Articles

Panduan Lengkap Perkembangan Bicara Si Kecil: Dari Ocehan Menggemaskan hingga Kalimat Berisi

Post pada 01 Sep 2025

Halo, Bunda! Momen melihat Si Kecil mulai mengeluarkan suara, mengoceh, dan akhirnya merangkai kata-kata menjadi kalimat adalah salah satu kebahagiaan terbesar bagi setiap orang tua. Proses ini bukan sekadar kemampuan berkomunikasi, tapi juga cerminan dari perkembangan otaknya yang pesat. Namun, sering kali muncul pertanyaan di benak kita: “Normal tidak ya kalau Si Kecil belum bisa bilang ‘mama’ di usia sekian?” atau “Kok teman-temannya sudah lancar ngobrol, tapi Si Kecil masih diam saja?”. 

Artikel ini hadir sebagai panduan lengkap untuk Bunda, agar bisa mengenali tahapan perkembangan bicara anak secara lebih baik. Kita akan bahas dari awal Si Kecil lahir hingga usia sekolah, lengkap dengan ciri-ciri penting yang perlu Bunda perhatikan. Selain itu, kita juga akan mengupas tuntas tanda-tanda keterlambatan bicara dan apa saja yang bisa Bunda lakukan. Yuk, kita mulai!

Tahapan Emas Perkembangan Bicara Anak

panduan tahapan bicara anak

Perkembangan bicara pada anak tidak terjadi secara instan, melainkan melalui serangkaian tahapan yang saling berkesinambungan. Meskipun setiap anak punya ritme uniknya masing-masing, ada panduan umum yang bisa kita jadikan acuan.

Usia 0–3 Bulan: Si Kecil Mulai Menyimak

Di awal kehidupannya, Si Kecil lebih banyak menjadi pendengar. Ia mulai mengenali suara Bunda dan Ayah, menoleh saat mendengar suara keras, dan menunjukkan ekspresi senang saat diajak bicara. Responsnya masih berupa cooing (suara-suara seperti “ooh” dan “aah”) dan tangisan yang berbeda-beda untuk menunjukkan kebutuhan yang berbeda, seperti lapar, mengantuk, atau tidak nyaman.

Bunda bisa mengajak Si Kecil berbicara sesering mungkin. Gunakan nada bicara yang hangat, lembut, dan ekspresif. Nyanyikan lagu anak-anak atau bacakan buku dengan suara yang ceria.

Usia 4–6 Bulan: Munculnya Ocehan Pertama

Tahapan ini ditandai dengan babbling atau mengoceh. Si Kecil mulai mengeluarkan gabungan konsonan dan vokal seperti “ba-ba-ba” atau “da-da-da”. Ini adalah cara Si Kecil melatih otot-otot di mulutnya dan meniru suara yang ia dengar. Meskipun belum punya makna, ocehan ini adalah fondasi penting untuk kata-kata pertamanya nanti.

Bunda bisa coba menirukan ocehan Si Kecil. Jika ia mengatakan “ma-ma-ma”, Bunda bisa membalasnya dengan “ma-ma-ma” juga. Ini akan membuatnya merasa didengarkan dan mendorongnya untuk terus bereksperimen dengan suara.

Baca juga: Gigi Pertama Si Kecil: Panduan Lengkap Tumbuh Gigi Usia 5–33 Bulan

Usia 7–12 Bulan: Satu Kata Penuh Makna

Di tahapan ini, kosakata Si Kecil mulai berkembang pesat. Ia mulai bisa merespons namanya sendiri dan mengerti kata-kata sederhana seperti “tidak” atau “ayo”. Puncak dari tahapan ini adalah munculnya kata pertamanya yang memiliki makna, seperti “mama”, “papa”, atau “mimik”. Ia juga mulai bisa menunjuk objek yang ia inginkan.

Ajak Si Kecil berinteraksi dengan benda-benda di sekitarnya. Tunjukkan benda sambil sebutkan namanya, misalnya “Ini bola”, atau “Mau minum susu?”. Berikan apresiasi saat ia berhasil menunjuk atau mengucapkan kata-kata.

Usia 12–18 Bulan: Kosakata Mulai Bertambah

Di usia ini, Si Kecil mulai mengumpulkan lebih banyak kata, meskipun pengucapannya mungkin belum sempurna. Rata-rata anak di usia ini sudah bisa mengucapkan 1-3 kata yang bermakna. Ia juga mulai bisa mengikuti instruksi sederhana seperti “ambil bola” atau “beri Bunda biskuit”.

Lanjutkan kebiasaan berbicara, membaca buku, dan menyanyikan lagu. Bantu Si Kecil memperluas kosakatanya dengan mengulangi kata yang ia sebutkan dengan pengucapan yang benar. Misalnya, jika ia bilang “ata” untuk “mata”, Bunda bisa menimpali dengan “Iya, ini mata”.

Panduan Tahapan Perkembangan Bicara Anak

Usia 18–24 Bulan: Kalimat Dua Kata dan Seterusnya

Ini adalah masa “ledakan kosakata”! Si Kecil bisa belajar satu kata baru setiap beberapa jam. Tahapan paling penting adalah ia mulai bisa menggabungkan dua kata menjadi satu kalimat, seperti “ayah pergi” atau “mau makan”. Ia juga mulai bisa mengidentifikasi bagian tubuh dan benda-benda umum.

Beri respons yang lebih detail pada kalimat sederhana Si Kecil. Jika ia bilang “mau mimik”, Bunda bisa membalasnya, “Iya, SAdek mau minum susu. Yuk, kita ambil susunya”. Ini akan mengajarkannya cara menyusun kalimat yang lebih lengkap.

Usia 2–3 Tahun: Mulai Mengobrol dan Bertanya

Di usia ini, Si Kecil sudah bisa berkomunikasi dengan cukup lancar. Kosakatanya bisa mencapai ratusan kata. Ia mulai menggunakan kalimat yang lebih panjang (3-5 kata), dan seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan khas anak seperti “ini apa?” atau “kenapa?“. Ia juga sudah bisa mengenali warna, bentuk, dan nama-nama benda.

Ajak Si Kecil mengobrol tentang berbagai hal. Berikan kesempatan baginya untuk bercerita tentang aktivitasnya. Jawab pertanyaannya dengan sabar dan ajak ia berdiskusi, sekecil apa pun topiknya.

Usia 3–5 Tahun: Percakapan Semakin Lancar

Kemampuan berbahasa Si Kecil semakin matang. Ia bisa menceritakan kejadian yang baru saja terjadi, mengikuti percakapan, dan memahami instruksi yang lebih kompleks. Pengucapannya semakin jelas, meskipun beberapa suara mungkin masih sulit diucapkan. Ia juga mulai bisa berinteraksi dengan teman-temannya menggunakan bahasa.

Berikan kesempatan pada Si Kecil untuk berinteraksi dengan anak-anak seusianya. Bacakan buku cerita yang lebih panjang, dan ajak ia menceritakan kembali ceritanya. Koreksi pengucapan yang salah dengan lembut, tanpa membuatnya merasa malu.

Baca juga: Mengungkap Bahasa Bayi: Panduan Lengkap untuk Bunda dalam Memahami Si Kecil

Kenali Tanda-tanda Keterlambatan Bicara (Speech Delay)

Meskipun setiap anak berkembang dengan kecepatan berbeda, ada beberapa tanda bahaya (red flags) yang perlu Bunda waspadai. Jika Bunda melihat salah satu dari gejala ini, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli terapi wicara.

Gejala Keterlambatan Bicara Berdasarkan Usia:

Usia 12 Bulan:

  • Tidak menoleh saat namanya dipanggil.
  • Tidak menunjukkan gestur seperti menunjuk atau melambaikan tangan.
  • Tidak merespons suara, bahkan suara yang keras.
  • Tidak mengeluarkan suara babbling (“ba-ba”, “da-da”).
  • Tidak menunjukkan minat untuk berinteraksi atau bermain.

Usia 15-18 Bulan:

  • Tidak bisa mengucapkan kata-kata sederhana seperti “mama” atau “papa”.
  • Tidak memahami instruksi sederhana.
  • Tidak menunjuk benda yang diinginkan atau benda yang ia lihat.
  • Hanya bisa mengeluarkan suara ocehan, tanpa kata-kata yang bermakna.

panduan bicara anak

Usia 18-24 Bulan:

  • Kosakata kurang dari 10 kata.
  • Tidak bisa menggabungkan dua kata menjadi satu kalimat (misalnya “mau makan”).
  • Tidak bisa meniru kata-kata atau suara yang Bunda ucapkan.
  • Lebih suka menggunakan isyarat atau menunjuk daripada berusaha bicara.

Baca juga: Si Kecil Susah Diatur? Tenang, Bunda Pasti Bisa! Panduan Bijak Hadapi Perilaku Tantrum dan Sulit Diatur

Usia 2-3 Tahun:

  • Tidak bisa menggunakan kalimat lebih dari dua kata.
  • Sulit dipahami saat berbicara (orang lain selain Bunda dan Ayah tidak mengerti apa yang ia bicarakan).
  • Tidak bisa mengikuti instruksi yang lebih kompleks (misalnya “ambil mainan di kamar dan berikan ke Ayah”).
  • Tidak tertarik untuk bermain dengan anak lain atau berinteraksi secara sosial.
  • Kehilangan kemampuan bicara yang sudah ia kuasai sebelumnya.

Jika Bunda menemukan beberapa gejala di atas pada Si Kecil, jangan panik dulu. Segera konsultasikan dengan dokter anak. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebabnya, apakah itu karena masalah pendengaran, gangguan neurologis, atau faktor lainnya. Deteksi dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Mengapa Keterlambatan Bicara Bisa Terjadi?

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan anak terlambat bicara. Mengetahui penyebabnya bisa membantu Bunda dan dokter dalam menentukan langkah penanganan yang paling tepat. Beberapa penyebab umum, antara lain:

Gangguan Pendengaran

Ini adalah penyebab paling sering dari keterlambatan bicara. Jika Si Kecil tidak bisa mendengar dengan jelas, ia akan kesulitan untuk meniru suara dan kata-kata.

Masalah pada Organ Bicara

Lidah, langit-langit mulut, atau bibir yang bermasalah (misalnya tongue tie atau frenulum pendek) dapat menghambat pengucapan.

Gangguan Neurologist

Kondisi seperti autisme, cerebral palsy, atau gangguan perkembangan lainnya seringkali disertai dengan keterlambatan bicara.

Kurangnya Stimulasi

Lingkungan yang tidak mendukung interaksi verbal, seperti terlalu banyak paparan layar (gadget atau TV) tanpa komunikasi dua arah, bisa menghambat perkembangan bicara.

Masalah Psikososial

Kurangnya interaksi dan perhatian dari orang tua dapat membuat anak menjadi pendiam dan enggan berkomunikasi.

Baca juga: Menggambar Jadi Cara si Kecil Berkomunikasi dan Bereskpresi

Bunda, Ini yang Bisa Kita Lakukan untuk Menstimulasi Bicara Si Kecil!

Meskipun kita sudah mengetahui tahapan dan tanda bahaya, peran Bunda sebagai orang tua adalah yang paling krusial. Stimulasi harian yang konsisten bisa membantu Si Kecil untuk mencapai tonggak perkembangannya.

Ajak Bicara Sepanjang Hari

Jadikan kebiasaan untuk mengobrol dengan Si Kecil tentang apa pun yang sedang Bunda lakukan. Misalnya, saat memasak, sebutkan bahan-bahannya: “Bunda sedang potong bawang”, atau “Ini sayuran hijau”.

Bacakan Buku Setiap Hari

Membaca buku adalah salah satu cara terbaik untuk memperkenalkan kosakata baru. Ajak Si Kecil melihat gambar, tanyakan apa yang ia lihat, dan beri jeda agar ia bisa merespons.

Bunda juga bisa membacakan dongeng Indonesia yang terkenal sebagai inspirasi untuk anak.

Matikan Gadget dan TV Saat Bersama

Waktu berkualitas adalah saat Bunda dan Si Kecil bisa berinteraksi secara aktif. Terlalu banyak waktu di depan layar membuat Si Kecil menjadi pasif dan tidak melatih kemampuan komunikasinya.

Ulangi dan Kembangkan Kalimatnya

Saat Si Kecil mengucapkan kata yang belum sempurna atau kalimat yang singkat, Bunda bisa mengulanginya dengan benar dan menambahkan kata lain. Misalnya, “ota” jadi “mobil”, lalu “Iya, itu mobil Ayah.”

Biarkan Si Kecil Mengungkapkan Keinginannya

Jangan buru-buru memenuhi semua keinginannya hanya dengan menunjuk. Minta ia untuk mengucapkan kata “mau” atau “ambil” sebelum Bunda memberikannya.

Bernyanyi Bersama

Lagu anak-anak dengan lirik yang sederhana dan irama berulang sangat efektif untuk membantu Si Kecil menghafal kata-kata dan melatih pengucapan.

Ajak Bermain Peran

Bermain peran seperti berpura-pura menjadi dokter, koki, atau guru akan melatih Si Kecil untuk menggunakan bahasa dalam konteks yang berbeda.

Baca juga: Cara Jitu Menumbuhkan Minat Baca Si Kecil Saat Liburan Sekolah

Jangan Ragu Mencari Bantuan Profesional

Melihat Si Kecil berkembang sesuai tahapan adalah impian setiap orang tua. Namun, jika Bunda merasakan ada yang tidak beres dengan perkembangan bicaranya, jangan tunda untuk mencari bantuan. Keterlambatan bicara bukan aib, melainkan kondisi yang bisa diatasi dengan penanganan yang tepat dan cepat.

Ingat, Bunda, tidak ada satu formula yang sama untuk semua anak. Setiap anak adalah unik dan berharga. Tugas kita sebagai orang tua adalah memberikan dukungan terbaik, menciptakan lingkungan yang penuh kasih, dan menjadi pendengar pertama yang paling setia untuk Si Kecil. Dengan begitu, kita bisa bersama-sama melihat mereka tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan percaya diri dalam berkomunikasi.

Bunda bisa temukan artikel parenting lainnya di Instagram @Unifam.id. Dan pastinya, jangan lupa belanja produk-produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia biar lebih aman dan pasti asli!

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel