Artikel

Cola Candy Jadi Motor Penjualan Unifam di Awal Berdiri

Post pada 18 Mar 2021

Produk besutan Unifam sudah dikenal luas di pasaran. Itu merupakan buah dari kerja keras pendiri Unifam. Kerja keras di sini bukan sekadar merumuskan produk berkualitas yang relevan dengan pasar, tapi juga merumuskan strategi yang jitu.

Bukan langkah yang mudah dalam memasarkan sebuah produk. Di masa awal, strategi yang diterapkan dalam mengenalkan produk dengan melakukan testing produk ke pasar. Ternyata  mekanisme ini tidak membawa hasil. Tujuh dari delapan merek permen yang diproduksi harus ditarik dari pasar karena tidak laku. Hingga penghujung tahun 1988, penjualan tidak seperti yang diharapkan. Produk kesulitan menembus pasar.

Pengalaman pahit itu berubah sedikit demi sedikit setelah hadirnya Cola Candy yang menjadi produk ujung tombak. Produk itu yang membawa Unifam menjadi perusahaan dengan kinerja yang apik. Cerita pun berjalan manis. Kini, Unifam telah memiliki berbagai varian jenis produk yang mendapat sambutan positif masyarakat.

Adalah Tjhin Kim Sun, sosok di belakang kisah sukses Cola Candy. Dia tahu betul bagaimana memformulasikan produk yang dapat diterima pasar. Asun, demikian sapaan akrabnya, menceritakan seluk beluk mengenalkan Cola Candy.

Lelaki yang kini berusia 60 tahun mencoba mengingat dan memanggil kembali memorinya saat  pertama kali menjual Cola Candy. Tahun 1988, Tjhin Kim Sun mulai bergabung dengan Unican (kini Unifam) sebagai sales.

Asun bersama 6 orang sales lainnya mendapat  tugas untuk menjual produk-produk Unican. Satu di antaranya adalah Cola Candy. Pada saat itu Asun adalah sales termuda diantara enam sales lainnya.

Asun sempat salah sangka karena awalnya begitu yakin menjual permen seharga Rp25 pastinya akan jauh lebih mudah dibanding  jualan sepatu seharga Rp35 ribu. Mengingat sebelum  bergabung dengan Unican, Asun bekerja sebagai sales sepatu.

Bulan pertama menjual permen Cola Candy, Asun mengalami kesulitan dan nyaris menyerah. Apalagi ditambah fakta banyak pedagang yang enggan menjual Cola Candy. Di situlah dia tersadar Cola Candy sulit dijual di pasaran ritel.

Bahkan kala itu Asun mendengar rumor apabila Cola Candy tidak berhasil menembus pasar, maka perusahaan akan tutup. Ini karena beberapa produk-produk sebelumnya juga tidak berhasil menembus pasar sehingga Cola Candy menjadi harapan terakhir.

Asun lantas memutar otak. Kemudian tercetuslah ide untuk menggandeng pedagang asongan. Agar mereka tertarik, Asun pun mengimingi mereka kaos. Jurus ini akhirnya berbuah manis. Semua dagangan ludes terjual.

Strategi promosi jualan Cola Candy dengan iming-iming kaos juga berhasil menarik perhatian lebih banyak pedagang dan pemilik toko. Hingga kemudian tahun 1989 penjualan Cola Candy  meledak berkat promo beli 2 bag Cola Candy berhadiah kaos.

Usai sukses menjual Cola Candy di toko dan pedagang  asongan. Tantangan selanjutnya adalah menjual Cola Candy dari semi grosir ke grosir. Dalam perjalanannya hampir tak ada kendala saat pertama menawarkan Cola Candy ke toko grosir. Semua menjadi mudah karena Cola Candy telah dikenal publik.

Sukses dengan Cola Candy, tahun 1991 Unican kembali  mencoba mengeluarkan produk teranyarnya yakni Super Zuper.  Produk ini hampir tak mengalami kendala seperti Cola Candy,  Super Zuper juga berhasil tembus pasar.

Selanjutnya pada tahun 1992, Unican mengeluarkan produk teranyarnya Jagoan Neon. Nasib produk ini pun sama dengan Super Zuper yang langsung mudah diterima pasar. Ketiga produk inilah yang kemudian membawa Unican semakin berjaya.

“Penjualan Super Zuper dan Jagoan Neon sangat bagus sekali. Hampir tak ada kendala apapun. Ibarat ingin menyeberang ke sungai, sudah ada jembatannya. Jembatannya itu ya Cola  Candy. Produk lain tinggal numpang saja,” pungkas Asun.

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel