manusia nggak bisa selesaikan, bisa perlahan-lahan dirapikan lewat doa dan keyakinan.

Bunda juga bisa mengajak pasangan sholat bersama, atau sekadar duduk bareng di pagi hari untuk berdoa dalam hati masing-masing. Momen ini bisa jadi cara untuk menyatukan hati yang tadinya jauh.

Baca juga: Ucapkan Terima Kasih dengan Cinta: 17 Ide Hadiah Hari Ibu untuk Istri Tersayang

Hati yang Retak Masih Bisa Diperbaiki, Asal Mau Sama-Sama Berjuang

Bunda, kepercayaan yang sempat hilang memang sulit untuk dikembalikan. Tapi bukan berarti mustahil. Dengan komunikasi yang tulus, komitmen yang kuat, dan usaha dari kedua belah pihak, luka bisa perlahan sembuh.

Ingat, setiap rumah tangga pasti pernah goyah, tapi bukan goyahnya yang menentukan akhir cerita. Yang penting adalah seberapa kuat Bunda dan pasangan ingin kembali berdiri bersama.

Dan jangan lupa, dalam proses memperbaiki hubungan, jaga juga tubuh dan hati Bunda sendiri. Istirahat cukup, makan enak, dan ngemil yang bikin mood naik juga penting, lho.

Kalau Bunda butuh inspirasi camilan sehat dan enak untuk dinikmati bareng keluarga, jangan lupa follow Instagram @Unifam.id ya! Banyak konten seru dan bermanfaat buat Bunda sekeluarga.

Dan pastikan juga Bunda belanja produk-produk Unifam hanya di Toko Official Unifam yang ada di Shopee dan Tokopedia, biar lebih aman, terpercaya, dan pasti original!

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel