Post pada 11 Dec 2020
Perusahaan makanan dan minuman multinasional, PT United Family Food (Unifam) punya strategi ekspansif untuk menghadapi masa sulit akibat pandemi COVID-19. Perusahaan gencar melakukan berbagai aktivitas untuk merespons melemahnya daya beli masyarakat, khususnya di industri makanan dan minuman. Keberhasilan dari strategi ini pun membawa kinerja positif bagi Unifam.
Steven Erwin Wijaya, CEO PT United Family Food (Unifam) menjelaskan ketika banyak perusahaan yang melihat kondisi sekarang ini sebagai tantangan, ia justru melihat banyak peluang. Peluang tersebut kemudian diakselerasi menjadi aktivitas produksi yang menghasilkan keuntungan.
Selama masa pandemi, Unifam melahirkan berbagai inovasi melalui produk-produk mereka. Hal ini dilakukan untuk bersikap adaptif atas peluang yang ada. Ada tiga inovasi selama pandemi yang dilakukan perusahaan yang akan memasuki usia ke 40 ini, yaitu melakukan diversifikasi dan pembaruan produk.
Pertama, Unifam meluncurkan produk hand sanitizer, yang memang mengalami lonjakan permintaan semenjak semester pertama tahun 2020 atau saat pandemi merebak.
Kedua, melalui produk Milkita yang memiliki ekstensi produk berupa Susu Kental Manis mengalami upgrading dengan penggunaan susu segar, vitamin, mineral dan kalsium tinggi. Pembaruan ini pun memperkuat daya saing susu kental manis Milkita di pasarnya.
“Jadi produk tersebut benar-benar berguna bagi orang-orang yang bekerja dan tetap melakukan aktivitasnya,” kata Steven dalam keterangan resminya.
Ketiga, Unifam meluncurkan Super Zuper Vitamin C-100. Steven melihat adanya peluang dari produk permen yang memiliki manfaat tambahan bagi anak-anak selama masa pandemi untuk menjaga kesehatan.
Portofolio produk Unifam
Hasilnya, saat pandemi penjualan Unifam justru meningkat 15% pada semester pertama tahun 2020. Padahal setiap tahun, Unifam hanya mengalami kenaikan penjualan antara 13% hingga 14%. Dan menutup tahun 2020 ditargetkan penjualan bisa meningkat hingga 21%.
“Inovasi dan ekspansi harus terus dilakukan baik melalui produk baru maupun pasar baru,” tutup Steven.
Artikel ini dilansir dari Marketeers