Post pada 22 Okt 2025
Halo, Bunda!
Ngaku deh, siapa yang pernah ngerasa capek banget mikirin menu makan anak? Sudah masak dengan penuh cinta, eh… anak malah bilang, “Nggak mau, Ma!” atau cuma nyendok dua kali lalu pergi main lagi. Rasanya kayak perjuangan Bunda nggak dihargai, ya?
Kalau ini sering kejadian, jangan khawatir. Bunda nggak sendirian. Banyak ibu muda di luar sana yang juga mengalami stres karena urusan gizi anak. Padahal, niatnya kan cuma pengen anak tumbuh sehat dan kuat. Tapi lama-lama, tekanan itu bisa bikin Bunda merasa lelah secara fisik dan emosional.
Menurut Action for Children UK, kondisi seperti ini termasuk parental burnout, kelelahan mental dan emosional akibat tanggung jawab sebagai orang tua yang terus-menerus. Nah, biar drama dapur nggak berubah jadi stres berkepanjangan, yuk bahas bareng cara-cara sederhana tapi ampuh untuk mengelola stres akibat gizi anak.
Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembang buah hati, termasuk soal makanan bergizi. Tapi kenyataannya, menjaga pola makan anak kadang bisa jadi sumber stres tersendiri, apalagi kalau anak susah makan, pilih-pilih, atau lebih doyan jajanan dibanding masakan rumah. Tenang, Bun, bukan berarti Bunda gagal. Yuk, kita bahas lima cara cerdas yang bisa bantu Bunda tetap tenang, semangat, dan bahagia meski tantangan gizi anak datang silih berganti!
Bunda sering kali terlalu keras pada diri sendiri. Maunya semua harus perfect: sayur harus habis, lauk harus bergizi seimbang, camilan harus homemade. Padahal, anak juga punya fase dan selera sendiri.
Daripada stres karena anak nggak mau makan brokoli hari ini, coba lihat progresnya dari waktu ke waktu. Mungkin minggu ini dia udah mau coba satu potong wortel, minggu depan bisa tambah lagi.
Yang penting, Bunda sudah berusaha memperkenalkan makanan sehat dengan cara yang positif. Ingat, anak belajar mencintai makanan sehat bukan karena dipaksa, tapi karena dibiasakan dengan suasana makan yang menyenangkan
Kadang tanpa sadar, Bunda menjadikan waktu makan sebagai “medan perang”: anak dipaksa makan, Bunda ngomel, dan ujung-ujungnya dua-duanya bad mood. Yuk, ubah suasananya jadi family time!
Coba ajak anak bantu hal-hal kecil, seperti menata piring atau memilih lauk hari itu. Anak akan merasa punya kendali dan lebih semangat makan makanan yang ia bantu siapkan.
Selain itu, waktu makan bisa jadi momen ngobrol ringan: tanya gimana hari mereka di sekolah, cerita lucu, atau main tebak rasa. Makan bareng tanpa tekanan bisa bikin anak lebih rileks, dan Bunda pun ikut bahagia.
Nggak ada yang bisa menuangkan dari gelas kosong, Bun. Kalau Bunda terlalu capek, lelah, atau merasa gagal terus, itu tanda kalau tubuh dan pikiran Bunda butuh istirahat.
Nggak perlu harus me time mewah ke spa atau liburan jauh. Kadang cukup 15 menit buat minum teh hangat sambil duduk tenang tanpa gangguan, itu sudah bisa bantu banget.
Bunda juga boleh, kok, minta tolong pasangan untuk gantian urus anak atau masak. Mengurus keluarga itu tanggung jawab bersama, bukan beban satu orang saja.
Ingat, Bunda yang bahagia akan menular ke anak-anaknya. Jadi, jaga energi positif itu dengan kasih ruang untuk diri sendiri.
Kebanyakan stres muncul karena Bunda membandingkan diri sendiri dengan ibu lain. “Wah, anaknya si A doyan sayur, anakku kok enggak ya?” atau “Dia selalu masak menu 4 sehat 5 sempurna, aku cuma sempat goreng telur.”
Stop dulu, Bun. Tiap anak punya ritme dan kebutuhan sendiri. Fokus pada perkembangan anak Bunda, bukan pencapaian orang lain.
Ingat, perjalanan gizi anak itu jangka panjang. Hari ini mungkin belum sempurna, tapi setiap langkah kecil yang Bunda ambil, seperti memilih bahan makanan yang lebih sehat atau menambah variasi menu, sudah berarti besar untuk tumbuh kembang si kecil.
Kadang stres di dapur datang karena Bunda merasa semuanya harus dimasak dari nol. Padahal sekarang banyak produk praktis dan bergizi yang bisa bantu menghemat waktu tanpa mengorbankan kualitas makanan anak.
Misalnya, Milkita Pasta dari Unifam, camilan sehat berbahan dasar susu dalam bentuk pasta yang tinggi kalsium, jadi baik dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga. Bunda bisa menyajikannya langsung sebagai camilan, atau menggunakannya sebagai topping roti, bubur kacang, makanan penutup, hingga aneka olahan es. Praktis, lezat, dan tetap bergizi! Dengan bantuan kecil seperti ini, waktu makan bisa jadi lebih mudah dan menyenangkan, tanpa drama dapur yang bikin stres.
Jadi, nggak perlu merasa bersalah kalau sesekali memilih jalan pintas yang aman dan bergizi. Karena tujuan utama bukan jadi ibu sempurna, tapi ibu yang bahagia dan realistis.
Mengurus gizi anak memang bukan hal mudah, Bun. Tapi bukan berarti harus jadi sumber stres setiap hari. Dengan belajar lebih santai, memberi waktu untuk diri sendiri, dan melihat setiap proses sebagai pembelajaran, Bunda bisa melewati “drama dapur” dengan senyum.
Yang terpenting, jangan lupa: anak butuh ibu yang bahagia, bukan ibu yang sempurna.
Kalau Bunda sudah bahagia, energi positif itu akan terasa di rumah, termasuk saat waktu makan.
Yuk, Bunda! Follow Instagram @Unifam.id untuk dapatkan inspirasi menu sehat dan tips parenting lainnya.
Dan jangan lupa, pastikan Bunda beli produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia, biar terjamin kualitas dan keasliannya!