Post pada 06 Nov 2024
Wayang merupakan sebuah warisan budaya Indonesia yang kaya akan nilai-nilai luhur, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat kita. Wayang adalah boneka tiruan yang terbuat dari kayu atau kulit yang digunakan untuk memerankan tokoh dalam pertunjukan drama tradisional. Wayang merupakan salah satu seni budaya tradisional Indonesia yang telah ada sejak zaman dahulu.
Tidak hanya sebagai hiburan, wayang juga merupakan media pendidikan yang efektif untuk membentuk karakter anak. Melalui kisah-kisah yang sarat dengan pesan moral, anak-anak dapat belajar tentang kebaikan, kebenaran, keadilan, dan nilai-nilai positif lainnya.
Tidak bisa dipungkiri, pendidikan karakter menjadi isu sentral dalam dunia pendidikan saat ini. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam kurikulum. Salah satu pendekatan yang menarik adalah dengan memanfaatkan kekayaan budaya lokal, seperti wayang.
Cerita-cerita pewayangan yang sarat akan nilai-nilai moral dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang relevan dan menarik bagi anak-anak. Selain itu, wayang juga dapat menjadi media yang efektif untuk mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak.
Dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional Indonesia pada tanggal 7 November nanti, Yuk Bun, kita coba terapkan cerita pewayangan ini sebagai salah satu kisah pembentuk karakter si kecil.
Sebelum kita membahas tentang bagaimana wayang dapat membantu dalam pendidikan karakter anak, ada baiknya kita mengenal dulu jenis-jenis wayang yang ada. Dari sekian banyak wayang yang ada, berikut adalah 10 jenis wayang populer di Indonesia:
Wayang purwa biasanya diambil dari cerita Ramayana dan Mahabarata dan berbahan kulit. Wayang ini memiliki bentuk yang berbeda dengan tubuh manusia pada umumnya, namun proporsi dari wayang ini seimbang karena diukir dengan sistem tertentu.
Dalam wayang purwa masih terdapat beberapa jenis wayang di dalamnya yang dibedakan menjadi empat macam berdasarkan ukurannya.
Wayang pedalangan merupakan wayang yang paling umum digunakan oleh masyarakat. Contoh wayang pedalangan yaitu wayang Bima dengan tinggi 70,7 cm dan lebar 30,2 cm.
Wayang kaper merupakan wayang kulit dengan ukuran terkecil. Wayang ini biasanya digunakan untuk anak – anak yang memiliki bakat dalam bidang pewayangan atau pedalangan.
Wayang kidang kencana merupakan jenis ukuran wayang kulit yang lebih besar dari jenis wayang kaper. Tujuan dibuat wayang ini agar pada saat pertunjukan tidak terlalu berat.
Wayang ageng merupakan jenis wayang kulit dengan ukuran paling besar. Wayang ini ditujukan untuk keperluan pagelaran wayang yang tidak memenuhi syarat-syarat kepraktisan karena wayang ini tidak sesuai dengan kekuatan dalang untuk memainkannya selama semalaman suntuk.
Wayang madya merupakan wayang ciptaan Mangkunegara IV Surakarta. Wayang ini diambil dari cerita Yudayono sampai Jayalengkara. Biasanya wayang ini tidak memakai sinar yang biasanya melambangkan kedudukan tiap raja yang berasal dari perhiasan yang dipakai di punggung.
Wayang klitik memiliki wujud pipih dan terbuat dari kayu, namun lengan dan tangannya terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Wayang ini biasanya dipakai untuk menceritakan tanah Jawa, khususnya kerajaan Majapahit dan Pajajaran.
Wayang beber merupakan wayang yang dilukis pada kain putih. Wayang ini biasanya terdiri dari empat buah yang berisikan 16 adegan. Saat akan mempertunjukkan wayang beber, biasanya dhalang merentangkan gambar wayang ini.
Wayang gedog diciptakan oleh Sunan Giri yang digunakan dalam cerita Panji. Wayang ini berbentuk mirip dengan wayang purwa, namun tidak menggunakan gelung ‘supit urang’ pada tokoh raja. Pada wayang jenis ini semua kepala menggunakan kain yang disebut dengan ‘udheng gilig’.
Wayang golek terbuat dari kayu yang bentuknya bulat seperti boneka dan biasanya berpakaian jubah, tanpa berkain panjang, memakai serban, sepatu, dan perlengkapan lainnya. Wayang ini menceritakan cerita Arab yang bersumber dari serat Menak.
Seperti yang disebutkan di atas, wayang bisa menjadi wadah pendidikan untuk si Kecil karena banyak hal. Salah satunya, wayang dapat menjadi wadah efektif dalam pembentukan karakter anak karena beberapa hal berikut ini:
Tokoh-tokoh wayang seperti Arjuna, Bima, Semar, dan lainnya memiliki karakter yang beragam, sehingga anak-anak dapat menemukan tokoh yang mereka idolakan dan ingin tiru.
Cerita wayang yang penuh dengan petualangan, intrik, dan konflik membuat anak-anak terhibur dan terbawa dalam cerita.
Cerita wayang memiliki nilai-nilai positif yang sarat akan pesan moral. Pesan-pesan moral yang terkandung dalam wayang bersifat universal, sehingga relevan dengan segala zaman dan budaya.
Bahasa yang digunakan dalam pewayangan sangat indah dan kaya akan makna, sehingga dapat memperkaya kosakata anak.
Wayang kulit dengan bentuknya yang unik dan gerakannya yang dinamis membuat cerita menjadi lebih hidup dan mudah diingat.
Salah satu alasan kenapa wayang dapat membantu pembentukan karakter anak adalah adanya nilai positif yang sarat makna dan pesan moral dalam cerita wayang. Beberapa nilai positif yang dapat dipelajari si Kecil dari wayang antara lain:
Tokoh seperti Arjuna dan Bima mengajarkan anak-anak untuk berani menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah.
Kisah-kisah wayang seringkali mengangkat tema tentang keadilan, sehingga anak-anak belajar untuk membedakan yang benar dan yang salah.
Tokoh seperti Semar mengajarkan anak-anak untuk sabar dalam menghadapi cobaan.
Kerja sama antar tokoh wayang dalam menghadapi musuh bersama mengajarkan pentingnya bekerja sama.
Hubungan antara anak dan orang tua dalam cerita wayang mengajarkan pentingnya menghormati orang tua.
Banyak kisah wayang yang mengangkat tema tentang cinta tanah air dan perjuangan mempertahankan kedaulatan.
Dengan banyaknya nilai positif yang sarat pesan moral untuk si Kecil, wayang bisa menjadi alternatif untuk Bunda dan Ayah dalam mengasuh si Kecil. Bunda dan Ayah dapat menggunakan wayang ini sebagai wadah pembentukan karakter si Kecil dengan cara berikut:
Bunda dan Ayah dapat menceritakan kembali kisah wayang dengan bahasa yang sederhana dan disesuaikan dengan usia si Kecil. Tak perlu gunakan bahasa tradisional namun yang terpenting adalah makna atau pesan moral tersampaikan dengan baik.
Ajak anak-anak untuk menonton pertunjukan wayang secara langsung atau melalui rekaman video. Bunda juga dapat mengajak si Kecil ke tempat wisata yang menawarkan pertunjukkan wayang ataupun ke Museum Wayang yang ada di Jakarta – simak rekomendasi museum edukatif untuk anak di Jabodetabek.
Anak-anak dapat belajar membuat boneka wayang sendiri dan memainkan peran sebagai tokoh-tokoh wayang. Hal ini juga dapat mendorong kreativitas anak dan siapa tahu Bunda dapat menemukan minat dan bakat si Kecil dari kegiatan ini.
Anak-anak dapat membuat komik berdasarkan cerita wayang. Selain melatih kemampuan menggambar, hal ini juga bisa mengasah daya imajinasi anak dalam membentuk alur cerita.
Setelah menonton atau membaca cerita wayang, ajak anak-anak untuk berdiskusi tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Ini juga akan mendorong daya analisa anak terhadap satu situasi atau kondisi.
Nah, itu dia Bunda, beberapa alasan kenapa wayang dapat menjadi salah satu wadah untuk pembentukan karakter anak sejak dini. Wayang bukan hanya sekadar seni pertunjukan, tetapi juga merupakan warisan budaya yang sangat berharga.
Dengan memanfaatkan wayang sebagai media pembelajaran, kita dapat menanamkan nilai-nilai luhur pada anak sejak dini. Melalui kisah-kisah yang menarik dan tokoh-tokoh yang inspiratif, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang berkarakter dan cinta budaya bangsa.