Post pada 09 Dec 2024
Hidup kadang membawa kita pada pengalaman-pengalaman yang tak terduga, termasuk perasaan trauma yang dapat menghantui dan memengaruhi kualitas hidup kita. Salah satu jenis trauma yang mungkin kurang familiar adalah scarcity trauma. Meskipun namanya mungkin terdengar asing, dampak yang ditinggalkannya sangat nyata dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan kita.
Scarcity trauma sering kali terkait dengan pengalaman kekurangan dalam hidup, baik itu kekurangan emosional, materi, atau rasa aman. Trauma ini bisa mempengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Namun, meskipun trauma ini bisa terasa sangat membebani, Bunda, ada cara-cara untuk mengatasinya dan memulihkan diri.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu scarcity trauma, dampaknya, serta tujuh cara yang dapat Bunda coba untuk mengatasi dan pulih dari trauma ini.
Scarcity trauma adalah bentuk trauma yang terjadi akibat pengalaman kekurangan yang dialami seseorang dalam hidupnya. Kekurangan ini bisa berhubungan dengan berbagai hal, seperti rasa kurang dihargai, kurang mendapat perhatian, kekurangan materi, atau bahkan rasa tidak aman yang terus-menerus. Pengalaman-pengalaman ini sering kali membuat seseorang merasa tidak cukup, tidak layak, atau takut kehilangan sesuatu yang penting.
Contoh dari trauma ini bisa berupa pengalaman masa kecil yang penuh kekurangan perhatian, atau perasaan takut tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup meskipun sudah berusaha keras. Perasaan ini bisa menjadi lebih dalam jika seseorang merasa bahwa kekurangan tersebut akan berlanjut atau bahkan memburuk di masa depan.
Trauma jenis ini dapat mempengaruhi seseorang dalam berbagai cara. Beberapa dampak yang mungkin timbul akibat scarcity trauma antara lain:
Seseorang yang mengalami scarcity trauma mungkin sering merasa cemas atau khawatir tentang masa depan, terutama terkait dengan kekurangan yang pernah dialami. Mereka cenderung menjadi overthinking karena merasa takut kehilangan sesuatu yang mereka anggap sangat berharga.
Salah satu dampak paling umum dari trauma ini adalah perasaan tidak cukup—baik itu tidak cukup pintar, tidak cukup baik, atau tidak cukup layak untuk menerima kebahagiaan dan kesuksesan, sehingga membuat seseorang menjadi insecure terhadap apapun dan dapat berujung pada overthinking lagi.
Bunda, seseorang yang mengalami scarcity trauma mungkin cenderung menjadi sangat fokus pada pencapaian materi, mencari cara untuk menutupi rasa takut akan kekurangan dengan berusaha keras untuk memiliki lebih banyak hal secara fisik atau emosional.
Ketika seseorang merasa kurang aman atau tidak cukup, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat. Mereka bisa merasa sulit untuk mempercayai orang lain atau merasa bahwa mereka selalu akan ditinggalkan.
Orang dengan scarcity trauma sering kali mencoba menghindari perasaan atau mengabaikan emosi mereka karena takut jika mereka merasa lebih banyak, mereka akan semakin tenggelam dalam perasaan kekurangan. Hal ini seringkali mengarah pada pikiran negatif pada ibu muda dan dapat berdampak pada kehidupan dengan pasangan.
Meskipun dampak dari scarcity trauma bisa sangat mengganggu, Bunda, ada cara-cara untuk menghadapinya dan mulai proses penyembuhan. Berikut adalah tujuh cara yang dapat Bunda coba untuk mengatasi trauma ini dengan langkah-langkah yang penuh kasih untuk diri sendiri.
Bunda, tidak ada salahnya untuk mencari dukungan dari orang-orang yang dekat dengan kita. Ketika menghadapi trauma, kita sering kali merasa terisolasi dan cemas untuk berbicara. Namun, menceritakan pengalaman traumatis kepada orang yang kita percayai bisa menjadi langkah pertama yang sangat penting dalam proses penyembuhan.
Ceritakan apa yang Bunda rasakan dan alami. Terkadang, hanya dengan mendengarkan atau memberi ruang bagi perasaan tersebut untuk keluar, kita bisa merasa lebih lega dan lebih siap untuk menghadapi perasaan tersebut. Bunda juga bisa mencari dukungan emosional dari pasangan, sahabat, atau keluarga yang bisa memberikan pengertian tanpa menghakimi.
Menulis jurnal adalah cara yang sangat bermanfaat untuk melepaskan perasaan yang terpendam. Menulis tidak hanya membantu mengklarifikasi perasaan, tetapi juga memberikan Bunda kesempatan untuk memahami diri sendiri lebih dalam. Cobalah untuk menulis tentang apa yang Bunda rasakan setiap hari, baik itu perasaan cemas, marah, atau bahkan rasa bersalah yang mungkin muncul.
Dengan menulis, Bunda bisa mengeluarkan emosi negatif yang mungkin terlalu berat untuk diungkapkan secara langsung. Jurnal bisa menjadi teman yang membantu Bunda menemukan kedamaian dalam proses penyembuhan.
Salah satu cara untuk mengatasi trauma adalah dengan mengalihkan perhatian kita dari perasaan cemas atau kekurangan yang terus muncul. Beraktivitas bisa menjadi cara yang sangat efektif untuk mengalihkan fokus dan memberi kesempatan pada pikiran untuk beristirahat dan menikmati me time.
Cobalah untuk menemukan kegiatan yang Bunda nikmati, seperti berkebun, melukis, memasak, atau berolahraga. Aktivitas yang menyenangkan ini bisa membantu meredakan stres dan memberikan Bunda rasa pencapaian dan kebahagiaan yang sering kali hilang karena trauma.
Kesehatan fisik dan mental sangat berkaitan erat. Ketika Bunda menjaga tubuh dengan baik—misalnya dengan makan makanan bergizi, cukup tidur, dan berolahraga—kesehatan mental juga akan ikut membaik. Tubuh yang sehat bisa mengurangi dampak negatif dari trauma dan membantu meningkatkan suasana hati.
Penting untuk memberi tubuh cukup istirahat, terutama setelah beraktivitas yang berat. Olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga juga bisa membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan mood. Jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang mendukung kesehatan tubuh dan otak, seperti sayuran, buah-buahan, dan protein sehat.
Bunda, perasaan yang muncul akibat trauma tidak bisa dipaksakan untuk hilang begitu saja. Sebaliknya, perasaan seperti marah, sedih, atau gelisah harus diterima sebagai bagian dari proses penyembuhan. Jangan takut untuk merasa dan mengakui perasaan tersebut, karena itu adalah langkah awal untuk sembuh.
Dengan menerima perasaan-perasaan ini, Bunda memberi ruang untuk diri sendiri untuk pulih. Ingat, setiap perasaan yang muncul adalah wajar dan bagian dari perjalanan healing.
Bunda, meski seringkali merasa malu atau merasa bahwa kita tidak cukup baik, penting untuk diingat bahwa kita tidak perlu menyalahkan diri sendiri atas kejadian traumatis yang kita alami. Trauma bukanlah kesalahan Bunda. Tidak ada alasan untuk merasa bersalah atas apa yang telah terjadi.
Cobalah untuk berempati pada diri sendiri dan beri diri kesempatan untuk sembuh. Kita semua berhak untuk merasa bahagia dan layak, meskipun telah melalui pengalaman yang menyakitkan.
Jika perasaan trauma terus mengganggu kehidupan Bunda, sangat penting untuk mencari bantuan profesional. Terapis atau psikolog yang berpengalaman dapat membantu Bunda mengatasi trauma dengan pendekatan yang tepat. Mereka bisa memberikan teknik-teknik untuk mengatasi kecemasan, ketakutan, dan perasaan kekurangan yang terus menghantui.
Bunda tidak perlu merasa malu untuk meminta bantuan. Dengan adanya dukungan dari profesional, proses penyembuhan bisa berlangsung dengan lebih terarah dan efektif.
Mengatasi scarcity trauma memang bukan hal yang mudah, tetapi Bunda, dengan langkah-langkah yang tepat dan dukungan yang tepat, Bunda pasti bisa melaluinya. Ingatlah untuk memberi diri waktu untuk sembuh dan tidak terburu-buru dalam proses ini. Menerima dukungan, menulis jurnal, menjaga kesehatan fisik, menerima perasaan, dan mencari bantuan profesional adalah langkah-langkah penting yang dapat Bunda ambil.
Trauma bukanlah akhir dari segalanya, tetapi sebuah perjalanan yang membutuhkan kesabaran dan kasih sayang pada diri sendiri. Bunda berhak untuk merasa baik, merasa cukup, dan menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan. Jangan ragu untuk memulai langkah pertama menuju penyembuhan—dan ingat, Bunda tidak sendirian dalam perjalanan ini.