Post pada 20 Des 2021
‘Harta yang paling berharga adalah keluarga.’
Familiar dengan kalimat itu? Yup, itu adalah penggalan lirik dari original soundtrack film Keluarga Cemara. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya mendiang Arswendo Atomowijoto itu sering menjadi acuan membangun keluarga harmonis.
Keluarga yang harmonis tentu saja menjadi dambaan semua pasangan. Terlebih lagi sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak-anak. Bakat, potensi, dan kemampuan mereka akan terbentuk dengan optimal.
Setiap pasangan pasti punya jurus sendiri dalam membangun keluarga harmonis. Hanya dalam garis besar, setidaknya ada beberapa kesamaan yang dapat diadaptasi. Apa saja jurus itu?
1. Komunikasi yang hangat
Komunikasi yang intens dan hangat antar anggota keluarga akan melahirkan atmosfer kegembiraan. Komunikasi ini dapat terbangun sepanjang terbangun konsensus saling percaya dan saling support satu sama lain. Selain itu, komunikasi yang terjalin dapat menjauhkan suasana rumah yang monoton dan dingin.
Banyak cara yang dapat dipilih agar komunikasi dapat terbangun hangat. Misalnya dengan melakukan aktivitas yang membangun kebersamaan seperti menonton film animasi sambil merangsang semua anggota keluarga mengomentari film.
Biar makin seru, dapat pula menyajikan camilan sehat macam Pino Cup Jelly. Camilan sehat itu dapat disantap semua kalangan sampai anak-anak. Lantaran terbuat dari konnyaku, semacam ubi Jepang, Pino Cup Jelly kaya akan kandungan serat tinggi yang bagus untuk kesehatan.
2. Jauhi sikap egois dan menang sendiri
Suami dan istri adalah dua individu berbeda yang disatukan dalam pernikahan. Tentu saja, masing-masing memiliki karakter tersendiri. Ketika sikap tidak egois dan menang sendiri menjadi prinsip bersama, maka segala macam konflik akan mudah terselesaikan.
Di samping itu, sikap egois dan menang sendiri cenderung bersifat destruktif. Acuh tak acuh dan menjadi pribadi yang dingin sama saja akan melahirkan atmosfir yang kurang baik dalam keluarga.
3. Dahului kepentingan anak
Anak adalah universe alias pusat semesta dalam keluarga. Begitu orientasi pada anak menjadi prioritas, maka akan membentuk sikap tanggung jawab dan amanah. Bahkan ekspresi ceria dan bahagia anak akan menular kepada orangtua. Meski begitu, di sini bukan berarti mengabaikan kebahagiaan pasangan. Porsi untuk pasangan tetap dimainkan secara seimbang.
4. Bijak mengelola konflik
Konflik dalam rumah tangga itu suatu keniscayaan. Tinggal bagaimana mengelola konflik menjadi sumber membangun kedewasaan satu sama lain. Di samping itu, konflik yang biasanya berasal dari perbedaan pandangan atau masalah dapat menjadi pelajaran penting dan cerita tersendiri dalam merajut biduk rumah tangga.
5. Bangun gaya hidup sehat
Gaya hidup sehat dapat berkontribusi dalam membangun keluarga yang harmonis. Maka itu, menjadi penting agar seluruh anggota keluarga sudah menerapkan gaya hidup sehat. Tentu saja mulai dari orangtua untuk memberi teladan dapat mengadopsi gaya hidup sehat. Sebut saja dalam mengkonsumsi makanan, aktivitas harian dengan menyisipi olahraga dan sebagainya.
6. Bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
Poin ini jangan sampai terlupakan. Keharmonisan keluarga juga dipengaruhi seberapa hangat hubungan dengan tetangga. Sikap ringan tangan dan sering meluangkan waktu untuk anjangsana dengan tetangga dapat membangun hubungan yang erat dengan lingkungan.
Itulah sebagian kecil cara yang dapat diterapkan agar keharmonisan keluarga mudah tercipta. Sekali lagi, setiap pasangan punya cara unik dan sendiri-sendiri untuk menuju keluarga harmonis. Tapi yang jelas, mulailah bergerak dan bikin ‘together planning’ bareng seluruh anggota keluarga.