Post pada 20 Okt 2023
Sejalan dengan Hari Pangan Sedunia 2023, PT United Family Food secara khusus mengkampanyekan gerakan #AntiBuangMakanan. Kampanye ini berangkat dari fakta di mana data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional menunjukkan sampah makanan mencapai 46,35 juta ton.
Sampah makanan akan menjadi isu lingkungan karena menimbulkan emisi gas rumah kaca yang sebagian besar menghasilkan gas metana. Lalu, sampah makanan juga menjadi problematika ekonomi mengingat ada kerugian ekonomi yang terbilang besar. Bahkan disebut-sebut, kerugian ekonomi menembus sampai angka triliunan rupiah.
Terakhir, juga memantik isu sosial mengingat sebagian saudara-saudara kita masih kesulitan mengakses makanan bergizi. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) di akhir tahun 2022 menyebutkan sekitar 17 juta penduduk Indonesia mengalami kurang gizi dan gizi buruk.
BACA JUGA: Permainan yang Dorong Working Memory Si Kecil Lebih Berkembang
Semua itu berpangkal dari perilaku membuang-buang makanan. Atau kata lainnya adalah food waste yang mengacu pada perilaku konsumen yang tidak menghabiskan makanan dan berakhir ke tempat sampah.
Perilaku kurang terpuji ini bakal merembet ke isu nasional. Kenapa? Karena perilaku tersebut berpotensi mengganggu ketersediaan pangan nasional. Lebih-lebih belakangan ini dunia sedang tidak baik-baik saja dalam urusan ketersediaan pangan akibat ancaman perubahan iklim, perang, sampai gangguan rantai pasokan makanan.
Kondisi itulah yang mendorong PT United Family Food tergerak untuk mengkampanyekan edukasi #AntiBuangMakanan dengan tema ‘Food Waste dan Pentingnya Mengelola Gizi Seimbang di Kala Produktif.
Dalam membangun kesadaran mengubah perilaku buang-buang makanan, maka apa saja yang dapat kita lakukan bersama? Coba di simak dulu ya.
BACA JUGA: Pas Hari Pangan Sedunia, Ayo Buang Perilaku Mubazir terhadap Makanan
Biasakan bunda untuk belanja pangan secara terencana dan secukupnya. Konkretnya dengan merencanakan estimasi anggaran belanja makanan per pekan dengan konsep kebutuhan per porsi makanan bergizi untuk anggota keluarga. Kemudian yang tak kalah penting adalah mengetahui metode penyimpanan bahan makanan agar tidak mudah rusak dan terjaga kesegarannya. Karena daya tahan tiap bahan pangan berbeda-beda.
Eksplorasi bahan makanan lokal di lingkungan terdekat juga dapat menjadi pertimbangan. Ini juga sebagai bagian mengapresiasi sekaligus memotivasi kerja petani dalam memproduksi bahan makanan lokal. Seringkali karena kepentingan praktis, bahan makanan lokal ini kadang terlupakan. Padahal dari segi gizi pun tidak kalah.
Ungkapan ‘kamu adalah apa yang kamu makan’ sepertinya memang tepat untuk menggambarkan perilaku seseorang dalam urusan makan. Ungkapan ini menekankan bahwa seseorang harus benar-benar memperhatikan apa yang dimasukan ke dalam tubuh, termasuk di ini besaran porsi makan. Ketika makan, pastikan porsinya sesuai dengan daya tampung lambung. Dengan begitu, tidak akan ada lagi makan tersisa yang akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah.