Post pada 06 Aug 2025
Bunda, pernah nggak sih terpikir: “Wah, gimana ya kalau Si kecil hidup serumah sama kucing?” Soalnya, kucing itu gemes banget dan bisa jadi teman main yang seru. Tapi… di sisi lain, Bunda mungkin juga khawatir: apakah bulunya bisa bikin alergi? Aman nggak ya kucing deket-deket sama bayi baru lahir?
Nah, momen-momen kayak gini memang bikin dilema ya. Apalagi buat Bunda yang sudah lebih dulu punya si meong kesayangan sebelum Si kecil lahir. Yuk dalam memperingati Hari Kucing Internasional – 8 Agustus besok, kita bahas sama-sama, apakah pelihara kucing saat punya bayi itu aman atau justru berisiko?
Sebelum panik, kita bahas dulu yuk risiko yang mungkin muncul kalau Bunda punya kucing saat ada bayi.
Kucing punya bulu dan serpihan kulit (dander) yang bisa bikin alergi pada bayi. Biasanya gejalanya berupa bersin, batuk, mata berair, sampai ruam di kulit. Tapi nggak semua bayi alergi, kok. Reaksi ini biasanya muncul kalau bayi memang sensitif.
Bunda pasti sering dengar tentang toksoplasma. Penyakit ini bisa menyebar lewat kotoran kucing yang terinfeksi parasit Toxoplasma gondii. Tapi jangan salah paham ya, Bun. Nggak semua kucing bawa parasit ini, apalagi kalau si kucing indoor dan makannya terjaga.
Kucing punya naluri bertahan, jadi kadang kalau merasa terganggu, mereka bisa mencakar atau menggigit. Ini bisa jadi berbahaya kalau sampai mengenai kulit lembut Si kecil.
Bayi yang belum bisa membedakan apa yang boleh atau nggak, suka banget masukin tangan ke mulut. Kalau sebelumnya dia pegang kucing, bisa aja bulunya ikut tertelan. Bulu juga bisa terhirup dan memicu gangguan pernapasan.
Tenang dulu, Bun. Di balik risiko tadi, ada banyak juga kok manfaat kalau Si kecil tumbuh bersama kucing.
Beberapa studi menyebutkan, bayi yang tumbuh dengan hewan peliharaan malah punya daya tahan tubuh lebih kuat. Mereka jadi lebih kebal terhadap alergi dan asma.
Bayi dan anak-anak yang berinteraksi dengan hewan sejak kecil bisa tumbuh jadi lebih penyayang dan empati. Dari kucing, Si kecil bisa belajar menyayangi makhluk hidup lain.
Kehadiran hewan peliharaan seperti kucing bisa menciptakan suasana rumah yang lebih rileks. Apalagi saat Si kecil mulai aktif, kucing bisa jadi teman bermain yang seru dan menghibur.
Bagi Bunda yang masih galau karena tetap ingin memelihara kucing tapi ingin aman juga untuk si kecil. Nah, supaya tetap aman, Bunda bisa ikuti tips-tips berikut ini:
Selalu cek kesehatan kucing ke dokter hewan secara rutin. Vaksinasi, obat cacing, dan perawatan bulu harus dilakukan dengan konsisten.
Usahakan Si kecil punya ruang sendiri yang nggak dimasuki kucing. Misalnya, kamar bayi dan tempat tidurnya sebaiknya bersih dari bulu dan jejak kucing.
Kebersihan kotak pasir kucing wajib dijaga. Kalau bisa, Bunda atau Ayah yang membersihkan, hindari bayi terpapar area tersebut.
Saat baru pulang dari rumah sakit, beri waktu kucing untuk mengenali aroma dan keberadaan Si kecil. Jangan langsung dipaksa dekat-dekatan.
Kucing dan bayi nggak boleh dibiarkan bermain tanpa pengawasan. Ini penting supaya Bunda bisa langsung tanggap kalau terjadi hal yang nggak diinginkan.
Alat ini bantu menjaga rumah tetap bersih dari bulu dan alergen. Vakum sofa, karpet, dan area bermain Si kecil secara rutin ya, Bun.
Sterilisasi bisa bantu mengurangi agresivitas dan risiko penyakit menular dari kucing ke manusia.
Bunda dan anggota keluarga lainnya harus rajin cuci tangan setelah main sama kucing, apalagi sebelum menyentuh Si kecil.
Begitu Si kecil mulai ngerti, ajari dia untuk menyentuh kucing dengan lembut. Ini bagian dari pendidikan empati juga, Bun!
Walaupun menggemaskan, tapi kucing bisa tanpa sadar menindih Si kecil saat tidur. Hindari risiko ini dengan disiplin aturan tidur.
Ngomong-ngomong soal kucing, jangan lupa ya Bun, 8 Agustus 2025 adalah Hari Kucing Internasional! Cocok banget buat rayakan kebersamaan bareng Si kecil dan si meong tercinta.
Bunda bisa ajak Si kecil memberi treat sehat ke kucing, bikin foto lucu bareng, atau sekadar duduk santai sambil bercerita soal kucing. Momen ini juga bisa jadi sarana edukasi ringan tentang bagaimana memperlakukan hewan dengan penuh kasih sayang.
❌ Mitos: Kucing bisa bikin mandul!
✅ Fakta: Nggak benar ya, Bun. Kucing nggak bikin mandul. Isu ini sering dikaitkan dengan toksoplasma, padahal bisa dicegah dengan cara bersih-bersih yang benar.
❌ Mitos: Bulu kucing langsung bikin bayi sakit.
✅ Fakta: Belum tentu. Kalau kebersihan rumah dijaga, kemungkinan bayi sakit karena bulu kucing sangat kecil.
❌ Mitos: Kucing harus dikasih ke orang lain kalau punya bayi.
✅ Fakta: Nggak harus kok. Asal Bunda siap jaga kebersihan dan awasi interaksi mereka, kucing tetap bisa jadi bagian keluarga.
Jawabannya: AMAN, asal Bunda tahu cara menjaganya.
Memelihara kucing saat ada bayi itu bukan hal yang mustahil. Justru bisa membawa banyak manfaat untuk tumbuh kembang Si kecil. Tapi memang butuh perhatian ekstra, terutama soal kebersihan, kesehatan kucing, dan pengawasan saat interaksi.
Intinya, Bunda nggak perlu buru-buru pisah sama kucing kesayangan. Dengan pola hidup bersih, edukasi yang benar, dan cinta kasih terhadap hewan, Si kecil bisa tumbuh jadi anak yang sehat, bahagia, dan penyayang!
Bunda bisa temukan artikel parenting lainnya di Instagram @Unifam.id.
Dan pastinya, jangan lupa belanja produk-produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia biar lebih aman dan pasti asli!