Articles

Hati-Hati, Bun! Ini 9 Financial Red Flag dalam Keluarga yang Harus Diwaspadai

Post pada 14 Jul 2025

Mengelola keuangan rumah tangga itu nggak semudah yang dibayangkan, ya Bunda? Kadang penghasilan cukup, tapi entah kenapa selalu terasa pas-pasan. Kadang juga sudah rajin menabung, eh, tiba-tiba muncul pengeluaran tak terduga yang bikin dompet menipis. Nah, hal-hal seperti ini bisa jadi pertanda adanya financial red flag dalam keluarga, lho.

Financial red flag artinya tanda-tanda bahaya dalam mengatur keuangan. Kalau dibiarkan terus, bisa berdampak serius ke masa depan keluarga. Bahkan, bukan cuma soal isi rekening, tapi juga bisa mengganggu keharmonisan rumah tangga. Duh, jangan sampai deh, Bun!

Baca juga: Hari Keuangan Nasional: 6 Tips Cerdas Atur Anggaran Keluarga untuk Masa Depan yang Cerah

9 Financial Red Flag dalam Keluarga yang Harus Diwaspadai

financial red flag dalam keluargan
Simak apa saja ciri atau tanda financial red flag dalam keluarga!

Nah, sekarang saatnya Bunda mulai lebih jeli! Karena masalah keuangan dalam rumah tangga itu seringkali nggak datang tiba-tiba. Biasanya, ada tanda-tanda kecil yang sering dianggap sepele—padahal justru itu awal dari persoalan besar. Tanda-tanda inilah yang disebut financial red flag.

Biar keuangan keluarga tetap sehat dan harmonis, yuk, kenali dan waspadai 9 financial red flag yang sebaiknya Bunda sadari sejak dini. Siapa tahu, ada satu atau dua poin yang selama ini tanpa sadar sudah terjadi di rumah. Jangan sampai terlambat, ya, Bun!

1. Suka Menyembunyikan Pengeluaran dari Pasangan

Pernah nggak, Bun, beli sesuatu diam-diam dan berharap pasangan nggak tahu? Atau sebaliknya, pasangan bilang nggak belanja apa-apa, tapi tiba-tiba ada barang baru di rumah. Kalau kejadian seperti ini mulai sering terjadi, bisa jadi pertanda keuangan keluarga kurang transparan.

Kejujuran dalam mengatur uang itu penting banget. Kalau satu sama lain mulai sering menyembunyikan pengeluaran, artinya sudah ada jurang kepercayaan yang terbentuk. Tanpa keterbukaan, akan sulit banget buat membuat perencanaan keuangan bersama.

Makanya, yuk mulai biasakan diskusi ringan soal pengeluaran sehari-hari. Misalnya, bahas pengeluaran rutin setiap akhir pekan sambil ngopi bareng. Dengan begitu, keuangan jadi lebih sehat dan hubungan pun tetap harmonis.

Baca juga: Saat Hati Pernah Terluka: Cara Membangun Lagi Kepercayaan Setelah Bertengkar dengan Pasangan

2. Hidup dari Gali Lubang Tutup Lubang

Kalau tiap bulan harus berutang buat nutup utang bulan sebelumnya, ini red flag besar, Bun. Artinya keuangan keluarga nggak seimbang. Pendapatan yang masuk langsung habis buat bayar cicilan, sampai-sampai kebutuhan pokok pun harus dibantu utang lagi.

Kalau terus-terusan begini, bukan cuma bikin stres, tapi juga bisa menimbulkan konflik dalam rumah tangga. Sebelum situasi makin rumit, penting banget buat duduk bareng dan evaluasi semua pengeluaran.

Mulailah dari mencatat kebutuhan pokok dan membedakan mana yang benar-benar penting dan mana yang bisa ditunda. Kurangi penggunaan kartu kredit atau paylater untuk hal-hal konsumtif, dan pelan-pelan coba atur ulang anggaran agar bisa mulai menabung meski sedikit.

Baca juga: 9 Buku Keuangan yang Wajib Dibaca, Agar Dompet Tetap Gemuk!

3. Nggak Punya Dana Darurat

Bunda pasti tahu, hidup itu penuh kejutan. Kadang anak mendadak sakit, motor mogok, atau kebutuhan sekolah anak naik drastis. Kalau keluarga nggak punya dana darurat, hal-hal seperti ini bisa bikin keuangan langsung gonjang-ganjing.

Sayangnya, masih banyak yang menyepelekan pentingnya dana darurat. Padahal, ini semacam “tameng” buat melindungi keluarga saat situasi nggak terduga datang. Yuk, mulai biasakan sisihkan sebagian kecil dari penghasilan setiap bulan. Nggak harus besar, yang penting konsisten. Pelan-pelan, lama-lama jadi bukit juga, lho!

tanda tanda masalah keuangan keluarga

4. Belanja Karena Emosi

Lagi capek, stres, atau bete… eh, langsung checkout keranjang belanja? Tenang, Bun, ini manusiawi kok. Tapi kalau jadi kebiasaan, bisa jadi red flag juga.

Belanja karena emosi seringkali membuat kita membeli barang yang sebenarnya nggak butuh-butuh amat. Akhirnya, keuangan pun jadi bocor halus tanpa disadari. Sebelum klik “beli”, coba tunda dulu satu atau dua hari. Kalau masih merasa perlu, baru deh lanjutkan. Ini bisa jadi trik sederhana buat mengontrol keinginan belanja impulsif.

5. Gaya Hidup Melebihi Kemampuan

Kadang godaan buat ikut gaya hidup teman-teman tuh besar banget, ya, Bun? Lihat teman ganti HP, kita jadi pengen juga. Lihat tetangga liburan ke luar negeri, langsung cari tiket promo. Tapi hati-hati, kalau penghasilan belum cukup, memaksakan gaya hidup bisa bikin keuangan berantakan.

Nggak ada salahnya kok hidup sederhana. Justru dengan menyesuaikan gaya hidup dengan kondisi keuangan, keluarga bisa lebih tenang dan terhindar dari utang. Yuk, belajar untuk lebih bijak dalam membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Sesekali memanjakan diri boleh banget, asal tidak mengorbankan kestabilan keuangan.

Baca juga: 9 Kebiasaan Sepele yang Diam-diam Bisa Menghancurkan Pernikahan, Bunda Wajib Waspada!

6. Nggak Punya Tujuan Keuangan Bersama

Kalau ditanya, “Mau beli rumah kapan?”, “Anak mau sekolah di mana?”, “Pensiun nanti mau hidup seperti apa?”, kira-kira Bunda dan pasangan punya jawabannya nggak?

Kalau jawabannya belum jelas, mungkin selama ini belum ada tujuan keuangan yang disepakati bersama. Padahal, tujuan itu penting banget agar keuangan bisa terarah. Tanpa arah yang jelas, uang yang masuk bisa habis begitu aja tanpa hasil nyata.

Mulailah dengan obrolan ringan soal mimpi masa depan. Mau punya rumah sendiri? Atau ingin menyekolahkan anak sampai kuliah? Dari situ, Bunda dan pasangan bisa menyusun langkah keuangan yang lebih terencana.

tanda bahaya keuangan keluarga yang harus dihindari

7. Satu Orang Mengatur Semua Keuangan

Bunda atau pasangan yang pegang kendali penuh soal uang? Sebenarnya nggak masalah kalau memang sudah jadi kesepakatan. Tapi, kalau satu pihak mengatur segalanya tanpa melibatkan yang lain, bisa jadi tanda kurang sehat juga.

Misalnya, suami yang selalu mengatur semua keuangan tapi nggak terbuka soal pendapatan. Atau sebaliknya, istri yang dominan mengatur semuanya dan pasangan hanya jadi penonton. Ini bisa membuat salah satu pihak merasa tidak dihargai atau kehilangan kepercayaan.

Lebih baik kalau pengelolaan keuangan dilakukan secara terbuka. Bagi peran dengan jelas dan saling menghargai pendapat. Dengan begitu, semua anggota keluarga merasa ikut bertanggung jawab dan berperan aktif.

8. Mengandalkan Satu Sumber Penghasilan

Dalam kondisi ekonomi yang makin dinamis seperti sekarang, mengandalkan satu penghasilan rasanya makin riskan. Kalau pencari nafkah utama sakit atau kehilangan pekerjaan, bisa jadi guncangan besar untuk keuangan keluarga.

Bunda bisa mulai berpikir tentang peluang penghasilan tambahan. Nggak harus yang besar-besaran dulu. Bisa dimulai dari jualan camilan, jadi reseller produk kesukaan, atau membuat konten dan monetisasi dari rumah. Kreativitas Bunda bisa jadi penyelamat kondisi keuangan keluarga lho, apalagi kalau dilakukan dengan semangat dan konsisten.

Baca juga: Unifam Talks #6: Mengelola Keuangan Secara Efektif: Kunci Menuju Kebebasan Finansial Bagi Generasi Muda

9. Jarang Mengevaluasi Keuangan

Coba deh ingat-ingat, kapan terakhir Bunda dan pasangan ngobrol serius soal kondisi keuangan? Kalau jawabannya udah lama atau bahkan belum pernah, artinya keluarga perlu mulai membiasakan evaluasi rutin.

Tanpa evaluasi, Bunda nggak akan tahu pengeluaran mana yang sebenarnya boros, atau apakah tabungan keluarga sudah cukup aman. Dengan duduk bareng dan ngobrol soal uang secara rutin—misalnya sebulan sekali—Bunda bisa melihat celah-celah yang bisa diperbaiki.

Selain itu, evaluasi juga bisa jadi momen bonding lho, Bun. Apalagi kalau dibarengi dengan ngemil bareng atau sambil nonton film keluarga. Biar seriusnya tetap santai.

Baca juga: Yuk Liburan ke Jogja! Ini Dia 9 Tempat Wisata Seru di Jogja Buat Keluarga di Masa Liburan Sekolah

Kecil di Mata, Besar di Dampak

Bunda, tanda-tanda keuangan yang terlihat sepele ternyata bisa berdampak besar kalau dibiarkan terus-menerus. Mulai dari belanja impulsif, gaya hidup yang dipaksakan, sampai nggak adanya komunikasi soal uang—semua bisa merusak fondasi finansial dan juga hubungan dalam keluarga.

Tapi kabar baiknya, semua red flag itu bisa dicegah dan diperbaiki kalau kita mau mulai lebih jujur, terbuka, dan saling mendukung. Yuk, Bunda, jadi partner keuangan yang solid untuk pasangan dan keluarga tercinta. Karena keluarga yang bahagia bukan yang paling kaya, tapi yang paling bisa bekerja sama menghadapi tantangan hidup, termasuk soal uang.

Jangan lupa follow Instagram @Unifam.id ya, Bunda! Di sana ada banyak tips bermanfaat, inspirasi keluarga sehat, dan informasi seputar produk-produk Unifam yang Bunda dan keluarga butuhkan.

Dan pastikan juga ya, belanja produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia. Lebih aman, praktis, dan tentunya banyak promo menarik menanti!

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel