Post pada 18 Okt 2023
Setiap tanggal 16 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia. Secara khusus, Presiden Jokowi memposting kartu digital berisi ucapan Selamat Hari Pangan Sedunia 2023. Tak ketinggalan, Kepala Negara juga menyampaikan pesan berisi renungan teraktual terkait isu pangan.
“Ini tahun yang berat bagi dunia, tak terkecuali Indonesia. El Nino, kenaikan suhu bumi, kemarau panjang yang menyebabkan gagal tanam dan gagal panen, hingga faktor geopolitik dunia telah mempengaruhi pasokan pangan,” tulis Jokowi.
Pesan itu mengandung makna betapa masalah iklim berdampak terhadap krisis pangan. Situasi ini tidak hanya dialami Indonesia, tapi hampir semua negara-negara di dunia. Tengok saja Laporan The State of Food Security and Nutrition in the World (SOFI) yang menyebutkan angka kelaparan penduduk dunia mencapai hingga 783 juta jiwa. Pendek kata, sekitar 9,2 persen penduduk bumi mengalami kelaparan. Angka ini naik dibanding tahun 2019 yang mencapai 7,9 persen.
BACA JUGA: Bantu Anak Kembangkan Perilaku Jauh dari Sifat Mubazir Makanan
Di Indonesia sendiri, sekitar 5,9 persen dari total populasi Indonesia atau di kisaran 16,2 juta orang diperkirakan mengalami kelaparan. Alhasil, Indonesia menduduki posisi kedua tertinggi di ASEAN setelah Timor Leste.
Dari data-data itu, mulai sekarang bunda turut berpartisipasi membangun kesadaran terkait isu pangan. Bagaimana pun, bunda adalah sosok sentral dalam keluarga untuk mendorong buah hati menjauhi sifat membuang-buang makanan.
Coba bunda perhatikan laporan World Research institute (WRI) yang mengungkapkan setiap orang Indonesia membuang makanan sebanyak 184 kilogram per tahun. Kalau mau dihitung rata-rata, setiap orang di negara ini membuang makanan sampai setengah kilogram setiap hari.
Upaya menekan kebiasaan membuang-buang makanan ini juga menjadi perhatian bagi PT United Family Food (UNIFAM). Lewat kampanye #AntiBuangMakan, produsen Permen Susu Milkita Bites ini berupaya ingin turut berkontribusi dalam menekan angka sampah makanan yang ada di Indonesia.
Kampanye ini sengaja dilakukan bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia. Tujuan kampanye bukan sekadar menekan angka sampah makanan saja tapi juga mendorong perubahan masyarakat dalam pola konsumsi makanan yang masih berlebihan dan mubazir. Perilaku ini lah yang menjadi pangkal tingginya sampah makanan di Indonesia.
BACA JUGA: Deretan Alasan Kuat untuk Melepas Si Kecil Berjalan Kaki ke Sekolah
Alangkah baiknya bila dalam masyarakat terbangun budaya saling berbagi kepada yang membutuhkan. Seperti data yang disebutkan sebelumnya, sekitar 16 juta saudara kita masih dalam masalah krisis pangan.
Mudah-mudahan, lewat edukasi #AntiBuangMakan dapat berkontribusi dalam terciptanya kesadaran individu untuk tidak mubazir dalam urusan makanan. Dari langkah kecil ini, semoga Indonesia akan terbebas dari kelaparan dan gizi buruk di masa depan.