Artikel

Ayo Bunda, Bantu Jadikan Indonesia Bebas Stunting

Post pada 01 Jul 2023

Stunting masih jadi masalah kesehatan global yang dialami banyak anak di dunia. Utamanya disebabkan kekurangan gizi pada si kecil sejak lahir maupun ketika masih dalam kandungan. Artinya, si kecil tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan.

Pemerintah pun juga sedang giat-giatnya membuat Indonesia bebas stunting. Stunting tidak hanya membuat anak tidak dapat tumbuh maksimal atau memiliki perawakan yang pendek dari seharusnya. Lebih dari itu, si Kecil juga berisiko mengalami keterlambatan perkembangan otak sehingga memengaruhi keterampilan kognitif.

BACA : Jangan Sia-siakan Fase Golden Age Si Kecil, Optimalkan Stimulasi Ini

Dari sini, bunda perlu untuk memerhatikan dengan seksama asupan gizi si kecil, utamanya dalam seribu hari pertama kehidupan. Dalam suatu kesempatan, Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat Lalu Hamzi Fikri mengingatkan bila bunda tidak memaksimalkan nutrisi dan stimulasi di masa-masa golden age akan menjadi persoalan di masa depan.

Risiko yang dimaksud adalah stunting. Artinya, mungkin saja memang ada poin kelalaian dari orang tua yang bisa meningkatkan risiko stunting pada Si Kecil. Nah Bunda, ada beberapa hal yang harus dicermati agar Si Kecil tidak mengalami efek stunting.

  1. Anggap sepele anemia

 Ahli gizi menyebutkan stunting tidak terjadi begitu saja tapi ada beberapa tahapan dulu yang dialami anak. Sebut saja berat badan menurun, kemudian berat badan di bawah rata-rata. Terakhir, barulah mengalami stunting. Proses ini biasanya juga terjadi karena adanya kondisi lain seperti anemia misalnya.

 Jika bunda memiliki kadar hemoglobin dalam darah yang baik, maka risiko untuk mengalami anemia sangat kecil karena depositnya cukup. Namun, prevalensi anemia paling tinggi justru terjadi pada ibu yang hamil di usia muda sehingga anaknya berisiko stunting.

  1. Kurang zat besi

Bunda, anemia bisa terjadi salah satunya karena kurang asupan zat besi. Defisiensi besi akan menyebabkan pembentukan sel darah merah turun, sehingga tidak cukup untuk mendukung metabolisme tubuh anak secara optimal. Nah, hal ini kemudian menyebabkan gangguan pertumbuhan yang bisa bermutasi menjadi stunting sebagai hasil akhirnya.

Maka itu, bunda mesti memastikan si kecil mendapatkan asupan zat besi cukup bahkan sejak di dalam kandungan dan 1000 hari pertama kehidupannya. Asupan zat besi lagi-lagi bisa didapatkan dari makanan dengan kandungan protein hewani yang memiliki komponen asam amino esensial lengkap sehingga bisa menurunkan risiko stunting. 

  1. Infeksi berulang

Sistem kekebalan tubuh anak masih rendah di masa tumbuh kembangnya sehingga rentan mengalami penyakit yang disebabkan infeksi berulang. Nah, kondisi ini biasanya terkait dengan sanitasi yang buruk, daerah padat penduduk, dan akses air bersih yang kurang.

BACA : Boleh Kok Anak Santap Camilan Kemasan Sepanjang Penuhi Syarat Ini

Infeksi akan menurunkan nafsu makan pada anak sehingga tidak mendapatkan asupan nutrisi cukup untuk mendukung tumbuh kembangnya secara optimal. Alhasil, dia akan berisiko stunting.

Maka itu, penting sekali untuk memerhatikan kondisi lingkungan rumah dan area bermain sehingga menekan risiko anak terpapar infeksi.

Sekali lagi, stunting bisa dicegah. Ayo bunda, dukung kebijakan pemerintah yang sedang giat-giatnya membuat Indonesia bebas stunting. Pastikan si kecil mendapat asupan gizi yang baik dari makanan berkualitas. Termasuk juga perhatikan camilan si kecil yang sebisa mungkin memiliki kandungan gizi yang baik. Contohnya seperti Permen Susu Milkita Bites yang punya kandungan baik setaras segelas susu.

 

 

 

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel