Artikel

Hati-Hati, Bukan Sekadar Rewel Biasa! Kenali Tanda Awal Masalah Kesehatan Jiwa Si Kecil Sejak Dini

Post pada 08 Okt 2025

Bunda, kita semua pasti sepakat bahwa kesehatan fisik Si Kecil adalah prioritas utama. Ketika anak demam, batuk, atau jatuh, kita akan langsung sigap mencari penanganan terbaik. Tapi, bagaimana dengan kesehatan jiwanya? Apakah kita memberikan perhatian yang sama besarnya pada “sakit di hati” atau “kecemasan di kepala” Si Kecil?

Di era yang serba cepat dan penuh tekanan ini, masalah kesehatan mental tidak hanya menyerang orang dewasa, lho. Anak-anak dan remaja juga sangat rentan. Seringkali, tanda-tanda awal ini disalah artikan sebagai kenakalan, sifat manja, atau fase rewel biasa. Padahal, jika diabaikan, gangguan kesehatan jiwa pada anak bisa mempengaruhi masa depan, prestasi akademik, hingga kemampuan mereka bersosialisasi.

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (18 Oktober) adalah momentum penting bagi kita para orang tua untuk lebih membuka mata dan hati. Semakin dini kita mengenali masalahnya, semakin cepat dan efektif bantuan yang bisa kita berikan. Si Kecil berhak mendapatkan masa kecil yang bahagia dan mental yang sehat!

Artikel ini akan memandu Bunda untuk memahami ciri-ciri utama masalah kesehatan jiwa pada Si Kecil. Mari kita jadikan diri kita sebagai “detektor” pertama yang peka terhadap perubahan perilaku dan emosi anak, karena Bunda adalah pelabuhan teraman bagi mereka.

Baca juga: Bunda, Kenali 5 Faktor Penyebab Gangguan Kesehatan Mental Remaja dan Cara Mengatasinya!

Mengapa Masalah Kesehatan Jiwa Anak Sulit Dikenali?

 

Masalah kesehatan mental pada anak sering kali sulit didiagnosis karena beberapa alasan, Bunda:

  1. Keterbatasan Komunikasi: Anak, apalagi yang masih balita, belum punya kosakata yang cukup untuk mengungkapkan perasaan rumit seperti “kecemasan yang berlebihan” atau “kesedihan yang mendalam.” Mereka mengungkapkannya lewat perubahan perilaku.
  2. Sering Dikira Fase Perkembangan: Perilaku menentang, tantrum, atau mood swing (perubahan suasana hati) sering dianggap bagian normal dari tumbuh kembang. Padahal, jika intensitas dan durasinya berlebihan, ini bisa jadi alarm.
  3. Bentuk Gejala yang Berbeda: Anak mungkin tidak menunjukkan gejala depresi seperti orang dewasa. Mereka justru mungkin menunjukkan gejala fisik (seperti sakit perut atau sakit kepala berulang) atau perilaku agresif.

Oleh karena itu, Bunda harus jeli dan melihat pola, bukan hanya kejadian tunggal!

5 Tanda Masalah Kesehatan Jiwa Anak – Kenali Tanda-Tanda Peringatan (Red Flags) di Balik Perubahan Perilaku Si Kecil

tanda masalah kesehatan jiwa anak sejak dini dan cara megnatasi

Perhatikan baik-baik, Bunda, jika Si Kecil menunjukkan perubahan drastis dan menetap dalam beberapa minggu atau bulan di bawah ini. Ini adalah tanda-tanda paling umum yang perlu diwaspadai:

1. Perubahan Emosi dan Suasana Hati yang Ekstrem

  • Kesedihan Berkepanjangan: Si Kecil terlihat murung, sedih, atau menangis terus-menerus selama dua minggu atau lebih tanpa alasan yang jelas. Ini bisa jadi tanda depresi.
  • Ledakan Amarah yang Sering dan Meledak-ledak (Temper Tantrum): Amarah yang tidak proporsional dengan pemicunya, sangat intens, dan sulit ditenangkan. Ini bisa terkait dengan gangguan perilaku atau gangguan disregulasi suasana hati.
  • Ketakutan atau Kecemasan Berlebihan: Si Kecil menunjukkan kekhawatiran yang intens dan tidak rasional. Misalnya, takut berpisah dari Bunda (Separation Anxiety) atau ketakutan terhadap hal spesifik (Fobia).
  • Sangat Sensitif: Mudah tersinggung, mudah putus asa, dan merasa dirinya selalu salah atau tidak berharga.

2. Perubahan Pola Sosial dan Minat

  • Menarik Diri dari Lingkungan Sosial: Si Kecil kehilangan minat untuk bermain dengan teman-temannya. Lebih memilih menyendiri di kamar atau menghindari interaksi sosial yang biasa ia nikmati.
  • Kehilangan Minat pada Hobi: Tidak lagi antusias dengan kegiatan atau hobi yang sebelumnya sangat ia sukai, seperti menggambar, olahraga, atau bermain game favorit.
  • Kesulitan Menjalin Hubungan: Sering bertengkar atau kesulitan mempertahankan pertemanan.
  • Sulit Beradaptasi: Menjadi sangat sulit menerima perubahan, misalnya pindah sekolah atau perubahan rutinitas.

3. Perubahan Kinerja Akademik dan Kognitif

  • Penurunan Prestasi Drastis: Nilai sekolah menurun tajam dan tiba-tiba.
  • Sulit Berkonsentrasi: Si Kecil mengalami kesulitan serius untuk fokus pada tugas sekolah, mendengarkan instruksi, atau mengingat informasi (Attention-deficit/hyperactivity disorder atau ADHD adalah salah satu yang ditandai kesulitan ini, selain gejala hiperaktif dan impulsif).
  • Enggan Sekolah atau Sering Bolos: Menolak pergi ke sekolah karena kecemasan atau masalah lain.

Baca juga: Mengenalkan Emosi pada Anak Lewat Film Inside Out 2: Petualangan Baru Riley yang Penuh Warna!

4. Perubahan Kebiasaan Fisik (Somatik)

  • Gangguan Tidur: Mengalami kesulitan tidur (insomnia), sering terbangun di malam hari, atau justru tidur berlebihan (hipersomnia).
  • Gangguan Makan: Perubahan drastis pada nafsu makan. Bisa jadi kehilangan nafsu makan, makan berlebihan, atau memuntahkan makanan (Eating Disorder).
  • Keluhan Fisik Berlebihan: Sering mengeluh sakit perut, sakit kepala, atau nyeri otot yang tidak dapat dijelaskan oleh penyakit medis. Ini seringkali merupakan manifestasi fisik dari stres atau kecemasan.
  • Kelelahan Signifikan: Merasa sangat lelah dan tidak berenergi tanpa alasan fisik yang jelas.

5. Perilaku yang Mengkhawatirkan dan Berbahaya

Ini adalah Red Flags yang harus ditangani segera oleh profesional:

  • Agresif dan Merusak: Terlibat dalam perkelahian, menyakiti orang lain, atau merusak barang dengan sengaja.
  • Menyakiti Diri Sendiri (Self-Harm): Melukai diri sendiri atau berbicara tentang menyakiti diri sendiri.
  • Pikiran Bunuh Diri: Berbicara tentang kematian, putus asa, atau memiliki keinginan untuk bunuh diri.
  • Halusinasi atau Delusi: Mengeluh melihat, mendengar, atau mempercayai hal-hal yang tidak ada (Skizofrenia).
  • Penyalahgunaan Zat: Mulai mencoba atau menggunakan rokok, alkohol, atau obat-obatan terlarang.

Baca juga: Jangan Sampai Terlewat! Mengenal Tanda Ajaib Tumbuh Kembang Si Kecil yang Sehat dan Optimal

Berbagai “Musuh Tak Terlihat”: Jenis Gangguan Mental pada Anak

kenali apa saja masalah kesehatan jiwa anak

Mengenal tanda-tanda umum penting, Bunda, tapi tak ada salahnya kita kenalan juga dengan beberapa jenis gangguan mental yang sering menyerang anak dan remaja:

1. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)

Ini bukan hanya rasa cemas biasa. Ini adalah kecemasan yang kuat, menetap, dan mengganggu aktivitas harian.

  • Ciri-ciri pada anak: Sering mengeluh sakit fisik (kepala/perut), menangis saat berpisah dari orang tua, takut berlebihan pada situasi sosial, panik saat harus tampil atau mencoba hal baru.

2. Depresi

Gangguan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih, putus asa, dan hilangnya minat berlangsung dalam waktu lama (minimal 2 minggu).

  • Ciri-ciri pada anak: Murung, mudah marah (iritabilitas), kurang energi, sering mengeluh lelah, perubahan berat badan/nafsu makan.

3. ADHD (Attention-deficit/hyperactivity disorder)

Gangguan neurodevelopmental yang ditandai dengan kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif yang mengganggu fungsi di sekolah atau rumah.

  • Ciri-ciri pada anak: Sulit mempertahankan perhatian (sering melamun), sering lupa, selalu bergerak (tidak bisa duduk tenang), sering menyela pembicaraan orang lain.

4. Gangguan Perilaku (Disruptive Behavior Disorder)

Anak menunjukkan perilaku yang menentang, agresif, dan melanggar aturan secara terus-menerus.

  • Ciri-ciri pada anak: Sering berbohong, mencuri, memprovokasi pertengkaran, menentang perintah orang dewasa secara ekstrem, atau bahkan melarikan diri dari rumah.

5. Gangguan Spektrum Autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD)

Gangguan yang memengaruhi komunikasi dan interaksi sosial.

Ciri-ciri pada anak: Kesulitan memahami isyarat sosial, gerakan repetitif (mengulang-ulang), minat yang sangat terbatas dan intens, serta masalah dalam komunikasi verbal maupun nonverbal.

Langkah Awal Super Bunda: Apa yang Harus Dilakukan?

tanda masalah kesehatan jiwa anak dan cara mengatasinya

Melihat tanda-tanda ini tentu bisa membuat Bunda khawatir. Namun, ingatlah bahwa kekhawatiran yang konstruktif akan memicu tindakan yang tepat.

1. Jangan Dihakimi, Tapi Didengarkan

  • Tahan Stigma: Hindari melabeli Si Kecil dengan sebutan negatif (pemalas, nakal, manja). Stigma justru akan memperburuk kondisi mereka.
  • Ciptakan Ruang Aman: Ajak Si Kecil bicara dari hati ke hati di saat yang santai. Biarkan mereka tahu bahwa perasaannya valid dan Bunda selalu siap mendengarkan tanpa menghakimi.
  • Ajarkan Regulasi Emosi: Bantu Si Kecil mengenali emosinya (“Kamu sekarang terlihat marah/sedih/cemas”) dan ajarkan cara yang sehat untuk mengelolanya (misalnya, tarik napas dalam-dalam, menulis, atau menggambar).

2. Konsultasi dan Cari Bantuan Profesional

Jika perubahan perilaku atau emosi Si Kecil sudah menetap selama lebih dari beberapa minggu dan mengganggu fungsi sehari-hari di rumah atau sekolah, JANGAN TUNDA untuk mencari bantuan profesional.

  • Psikolog Anak: Untuk evaluasi, diagnosis awal, dan terapi perilaku (konseling).
  • Psikiater Anak: Untuk evaluasi, diagnosis, dan penanganan yang mungkin memerlukan intervensi medis atau obat-obatan.
  • Dokter Anak: Untuk menyingkirkan kemungkinan keluhan fisik (sakit perut, sakit kepala) yang disebabkan oleh masalah medis.

3. Optimalkan Lingkungan Keluarga

  • Terapkan Pola Hidup Sehat: Pastikan Si Kecil mendapatkan tidur yang cukup, nutrisi seimbang, dan aktivitas fisik teratur. Kebiasaan sehat ini adalah fondasi mental yang kuat.
  • Disiplin Positif: Tetapkan aturan yang jelas dan konsisten, tapi selalu dibarengi dengan kasih sayang, pujian, dan dukungan. Hindari disiplin yang kaku, mengancam, atau membandingkan.

Baca juga: Menjaga Kesehatan Mental Keluarga: Sebuah Investasi untuk Masa Depan

Kesehatan Jiwa Anak Adalah Masa Depan Bangsa

Bunda, kita sering merayakan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia – 18 Oktober sebagai pengingat bahwa kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Memelihara mental Si Kecil sejak dini berarti kita sedang membangun fondasi bagi generasi penerus yang tangguh, cerdas, dan bahagia.

Ingatlah, Si Kecil mungkin tidak meminta bantuan dengan kata-kata, tetapi dengan perilakunya. Tugas kita sebagai orang tua adalah menjadi pahlawan yang bisa membaca dan merespons sinyal-sinyal tak terlihat tersebut. Dengan cinta, kesabaran, dan bantuan profesional saat dibutuhkan, kita bisa membantu Si Kecil melewati badai emosi dan tumbuh menjadi individu yang sehat mental dan siap menghadapi dunia.

Semangat terus, Bunda hebat!

Bunda bisa temukan artikel parenting lainnya di Instagram @Unifam.id. Dan pastinya, jangan lupa belanja produk-produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia biar lebih aman dan pasti asli!

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel