Post pada 05 May 2023
Siapa sih yang nggak ingin memberikan pendidikan terbaik untuk si kecil? Pendidikan adalah aset penting yang tak hanya membangun kesuksesan di masa depan tapi juga karakter si kecil.
Demi tujuan ini, tak jarang ada sebagian orangtua yang selalu mendorong anak untuk giat belajar. Pokoknya segala cara agar proses belajar menyenangkan dan membuat si kecil bersemangat.
Memang bagus tujuannya, tapi di sisi anak akan merasa ini menjadi tekanan dan paksaan. Ketika sudah merasakan hal ini maka si kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang senang mem-bully teman sebagai jalan keluar meluapkan emosi.
Maksud dari memaksa anak belajar adalah kondisi di mana bunda mendorong anak secara terus menerus untuk belajar. Hampir setiap hari harus berjibaku dengan pelajaran dan tugas-tugas sekolah. Anak nyaris tidak leluasa menikmati waktu untuk kegiatan lain.
Si kecil selalu dituntut untuk memberikan nilai terbaik dalam hal akademis. Sebenarnya, secara tak langsung, situasi ini sebenarnya berangkat dari ambisi orangtua dalam membentuk anak menjadi pribadi yang sempurna dan juara dalam segala hal.
BACA: Anak Mulai Sekolah Lagi Setelah Libur Lebaran, Apakah Perlu Diberikan Uang Saku?
Ada beberapa dampak terhadap anak yang selalu dipaksa belajar terus-terusan. Sebut saja si kecil akan kehilangan motivasi bersekolah, rutinitas harian jadi tak seimbang, malas menunaikan pekerjaan rumah, relasi sosial jadi terganggu, anak mudah tersinggung, sampai jadi hiperaktif.
Di sisi lain, bila bunda kendor dalam urusan ini, dikhawatirkan akan membuat anak malas belajar dan ogah-ogahan. Alhasil, bunda sebaiknya mengambil langkah bijaksana dan kreatif bagaimana membangun mental dan semangat anak belajar.
BACA: Pendidikan Moral bagi Anak Penting, Pastikan sudah Dipupuk di Rumah
Maka itu, ada beberapa hal yang sebaiknya bunda sadari agar anak tidak merasa dalam kungkungan harus jadi anak pintar dan juara di sekolah.
Setiap anak adalah pribadi unik dan punya kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu tak perlu memaksa anak menguasai semua bidang akademik di sekolah. Jika tampak tak menyukai matematika, bukan berarti ia bodoh. Bisa jadi, ia lebih suka hal-hal yang bersifat seni dan mungkin bisa jadi ahli di bidang tersebut jika diasah dengan baik!
Memberi hadiah kepada anak saat ia berprestasi memang tidak salah. Namun jika terlalu sering justru berdampak buruk. Anak akan jadi pribadi yang oportunis karena hanya akan belajar dan berusaha sebaik mungkin hanya untuk mendapatkan hadiah. Jika tidak mendapat nilai bagus, maka akan merasa gagal.
Daripada menjanjikan hadiah, ada opsi yang lebih bijaksana yaitu menawarkan camilan favoritnya yang dapat disantap bersama bunda. Misalnya saja Pino Es Serut Buah. Produk besutan Unifam ini sangat pas untuk menemani momen kedekatan antara bunda dan si kecil. Dengan rasa buah yang menyegarkan dan kaya akan vitamin, anak akan merasakan perhatian penuh dari bunda.
Kunjungi lapak official Unifam untuk mendapatkan Pino Es Serut Buah di Shopee dan Tokopedia.