Halo, Bunda! Setelah seharian Si Kecil di sekolah, Bunda pasti berpikir, “Apalagi ya kegiatan yang bisa melatih potensi anak?” Nah, les atau kursus tambahan seringkali jadi pilihan utama. Ada yang les matematika, bahasa Inggris, musik, sampai olahraga. Rasanya, dengan mendaftarkan anak ke berbagai kursus, Bunda sudah memberikan yang terbaik agar Si Kecil bisa jadi yang paling unggul. Tapi, apa benar begitu?
Memilih les untuk Si Kecil memang bukan keputusan yang sepele. Di satu sisi, ada segudang manfaat yang bisa didapat. Namun di sisi lain, jika tidak bijak, les bisa jadi beban yang berlebihan untuk anak. Apalagi jika jadwalnya terlalu padat. Lalu, bagaimana Bunda harus menyikapi hal ini? Dalam artikel ini, kita akan bahas tuntas, mulai dari dampak positif dan negatifnya, hingga cara bijak memilih les yang paling cocok untuk Si Kecil. Yuk, kita bedah bersama!
Manfaat Les untuk Anak: Lebih dari Sekadar Nilai yang Bagus

Mendaftarkan Si Kecil ke les atau kursus tambahan ternyata punya banyak keuntungan yang tidak hanya terlihat dari nilai akademisnya. Ada dampak positif lain yang bisa dirasakan Si Kecil, baik untuk perkembangan kognitif maupun sosialnya.
1. Meningkatkan Kemampuan Akademis
Ini adalah alasan paling umum Bunda mendaftarkan Si Kecil les. Dengan bimbingan intensif dari guru les, Si Kecil bisa lebih memahami pelajaran yang sulit di sekolah. Misalnya, jika ia kesulitan di matematika, les bisa memberinya trik dan latihan soal yang lebih banyak. Hasilnya, nilai Si Kecil bisa meningkat dan ia jadi lebih percaya diri saat di kelas.
2. Menggali Bakat dan Minat Terpendam
Sekolah dasar mungkin tidak bisa menampung semua bakat Si Kecil. Les adalah wadah yang sempurna untuk ia mengeksplorasi minatnya.
- Les Musik atau Tari: Memberinya kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan bakat seni yang mungkin tidak terlalu terasah di sekolah.
- Les Olahraga (Renang, Sepak Bola, atau Karate): Melatih fisik Si Kecil, kedisiplinan, dan sportivitas.
- Les Menggambar atau Coding: Mengasah keterampilan khusus yang bisa jadi bekal penting di masa depan.
3. Mengembangkan Keterampilan Hidup
Les juga mengajarkan keterampilan yang tidak ada di buku pelajaran. Contohnya:
- Manajemen Waktu: Dengan jadwal yang terstruktur, Si Kecil belajar bagaimana membagi waktu antara sekolah, les, dan bermain.
- Ketekunan dan Disiplin: Untuk menguasai suatu hal, butuh latihan berulang. Ini mengajarkan Si Kecil untuk tekun dan tidak mudah menyerah.
- Tanggung Jawab: Ia belajar bahwa ia memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas dari guru lesnya.
4. Memperluas Lingkaran Pertemanan
Di tempat les, Si Kecil bertemu dengan teman-teman baru yang memiliki minat yang sama. Ini bisa menjadi lingkungan yang positif di luar sekolah.
- Belajar Bersosialisasi: Ia belajar berinteraksi dengan teman-teman yang berbeda usia dan latar belakang.
- Membangun Komunikasi: Ia akan terdorong untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam kelompok.
- Rasa Memiliki: Si Kecil bisa merasa bagian dari sebuah komunitas, yang sangat baik untuk kesehatan mentalnya.
Dampak Les untuk Anak: Ketika yang Berlebihan Malah Menjadi Buruk

Meskipun banyak manfaatnya, Bunda juga harus waspada. Jadwal les yang terlalu padat dan tidak seimbang justru bisa berdampak buruk bagi Si Kecil.
1. Stres dan Kecemasan Berlebihan
Jika Si Kecil tidak punya cukup waktu istirahat dan bermain, ia bisa merasa tertekan.
- Lelah Fisik dan Mental: Otak dan tubuh anak butuh waktu untuk beristirahat dan mengisi ulang energi. Terlalu banyak les bisa membuatnya kelelahan.
- Rasa Tertekan: Si Kecil bisa merasa seperti sedang di “perlombaan” untuk menjadi yang terbaik, yang bisa memicu kecemasan dan stres.
- Waktu Bermain yang Berkurang: Bermain adalah cara alami anak untuk belajar, berkreasi, dan melepaskan energi. Jika waktu bermainnya terenggut, perkembangan emosionalnya bisa terganggu.
2. Kualitas Hubungan Keluarga Menurun
Waktu yang seharusnya dihabiskan bersama keluarga malah tersita untuk jadwal les yang padat.
- Kurangnya Waktu Bersama Orang Tua: Waktu makan malam bersama, mengobrol, atau sekadar menonton TV bersama bisa jadi langka.
- Perasaan Terasing: Si Kecil bisa merasa bahwa Bunda hanya peduli pada prestasi akademisnya, bukan pada kebahagiaannya.
3. Kehilangan Motivasi Diri
Les yang terlalu banyak bisa menghilangkan motivasi intrinsik Si Kecil.
- Belajar Bukan Karena Minat: Si Kecil hanya belajar karena “disuruh” atau “harus”, bukan karena ia menyukai pelajaran itu.
- Kreativitas Terhambat: Dengan jadwal yang sudah diatur ketat, Si Kecil tidak punya waktu luang untuk berkreasi dan mengeksplorasi hal-hal baru secara mandiri.
Cara Bijak Memilih Les untuk Anak: Tiga Hal Penting yang Harus Bunda Pertimbangkan

Jadi, bagaimana caranya agar Bunda bisa mendapatkan manfaat les tanpa harus mengorbankan kebahagiaan dan kesehatan Si Kecil? Kuncinya adalah bijak dalam memilih.
1. Dengarkan Suara Hati Si Kecil
Paling penting dari semuanya, tanyakan pada Si Kecil, “Apa yang kamu suka?” atau “Apa yang mau kamu pelajari?”
- Libatkan Anak dalam Keputusan: Ajak ia berdiskusi, jangan hanya mendaftarkannya tanpa persetujuan.
- Amati Minatnya: Perhatikan kegiatan apa yang paling ia nikmati. Apakah ia suka mencoret-coret, bernyanyi, atau berlari-lari? Pilih les yang sejalan dengan minatnya.
- Jangan Memaksakan Kehendak: Hindari mendaftarkan Si Kecil ke les yang hanya sesuai dengan keinginan Bunda atau Ayah.
2. Perhatikan Keseimbangan Jadwal
Jangan biarkan jadwal Si Kecil penuh dengan les dari Senin sampai Minggu.
- Satu atau Dua Les Saja Cukup: Fokuskan pada satu atau dua bidang yang benar-benar ia minati.
- Alokasikan Waktu Bermain: Pastikan ia punya waktu luang untuk bermain bebas, bersantai, atau sekadar bermalas-malasan. Waktu ini sangat penting untuk otaknya beristirahat.
- Tetapkan Waktu Tidur yang Cukup: Jangan sampai jadwal les yang padat mengganggu jam tidurnya.
3. Kenali Pilihan Les yang Ada
Setiap les punya kelebihan dan kekurangannya sendiri.
- Les Privat: Fokus pada kebutuhan individual anak, tapi biayanya mungkin lebih mahal.
- Les Kelompok (Bimbel): Lebih terjangkau dan memungkinkan Si Kecil bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
- Kursus Ekstrakurikuler di Sekolah: Biasanya lebih praktis karena berada di lingkungan sekolah, dan seringkali gratis atau berbiaya murah.
Les Sebagai Pelengkap, Bukan Beban
Bunda, mendaftarkan anak ke les memang bisa menjadi alat yang sangat berguna untuk mengasah potensi dan bakatnya. Namun, les seharusnya menjadi pelengkap, bukan beban yang membuat Si Kecil stres dan kehilangan masa kanak-kanaknya.
Kunci keberhasilannya terletak pada bagaimana Bunda memilih dan mengelola jadwal les Si Kecil. Dengarkan kata hatinya, prioritaskan kebahagiaannya, dan pastikan ia memiliki keseimbangan antara belajar dan bermain. Dengan cara ini, Bunda tidak hanya sedang menginvestasikan masa depan Si Kecil, tapi juga memastikan ia tumbuh menjadi pribadi yang sehat, bahagia, dan siap menghadapi tantangan hidup.
Bunda bisa temukan artikel parenting lainnya di Instagram @Unifam.id. Dan pastinya, jangan lupa belanja produk-produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia biar lebih aman dan pasti asli!