Artikel

Tips Menghadapi 8 Tingkah Laku Anak yang Menjengkelkan dengan Bijak

Post pada 01 Apr 2024

Baru-baru ini, selebgram Aghnia Punjabi membagikan kisah pilunya di Instagram. Buah hatinya yang berusia 1,5 tahun mengalami penganiayaan oleh pengasuh yang baru bekerja selama dua hari. Kejadian ini tentu membuat banyak Bunda merinding dan khawatir.

Si pengasuh beralasan kalau buah hati Aghnia berperilaku menjengkelkan. Hingga dia terpancing emosi dan menganiaya. Terkadang si kecil bertingkah di luar kendali? Apakah Bunda pernah merasakannya? 

Menangis histeris di mal, menolak makan sayur, atau bahkan memukul adiknya? Tenang, Bunda, bukan hanya si kecilnya Bunda saja yang seperti itu. Setiap anak memiliki momen-momen “menjengkelkan” yang membuat Bunda frustasi.

Namun, tahukah Bunda bahwa di balik tingkah-tingkah menyebalkan itu, sebenarnya terdapat proses perkembangan yang luar biasa pada si kecil? Ya, Bunda tidak salah baca. Justru tingkah-tingkah tersebut merupakan tanda bahwa si kecil sedang belajar dan berkembang.

Berikut 8 tingkah “menjengkelkan” si kecil yang sebenarnya normal dan wajar, beserta tips untuk mengatasinya:

1. Melakukan Tantrum di Tempat Umum

Si kecil tiba-tiba saja merengek dan menangis di tengah-tengah supermarket? Tenang, Bunda. Tantrum merupakan cara anak untuk mengekspresikan perasaannya. Cobalah untuk tenang dan tetap memberikan dukungan emosional.

Tantrum merupakan hal yang wajar terjadi pada anak usia 1-4 tahun. Saat tantrum, si kecil mungkin menangis histeris, berguling-guling, atau bahkan memukul. Hal ini terjadi karena si kecil belum mampu mengungkapkan keinginannya dengan baik.

Kalau si kecil mengalami tantrum di tempat umum,  jangan langsung terpancing emosi. Bunda bisa membawa si kecil ke tempat yang lebih tenang. Setelah itu, coba alihkan perhatian si kecil dengan aktivitas atau mainan. Setelah si kecil merasa tenang, jangan lupa untuk mengajak si kecil ngobrol tentang apa yang sebenarnya diinginkan.

tingkah laku anak yang menjengkelkan namun sebenarnya wajar

2. Menolak Makan Makanan Sehat

Anak-anak seringkali lebih suka makan makanan yang kurang sehat, seperti makanan cepat saji. Hal yang wajar bila anak-anak memang lebih menyukai makanan yang manis dan gurih daripada makanan sehat. Jangan heran jika si kecil sering menolak sayur dan buah-buahan. Namun, sebagai Bunda, kita perlu memberikan contoh yang baik dan terus mengenalkan makanan sehat secara perlahan-lahan.

Untuk menghadapi tingkah si kecil yang dirasa ‘menyebalkan’ karena menolak makan makanan sehat, Bunda bisa melibatkan si kecil dalam proses memasak. Selain itu Bunda juga bisa menawarkan makanan sehat dengan cara yang menarik. Jangan paksa si kecil untuk makan, tapi berikan contoh dengan makan makanan sehat di depan si kecil.  Karena biasanya anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orangtuanya.

3. Sulit Diajak Tidur

Beberapa anak memang memiliki kesulitan untuk tidur, terutama pada usia balita. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti rasa cemas, terlalu banyak energi, atau belum memiliki jadwal tidur yang teratur.

Malam sudah larut, tapi si kecil masih saja bersemangat bermain. Ini adalah hal yang wajar karena anak-anak memiliki energi yang tinggi. Bunda bisa mencoba membuat rutinitas tidur yang nyaman dan mengurangi stimulasi sebelum tidur.

Buatlah jadwal tidur yang teratur untuk si kecil. Meski mungkin di awal-awal akan terasa sulit, tapi secara perlahan si kecil akan terbiasa dengan jadwal tersebut. Suasana kamar yang tenang dan nyaman juga akan membantu si kecil untuk cepat terlelap. Seperti membacakan dongeng atau menyanyikan lagu pengantar tidur untuk si kecil.

tips menghadapi tingkah laku anak yang menjengkelkan

4. Menolak untuk Mandi atau Berganti Pakaian

Bagi beberapa anak, mandi bisa menjadi aktivitas yang menyebalkan. Mereka mungkin merasa kedinginan, tidak suka air sabun, atau takut air.

Ada juga beberapa anak memang tidak suka mandi atau berganti pakaian karena mereka ingin terus bermain. Bunda bisa mencoba membuat proses ini lebih menyenangkan dengan menggunakan mainan atau bernyanyi.

Menggunakan mainan air akan menarik perhatian si kecil dan membuat kegiatan mandi jadi menyenangkan. Selain sambil  bernyanyi, Bunda juga bisa menceritakan kisah-kisah seru saat mandi. Cara terakhir, Bunda bisa mengajak si kecil untuk memilih sabun atau mainan yang digunakan saat mandi. 

5. Berbohong atau Menyembunyikan Kebenaran

Meskipun menyebalkan, namun berbohong adalah hal yang umum terjadi pada anak-anak. Ini merupakan bagian dari proses pembelajaran mereka tentang moralitas dan konsekuensi.

Umumnya anak-anak mulai belajar berbohong pada usia sekitar 3-4 tahun. Hal ini biasanya terjadi karena mereka ingin menghindari hukuman, mendapatkan sesuatu yang diinginkan, atau menarik perhatian.

Baca juga: Cara Menghadapi si Kecil yang Berbohong

Tenangkan emosi Bunda, jangan marah dan menuduh si kecil berbohong. Tapi bicarakan dengan si kecil tentang mengapa dia berbohong. Ajarkan si kecil tentang nilai-nilai kejujuran.

Berikan konsekuensi yang logis jika si kecil berbohong, tapi bukan berupa hukuman fisik. Jangan segan-segan untuk memberikan pujian pada si kecil, terutama ketika dia mengatakan yang sebenarnya.

6. Mengoceh Terus-Menerus

Si kecil tidak henti-hentinya berceloteh tentang segala hal? Meskipun kadang menyulitkan, tapi ini adalah cara anak-anak untuk mengeksplorasi dunia dan belajar berkomunikasi.

Anak-anak memang suka berbicara, dan terkadang hal ini bisa membuat Bunda merasa jengkel. Namun, ocehan si kecil merupakan cara dia belajar berkomunikasi dan mengekspresikan diri.

Dengarkan ocehan si kecil dengan penuh perhatian. Bunda bisa ajukan pertanyaan untuk mendorong si  kecil berbicara lebih lanjut. Ajak si kecil bermain peran untuk melatih kemampuan komunikasinya. Sesekali berikan si kecil waktu untuk bermain sendiri agar mengeksplor kemampuan dirinya.

Baca juga: Daftar Mainan yang Dapat Membantu Perkembangan Motorik Anak

7. Menunjukkan Perilaku Agresif

Teriak, menendang, atau memukul adalah perilaku yang tidak diinginkan, namun pada beberapa kasus, anak melakukannya karena mereka kesulitan mengungkapkan emosi mereka dengan kata-kata. Bunda bisa membantu mereka dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan emosi secara positif.

Ajarkan si kecil tentang cara mengendalikan emosinya. Berikan  contoh dengan menunjukkan perilaku yang tenang dan damai. Bunda juga boleh memberikan konsekuesi yang logis jika si kecil  berperilaku agresif. Setelah si kecil mulai tenang, ajarkan cara menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik untuk si kecil.

8. Menunjukkan Ketidakpatuhan

Anak seringkali menolak melakukan apa yang kita minta karena mereka ingin memperoleh kontrol atas situasi. Anak-anak memang suka mencoba batas-batas yang diberikan orang tua.  Hal ini sebenarnya merupakan bagian dari proses mereka untuk menjadi mandiri.

Sebagai Bunda, kita bisa memberikan pilihan yang sesuai dengan batas-batas yang telah ditetapkan. Buatkan aturan yang jelas dan konsisten, serta konsekuensi yang logis bila si kecil melanggar aturan tersebut. Berikan si kecil pilihan dalam beberapa hal.

Sebagai tambahan, mari kita kaitkan dengan kasus Aghnia, yang anaknya dianiaya oleh pengasuh karena dianggap menjengkelkan. Dalam kasus ini, penting bagi kita sebagai orangtua untuk tidak menyalahkan anak, melainkan mencoba memahami dan membimbing mereka dengan kasih sayang. Kita juga perlu waspada terhadap tanda-tanda kekerasan atau pelecehan terhadap anak, dan selalu berkomunikasi dengan mereka secara terbuka.

Ingat, Bunda, setiap anak adalah anugerah yang berharga. Dengan kesabaran, pengertian, dan kasih sayang, kita bisa membantu mereka tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik. Teruslah memberikan dukungan dan cinta kepada si kecil, karena mereka adalah masa depan yang cerah bagi dunia ini.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Bunda dan semua orangtua lainnya dalam menghadapi tingkah laku anak yang kadang-kadang menyulitkan. Tetaplah menjadi sosok yang sabar dan penuh kasih dalam mengasuh anak-anak kita. Salam sayang untuk si kecil dari Bunda!

Bagikan Artikel