Post pada 30 Nov 2022
Nyaris semua bunda pasti punya pengalaman menghadapi anak tantrum, yakni luapan emosi yang diekspresikan dengan cara marah, ngamuk, nangis, sampai banting barang. Menghadapi anak yang lagi tantrum memang menuntut kadar sabar bunda dalam posisi penuh. Tanpa kadar kesabaran, bunda bisa ikut-ikutan panik sampai emosi.
Padahal, anak lagi tantrum itu wajar lantaran kemampuan verbal dan komunikasinya masih sangat terbatas. Yang paling penting saat menghadapi anak tantrum respon bunda harus tepat agar perilaku tantrum tidak menetap dan menjadi kebiasaan buruk. Maka dari itu, bunda perlu banyak memperkaya wawasan untuk bekal dalam menghadapi anak yang lagi tantrum.
Pada dasarnya, anak pun mengalami kesulitan untuk mengontrol dirinya saat di situasi tantrum sehingga sangat membutuhkan bantuan bunda untuk menjalani situasi ini dengan lebih nyaman. Wawasan ini perlu diketahui agar bunda dapat lebih memahami cara yang efektif dan tepat dalam menghadapi anak tantrum. Mungkin masukan dari Psikolog Desti Apryanggun, M.Psi., Psikolog dari Kalbu, dapat bunda pertimbangkan.
Memang sih, tidak ada rumus tepat mendeteksi pemicu anak tantrum. Tapi biasanya bunda dapat mengenali pola ketika anak tantrum dengan membaca situasi. Biasanya anak akan tantrum ketika mengalami kondisi yang tidak nyaman atau yang tidak disukainya sehingga emosinya jadi mudah meledak-ledak. Ketika pola anak tantrum sudah tergambar, mulailah memahami kondisi serta perasaan anak.
Cobalah untuk memberi ruang untuk anak saat mengalami tantrum. Biarkan anak mengekspresikan emosinya, tapi harus tetap diawasi agar tidak membahayakan diri sendiri ataupun sekitarnya. Sambil menunggu anak lebih tenang, bunda pun bisa sambil menenangkan diri. Tunjukkan body language bahwa bunda merasakan empati pada situasi yang dialami anak.
Saat tantrum, energi anak seperti tidak ada habis-habisnya. Anak bisa kuat berteriak sampai guling-gulingan. Tentu saja situasi ini bisa memicu emosi bunda. Tapi sebaiknya tahanlah, jangan lawan anak tantrum dengan membalas teriakannya. Kedepankan love language dengan mengatakan bahwa bunda akan tetap menemaninya hingga buah hati merasa lebih tenang dan bunda akan memberikan pelukan jika anak membutuhkannya.
Sampaikan komunikasi dengan lembut dan berikan sentuhan hangat agar anak merasa lebih nyaman. Sentuhan hangat bisa berupa belaian rambut, menepuk punggung, ataupun pelukan.
Setelah tantrum mereda dan anak terlihat lebih tenang, bunda bisa mengajak anak untuk diskusi tentang situasi tantrum. Pertama, bunda bisa menanyakan hal yang membuat anak menangis. Lalu diskusikan bagaimana seharusnya dan berikan alasan mengapa keinginan anak belum bisa dipenuhi. Diskusikan bersama anak sesuai dengan usianya sehingga anak bisa lebih paham. Hal ini diharapkan bisa meminimalisir terjadinya tantrum dengan pemicu serupa di kemudian hari.
Itulah cara-cara yang dapat bunda terapkan ketika menghadapi anak yang lagi tantrum. Tapi bila frekuensi tantrum sudah keseringan dalam satu hari tanpa penyebab yang jelas, bunda bisa mempertimbangkan opsi untuk melakukan pemeriksaan dengan membuat janji dengan psikolog.
Jangan lupa untuk mengunjungi Instagram PINO Indonesia, Tokopedia & Shopee UNIFAM Official Store untuk mendapatkan promo terbaik dari produk-produk UNIFAM.