Articles

Dear Aku yang Hebat: 5 Manfaat Menulis Surat untuk Diri Sendiri ala Bunda

Post pada 25 Aug 2025

Halo, Bunda!

Pernah nggak sih Bunda ngerasa lelah banget, tapi nggak tahu harus curhat ke siapa? Atau mungkin Bunda lagi semangat banget karena berhasil bikin anak lahap makan, tapi nggak tahu gimana cara mengabadikan momen bangga itu? Nah, ada satu cara sederhana tapi bermakna yang bisa banget Bunda coba: menulis surat untuk diri sendiri.

Eits, ini bukan surat buat dilaminating terus dikirim ke masa lalu kayak di film-film, ya. Ini adalah kegiatan menulis surat yang isinya tentang diri Bunda sendiri, perasaan, harapan, atau pesan untuk diri di masa depan. Cocok banget dicoba di momen spesial, seperti Hari Menulis Surat Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 September.

Lho, masa sekarang masih nulis surat sih? Bukannya sudah zamannya chat dan DM?

Justru karena itulah, menulis surat jadi terasa istimewa. Karena beda dari ngetik kilat di WhatsApp, nulis surat itu bikin kita berhenti sejenak, mendengarkan diri sendiri, dan memberi ruang buat menyapa sosok yang paling jarang kita beri perhatian: diri kita sendiri.

Biar lebih semangat, yuk kita bahas 5 manfaat menulis surat untuk diri sendiri khusus buat Bunda-bunda kece di luar sana!

Baca juga: 17 Cara Merdeka dari Rasa Rendah Diri, Bunda Pasti Bisa!

5 Manfaat Menulis Surat untuk Diri Sendiri

manfaat menulis surat untuk diri sendiri
Bunda, yuk simak 5 manfaat menulis surat untuk diri sendiri dan juga bagaimana caranya di bawah ini!

Berikut ini 5 manfaat menulis surat untuk diri sendiri yang bisa Bunda rasakan, nggak cuma bikin hati lebih tenang, tapi juga bantu Bunda lebih mengenal diri, mengelola emosi, hingga jadi kenangan manis untuk masa depan. Yuk, disimak satu per satu!

1. Bikin Bunda Lebih Mengenal Diri Sendiri

Dalam hiruk-pikuk kegiatan sehari-hari, dari nyiapin sarapan, nemenin anak belajar, sampai nyuci baju dan beresin rumah, kadang Bunda lupa siapa diri Bunda sebenarnya. Dulu punya hobi baca novel, sekarang baca label deterjen. Dulu suka nyanyi, sekarang lebih sering dengerin tangisan bayi.

Nah, menulis surat untuk diri sendiri bisa jadi waktu ‘me time yang membantu Bunda mengenal ulang siapa diri Bunda. Apa yang sedang Bunda rasakan? Apa yang Bunda inginkan? Apa yang Bunda syukuri hari ini?

Contoh sederhana:

“Dear aku, terima kasih sudah bangun pagi-pagi hari ini walau semalam cuma tidur 3 jam. Kamu hebat, loh!”

Dengan menulis seperti itu, tanpa sadar Bunda sedang memberi pelukan hangat untuk diri sendiri.

2. Melatih Rasa Syukur dan Mengurangi Stres

Bunda pernah merasa hidup ini berat? Tenang, Bunda nggak sendirian. Tapi kadang, dalam tulisan-tulisan kecil itulah Bunda bisa nemuin banyak hal yang patut disyukuri.

Lewat surat untuk diri sendiri, Bunda bisa menuliskan hal-hal baik yang sudah terjadi hari itu, sekecil apapun. Misalnya:

“Hari ini anak makannya nggak susah, dan itu bikin aku happy banget. Aku merasa dihargai sebagai ibu.”

Kegiatan ini bukan cuma bikin hati hangat, tapi juga mengurangi stres dan rasa lelah yang menumpuk. Bahkan, menurut psikolog, menulis bisa membantu menjaga kesehatan mental, loh, Bun!

3. Mengingatkan Diri Bahwa Bunda Sudah Melangkah Jauh

Kadang Bunda mungkin ngerasa belum jadi ibu yang ideal, masih banyak salah, masih suka emosi, atau merasa kurang sabar. Tapi coba deh baca ulang surat-surat lama yang Bunda tulis untuk diri sendiri. Pasti akan terasa bedanya.

Mungkin dulu Bunda menulis soal kegagalan menyapih, sekarang udah berhasil. Dulu galau karena anak susah makan, sekarang udah pinter makan sendiri. Dulu takut nggak bisa handle dua anak, eh sekarang malah bisa sambil bisnis kecil-kecilan juga!

Surat itu bisa jadi semacam jejak perjuangan dan pertumbuhan diri. Bunda akan sadar bahwa ternyata Bunda adalah versi yang lebih baik dari diri yang kemarin.

Baca juga: Kesehatan Mental Bunda: Pentingnya Merawat Kesejahteraan Emosional Ibu Muda

4. Membantu Mengelola Emosi dan Mengambil Keputusan

Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti bebas dari dilema, ya Bun. Ada kalanya Bunda harus mengambil keputusan sulit: anak ikut les atau tidak? Mau mulai kerja freelance atau tetap fokus di rumah dulu?

Dengan menulis surat untuk diri sendiri, Bunda bisa memetakan perasaan, mempertimbangkan pilihan, dan memberi waktu untuk merenung. Bahkan, kadang jawaban terbaik muncul bukan dari orang lain, tapi dari pikiran jernih Bunda sendiri saat menulis.

Contoh suratnya:

“Hai aku, aku tahu kamu bingung. Tapi ingat, apapun keputusanmu nanti, kamu pasti melakukannya dengan niat baik. Kamu ibu yang bertanggung jawab.”

Surat seperti ini bisa jadi teman ngobrol yang paling jujur dan paling memahami Bunda.

5. Jadi Warisan Emosional yang Bermakna

Siapa tahu, suatu hari nanti surat-surat Bunda bisa dibaca oleh anak-anak sebagai kenangan dan pelajaran hidup. Bayangkan mereka membaca tulisan Bunda di masa lalu yang penuh cinta, tawa, dan perjuangan. Bukankah itu lebih berharga dari sekadar foto atau video?

Atau bisa juga Bunda jadikan surat itu sebagai pengingat saat Bunda sendiri merasa kehilangan arah. Surat-surat itu bisa menjadi “kompas” hati yang membawa Bunda kembali ke semangat awal.

Kalau Bunda konsisten menulis surat setiap tahun, bayangkan deh betapa indahnya membaca kumpulan surat itu lima atau sepuluh tahun ke depan. Seperti ngobrol dengan diri sendiri di waktu lampau, penuh kejutan dan haru.

Gimana Cara Memulai Menulis Surat untuk Diri Sendiri?

manfaat menulis surat untuk diri sendiri

Bunda mau memulai nulis surat untuk diri sendiri, tapi bingung harus mulai dari mana? Tenang, nggak ribet kok. Nggak perlu alat khusus atau aturan baku. Bunda bisa mulai dari langkah-langkah sederhana ini:

1. Siapkan Waktu Khusus

Coba deh, Bunda luangkan waktu sekitar 10–15 menit saat suasana rumah sedang tenang, misalnya setelah anak tidur siang atau malam, atau ketika semua pekerjaan rumah sudah beres. Nggak perlu waktu lama, yang penting momen itu jadi waktu khusus buat Bunda menyapa diri sendiri lewat tulisan.

Matikan sejenak notifikasi HP, cari tempat yang nyaman, dan biarkan pikiran Bunda mengalir. Mungkin awalnya terasa canggung atau bingung mau nulis apa, tapi percayalah, begitu mulai, Bunda akan merasa seperti sedang ngobrol dengan sahabat lama, diri sendiri. Waktu singkat itu bisa jadi momen berharga untuk berhenti sejenak dari rutinitas, bernapas lega, dan menyadari betapa luar biasanya Bunda selama ini.

2. Tentukan Mau Nulis Apa

Bunda nggak perlu bingung mau mulai dari mana, karena ada banyak tema surat yang bisa dipilih sesuai suasana hati. Misalnya, Bunda bisa menulis surat untuk diri sendiri hari ini, isi dengan curhatan jujur tentang apa yang sedang Bunda rasakan atau alami. Bisa juga menulis surat untuk Bunda di masa depan, lima atau sepuluh tahun lagi, berisi harapan, doa, atau sekadar pengingat bahwa Bunda pernah bertahan sejauh ini.

Atau coba menulis dari perspektif versi muda Bunda, menyapa diri yang sekarang dengan rasa bangga dan kasih sayang. Yang nggak kalah menyentuh, Bunda bisa menulis surat permintaan maaf atau ucapan terima kasih ke diri sendiri atas semua perjuangan yang selama ini dilalui. Setiap tema punya kekuatan emosionalnya sendiri, dan semuanya bisa jadi cara indah untuk mengenal serta menyayangi diri lebih dalam.

Baca juga: Membaca Buku Pengembangan Diri di Kala Me Time? Kenapa Tidak???

3. Tulis dengan Jujur dan Bebas

Nggak usah khawatir soal typo, tulisan yang miring-miring, atau gaya bahasa yang nggak baku. Menulis surat untuk diri sendiri bukan tentang tampil sempurna, tapi tentang kejujuran dan curahan hati yang tulus. Justru di situlah letak keindahannya, nggak ada tekanan, nggak ada penilaian.

Bunda bebas menulis dengan gaya bahasa sehari-hari yang paling nyaman, seolah sedang ngobrol dengan sahabat terdekat. Nggak harus di buku harian yang cantik, kok. Bisa juga ditulis di notes HP, dokumen di laptop, atau bahkan di balik struk belanja kalau itu yang tersedia. Yang penting, tulis dari hati. Karena saat Bunda jujur pada diri sendiri, tulisan itu bisa jadi cermin yang memperlihatkan betapa kuat, hangat, dan luar biasanya diri Bunda selama ini.

4. Simpan Baik-Baik

Kalau Bunda menulis suratnya di kertas, coba simpan baik-baik di tempat khusus, bisa di dalam amplop lucu, kotak kenangan, atau jurnal pribadi yang Bunda suka. Simpan seperti menyimpan harta kecil yang berharga, karena suatu hari nanti surat itu bisa jadi pengingat manis tentang apa yang pernah Bunda rasakan dan lalui. Kalau Bunda lebih nyaman nulis digital, nggak masalah juga.

Buat saja folder khusus di HP atau laptop dengan nama yang personal, misalnya “Surat untuk Aku” atau “Catatan Hati Bunda.” Dengan menyimpannya rapi, Bunda bisa dengan mudah membacanya lagi di masa depan, entah untuk tersenyum, menangis haru, atau sekadar mengingat bahwa Bunda pernah melalui banyak hal dan tetap kuat sampai hari ini.

5. Ulangi di Momen Spesial

Menulis surat untuk diri sendiri nggak harus dilakukan setiap hari, kok. Cukup di momen-momen tertentu yang terasa spesial, misalnya saat ulang tahun, Hari Ibu, atau ya, seperti sekarang, Hari Menulis Surat Sedunia setiap tanggal 1 September. Momen-momen ini bisa jadi titik refleksi, saat Bunda berhenti sejenak untuk melihat ke belakang dan menyapa diri sendiri dengan hangat.

Kalau dilakukan secara rutin, bisa banget jadi tradisi baru yang penuh makna. Bayangkan, setiap tahun Bunda punya satu surat yang menggambarkan perjalanan hidup, perasaan, dan impian di tahun itu. Lama-lama, surat-surat itu bisa jadi semacam jurnal kehidupan Bunda, penuh cerita, tawa, harapan, dan ketegaran.

Baca juga: Optimalkan Me Time sebagai Momen Perawatan Diri

Yuk, Rayakan Hari Menulis Surat Sedunia dengan Surat untuk Diri Sendiri, Bun!

Kadang, jadi ibu itu melelahkan, membingungkan, tapi juga sangat luar biasa. Di balik semua tangis, tawa, dan kerja keras, ada satu sosok yang patut dapat pujian: Bunda sendiri.

Menulis surat untuk diri sendiri adalah cara sederhana tapi penuh makna untuk merawat jiwa, mengenali diri, dan mencintai diri sendiri. Nggak perlu nunggu jadi penulis handal, cukup jadi Bunda yang jujur pada diri sendiri.

Siapa tahu, dari surat-surat itu, Bunda menemukan versi diri yang lebih kuat, lebih bijak, dan lebih bahagia.

Selamat Hari Menulis Surat Sedunia, Bunda!  Ayo, ambil kertas atau buka notes di HP, lalu tulis kalimat pertamanya:

“Dear aku yang hebat…”

Yuk, Follow Instagram @Unifam.id untuk dapetin lebih banyak inspirasi harian seputar parenting, kesehatan keluarga, dan resep camilan sehat untuk si kecil.

Dan jangan lupa, beli produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia ya, Bunda! Pastikan keaslian dan kualitas terbaik buat keluarga tercinta. 

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel