Post pada 07 Agu 2024
Masa remaja adalah salah satu fase dalam hidup yang paling dinanti tetapi sekaligus mempunyai banyak sekali tantangan, baik itu untuk si remaja sendiri atau pun untuk orangtua. Masa Remaja menjadi masa di mana anak mengalami peralihan usia yang signifikan, baik itu secara fisik atau mental. maka dari itu orangtua perlu pintar-pintar memberikan arahan agar anak tak salah langkah. Cara parenting anak remaja pun menjadi berbeda.
Akan ada fase di mana anak remaja Bunda akan sulit untuk dihadapi dan diajak berkomunikasi. Bunda perlu mengerti karena memang ini adalah masa-masa anak bertumbuh, dan banyak sekali rasa ingin tahu yang muncul pada masa ini.
Dalam rangka menyambut Hari Remaja internasional pada tanggal 12 Agustus 2024 nanti, berikut ini beberapa cara parenting anak remaja yang Bunda dapat terapkan pada si Kecil yang beranjak remaja.
Pola pengasuhan tidak lagi dapat disamakan dengan cara pola asuh yang telah Bunda terapkan pada anak usia dini. Akan banyak kejutan yang Bunda (dan Ayah) temukan saat menghadapi anak remaja, sebagai orangtua sudah selayaknya kita mempunyai pondasi yang kuat untuk menghadapi hal tersebut. Adapun beberapa cara pengasuhan anak remaja yang bisa dilakukan orangtua.
Di usia remaja biasanya anak mulai mengalami berbagai gejolak dalam dirinya, dari masalah pubertas hingga pergaulannya. Ada banyak hal yang mungkin ingin disampaikannya untuk sekedar bertanya atau mengutarakan berbagai kegelisahan dan pertanyaan yang muncul dalam pikirannya – seperti yang dialami Riley dalam Inside Out.
Untuk itu, orangtua wajib menjadi pendengar yang baik. Jangan sampai anak justru mencari pelampiasan lain yang negatif seperti melakukan kenakalan remaja hanya karena merasa tidak didengar dan tidak punya teman bicara.
Selain itu, hindari menyalahkan anak terhadap apa yang dia ceritakan. Pasalnya, hal ini dapat membuat anak enggan bercerita kembali. Alih-alih menyalahkan lebih baik diskusikan penyelesaian terbaik jika anak mengalami masalah. Dengan menjadi pendengar yang baik, anak juga akan melakukan sebaliknya ketika Anda yang berbicara atau memberi saran.
Orangtua sering kali menganggap urusan anak adalah urusannya juga. Hal ini memang berlaku saat anak masih kecil. Akan tetapi, ketika anak beranjak remaja, orangtua perlu memahami bahwa anak mulai memiliki privasi yang harus dijaga dan dihormati.
Seiring dengan pertambahan usianya, orangtua terkadang lupa bahwa anak juga memiliki privasi. Kamar dan telepon genggam termasuk bagian dari privasi anak yang sebaiknya tidak dicampuri.
Sebagai salah satu cara mendidik anak remaja, jangan lagi asal membuka ponsel anak tanpa seizinnya hanya karena penasaran dengan siapa ia chatting tiap harinya.
Menyepakati aturan penting merupakan hal yang perlu dilakukan antara anak dan orangtua. Menginjak masa remaja, kita tidak lagi bisa mengaturnya dengan mudah, apalagi dengan mengaturnya dengan penuh larangan.
Anak remaja terkadang lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya di luar ketimbang di rumah. Untuk itu, orangtua perlu membuat berbagai kesepakatan penting.
Misalnya pulang tidak boleh lewat dari jam 9 malam atau tidak boleh merokok dan minum alkohol. Usahakan untuk membuat kesepakatan bersama sebagai cara mendidik anak remaja.
Ketika anak menyepakatinya dan dilibatkan dalam diskusi, ia akan memiliki tanggung jawab dan tidak merasa terpaksa dalam menaatinya. Kuncinya adalah memberi pengertian kenapa aturan tersebut diterapkan. Jadi jangan cuma melarang dan memarahi, tapi beritahukan juga alasan dari aturan-aturan tersebut.
Merupakan hal yang wajar saat orangtua memiliki harapan untuk anak-anaknya. Oleh karena itu, beri tahu dan beri contoh nyata mengenai harapan kita padanya. Misalnya berharap anak berperilaku baik dan selalu menolong orang, belajar dengan giat, dan sederet harapan lainnya.
Nah mudahnya, kita sebagai orangtua juga harus bisa mencontohkan sikap-sikap tersebut sebagai bukti bahwa orangtua tak hanya bisa menyuruh tetapi juga mempraktikkan. Meski ia mungkin merasa banyak dituntut pada awalnya, lama-lama anak akan mengerti bahwa orangtua ingin yang terbaik bagi anaknya.
Doronglah anak untuk terus berkembang dan mengeksplorasi diri serta kemampuannya – bakat dan minat anak. Ini merupakan salah satu cara mendidik anak remaja baik untuk laki-laki maupun perempuan. Tak lupa, ajak anak untuk mencoba hal-hal lain di luar kebiasaannya agar pikirannya senantiasa terbuka. Biarkan ia mengambil risiko dan mengikuti dorongan hatinya.
Misalnya, anak perempuan kita sangat suka mengotak-atik mesin dan ingin sekali belajar teknik di perguruan tinggi. Cobalah dukung cita-citanya ini agar ia tumbuh menjadi wanita yang percaya diri dan berbakat. Jangan terpaku pada stereotip bahwa jurusan teknik adalah jurusan laki-laki dan sebagainya.
Remaja merupakan usia yang rentan karena di usia ini mereka akan melihat banyak hal di lingkungannya. Maka dari itu, kita sebagai orangtua perlu memberanikan diri untuk membicarakan tentang pergaulan remaja saat ini.
Kita juga perlu memberikan informasi yang tepat kepada mereka termasuk tentang edukasi seks, rokok, narkoba, alkohol, dan lain-lainnya. Sebagai cara mendidik anak remaja, hal ini dilakukan untuk membangun pondasi yang kuat dalam bergaul dan memberikan mereka informasi yang sesuai.
Ada berbagai tantangan dan sumber stres yang harus dihadapi setiap orang termasuk remaja. Jika tidak dilatih sejak dini, anak akan kewalahan menghadapi stres di masa depan sehingga mentalnya tidak cukup kuat.
Untuk menghindari terjadinya depresi pada remaja, hal yang perlu kita lakukan adalah membekalinya dengan berbagai cara mengelola stres dengan sehat. Misalnya daripada memarahi anak ketika ia sedang banyak pikiran, dekati anak dan ajak bicara baik-baik soal masalah yang merundungnya.
Dengarkan keluh kesahnya tanpa menghakimi atau mencari kesalahan anak. Hibur dirinya dengan kata-kata yang memotivasi dan memberi harapan. Kemudian, ajak ia untuk mencari solusi atau menyalurkan emosinya dengan hal-hal positif seperti berolahraga, menekuni hobinya seperti bermusik, menulis, dan lain-lain.
Sebagai cara mendidik anak remaja, tunjukkan bahwa stres adalah bagian yang normal dari kehidupan. Stres tak selalu jadi musuh yang harus ditakuti, tapi harus kita hadapi sebagai bagian dari kehidupan.
Memang memiliki anak remaja akan menjadi fase yang cukup menantang bagi Bunda sebagai orang tua. Fase di mana cara parenting anak remaja sudah tidak bisa lagi sama dengan cara saat mereka masih kecil.
Satu yang perlu diingat adalah anak remaja sedang dalam fase menggali dan mencoba hal-hal baru. Hal terbaik yang bisa Bunda lakukan sebagai orangtua adalah membersamai masa remaja putra dan putri kita, agar mereka tidak kehilangan arah disaat masa pubertasnya. Jangan terlalu mengekang mereka hingga mereka kesal tapi juga tidak melepas begitu saja. Bunda ada tips parenting anak remaja lainnya? Boleh dishare loh.