Artikel

Kenali Smiling Depression: Senyum di Wajah, Sedih di Hati

Post pada 16 Okt 2024

Apakah Bunda pernah merasakan perasaan sedih, kosong, atau lelah yang berkepanjangan? Padahal, di permukaan, Bunda terlihat baik-baik saja, bahkan mungkin tersenyum dan bercanda dengan orang lain. Nah, kondisi ini mungkin saja adalah smiling depression, atau depresi tersembunyi.

Smiling depression, seperti namanya, adalah bentuk depresi yang tidak terlihat jelas dari luar. Orang yang mengalaminya mungkin tampak bahagia dan berfungsi normal di depan orang lain, tetapi di dalam hati mereka sedang berjuang melawan perasaan negatif yang mendalam.

Apa Itu Smiling Depression?

apa itu smiling depression dan bedanya dengan depresi

Smiling depression adalah kondisi di mana seseorang mengalami gejala depresi, tetapi mereka menyembunyikannya dengan baik sehingga orang di sekitarnya tidak menyadari bahwa mereka sedang berjuang. Mereka mungkin terlihat bahagia dan berfungsi normal di tempat kerja, sekolah, atau dalam kehidupan sosial mereka, tetapi di dalam hati mereka merasa sedih, putus asa, dan kosong.

Smiling depression berbeda dengan depresi biasa. Orang dengan depresi biasa biasanya menunjukkan gejala yang jelas seperti kehilangan minat, perubahan nafsu makan, gangguan tidur, dan perasaan putus asa.

Baca juga; Cara Menjaga Kesehatan Mental Ibu dan Keluarga

Mengapa Smiling Depression Sulit Dikenali?

Smiling depression merupakan kondisi yang seringkali sulit diidentifikasi. Pasien dengan kondisi ini cenderung menampilkan ekspresi wajah yang ceria dan positif, meskipun secara internal mereka mengalami gejala depresi yang signifikan.

gejala dan ciri depresi

Kemampuan untuk menyembunyikan emosi negatif ini membuat smiling depression menjadi tantangan dalam diagnosis dan penanganan. Ada beberapa alasan mengapa smiling depression sulit dikenali:

  • Stigma: 

Banyak orang masih enggan mengakui bahwa mereka mengalami masalah kesehatan mental, termasuk depresi.

  • Tekanan sosial: 

Ada harapan bahwa kita harus selalu terlihat bahagia dan kuat.

  • Gejala yang tidak khas: 

Gejala smiling depression seringkali tidak terlihat jelas, sehingga sulit dibedakan dengan kondisi emosional biasa.

Baca juga: Kenali Tanda Ibu Butuh Me Time

7 Gejala Smiling Depression yang Wajib Bunda Kenali dan Ketahui

Gejala smiling depression seringkali membingungkan, karena orang yang mengalaminya tampak ceria dan baik-baik saja di luar. Namun, di balik senyum itu, mereka mungkin merasakan kesedihan mendalam, kehilangan minat pada hal-hal yang biasa mereka sukai, atau bahkan pikiran-pikiran negatif tentang diri sendiri. Selain perasaan sedih yang mendalam, penderita smiling depression juga sering mengalami gejala fisik seperti beberapa hal berikut ini: 

gejala smiling depresion

1. Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai: 

Kehilangan minat pada aktivitas yang biasanya disukai adalah gejala umum dari berbagai kondisi, mulai dari depresi hingga kelelahan.  Ini juga bisa menjadi tanda dari smiling depression, di mana mereka tampak baik-baik saja di permukaan, tetapi di dalam mereka merasakan kesedihan, kehilangan motivasi, dan kurangnya minat yang mendalam.  

Mereka yang mengalaminya mungkin merasa sulit untuk menikmati hal-hal yang dulu disukai, bahkan mungkin menjadi apatis atau tidak tertarik sama sekali.  Meskipun mereka mungkin tersenyum dan berinteraksi secara sosial, di dalam hati merasakan kekosongan dan ketidakmampuan untuk merasakan kebahagiaan yang sejati.

Baca juga: 5 Pose Yoga untuk Mengatasi Stress  

2. Perubahan pola tidur: 

Bunda, perubahan pola tidur juga bisa menjadi tanda dari smiling depression. Mereka yang mengalaminya mungkin mengalami kesulitan tidur, atau justru tidur terlalu banyak.  Ini bisa menjadi akibat dari perasaan gelisah dan cemas yang mendasari, atau mungkin karena mereka merasa lelah dan tidak bersemangat untuk melakukan hal-hal yang biasanya mereka sukai.  Perubahan pola tidur ini bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam diri mereka, meskipun mereka mungkin berusaha untuk menyembunyikannya dari orang lain.

3. Perubahan nafsu makan: 

Mereka mungkin mengalami penurunan atau peningkatan nafsu makan.  Beberapa orang mungkin kehilangan minat pada makanan dan merasa sulit untuk makan, sementara yang lain mungkin merasa lebih lapar dari biasanya.  Ini bisa menjadi akibat dari perubahan suasana hati dan tingkat energi mereka, atau mungkin karena mereka menggunakan makanan sebagai cara untuk mengatasi perasaan mereka.  Perubahan nafsu makan ini bisa menjadi tanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam diri mereka, meskipun mereka mungkin berusaha untuk menyembunyikannya dari orang lain.

Baca juga: 5 Jenis Gangguan Psikologsi yang Biasa Dialami Remaja

4. Kelelahan: 

Umumnya penderita smiling depression akan merasa lelah dan tidak berenergi, bahkan setelah tidur yang cukup.  Ini bisa menjadi akibat dari perasaan sedih dan putus asa yang mendasari, atau mungkin karena mereka merasa tidak bersemangat untuk melakukan hal-hal yang biasanya mereka sukai.  Kelelahan ini bisa membuat mereka merasa sulit untuk berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, atau bahkan keluar rumah.  Meskipun mereka mungkin berusaha untuk tetap aktif dan produktif, di dalam mereka merasakan kelelahan yang mendalam yang sulit untuk dihilangkan.

kenali gejala smiling depresion dan atasi

5. Kesulitan berkonsentrasi: 

Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh mereka yang mengalami smiling depression adalah kesulitan untuk berkonsentrasi. Tugas-tugas yang biasanya mudah terasa berat dan membingungkan. Pikiran mereka seringkali melayang ke hal-hal yang membuat mereka khawatir atau sedih, sehingga sulit untuk fokus pada apa yang sedang mereka kerjakan.

 6. Perasaan tidak berharga atau bersalah: 

Perasaan tidak berharga atau bersalah dapat mempengaruhi perilaku sehari-hari. Mereka mungkin menghindari interaksi sosial karena takut akan penilaian negatif. Selain itu, mereka juga mungkin enggan mencoba hal-hal baru karena takut gagal.

7. Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain:

Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain seringkali muncul sebagai mekanisme koping yang tidak sehat, terutama ketika seseorang merasa terjebak dalam situasi yang sangat menyakitkan atau mengalami tekanan emosional yang berat, termasuk smiling depression. Dalam beberapa kasus yang parah, pikiran-pikiran destruktif ini dapat berkembang menjadi keinginan untuk mengakhiri hidup, sebuah tindakan yang menunjukkan betapa dalamnya penderitaan yang mereka rasakan.

Penyebab Smiling Depression

apa dan gejala smiling depression

Penyebab smiling depression sangat kompleks dan belum sepenuhnya dipahami.  Meskipun sering dikaitkan dengan faktor genetik, pengalaman traumatik, dan tekanan hidup, penelitian masih terus dilakukan untuk memahami secara mendalam apa yang menyebabkan seseorang mengalami kondisi ini. 

Beberapa teori menunjukkan bahwa smiling depression bisa menjadi hasil dari mekanisme pertahanan yang digunakan untuk menyembunyikan kesedihan dan kesulitan emosional dari orang lain.  Namun, penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman yang unik, dan penyebab smiling depression bisa bervariasi dari satu orang ke orang lain. Namun, beberapa faktor yang mungkin berperan di antaranya:

  • Genetika: 

Riwayat keluarga dengan depresi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami smiling depression.

  • Kimia otak: 

Perubahan dalam keseimbangan zat kimia di otak, seperti serotonin dan dopamin, dapat menyebabkan depresi.

  • Pengalaman hidup:

Trauma masa kecil, kehilangan orang yang dicintai, atau masalah hubungan dapat memicu depresi.

  • Kondisi medis: 

Beberapa kondisi medis, seperti penyakit tiroid atau gangguan hormon, dapat meningkatkan risiko depresi.

Baca juga: Apa dan Cara Mengatasi Panick Attack pada Ibu

Cara Mengatasi Smiling Depression

Jika Bunda atau orang terdekat Bunda mengalami gejala smiling depression, penting untuk mencari bantuan profesional. Beberapa cara yang dapat membantu mengatasi smiling depression antara lain:

  • Terapi: 

Terapi, seperti terapi kognitif-behavioral (CBT), dapat membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir negatif yang berkontribusi pada depresi.

  • Medikasi: 

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan antidepresan untuk membantu menyeimbangkan kimia otak.

  • Dukungan sosial: 

Berbicara dengan orang yang dipercaya, bergabung dengan kelompok dukungan, atau mengikuti kegiatan sosial dapat membantu mengurangi perasaan kesepian dan terisolasi.

  • Perubahan gaya hidup: 

Berolahraga secara teratur, makan makanan sehat, dan tidur yang cukup dapat membantu meningkatkan suasana hati dan mengurangi gejala depresi.

Baca juga: Ciri-Ciri Gaslighting dan Cara Mengatasinya

Selalu Jaga Kesehatan Mental Bunda! 

Bunda,  smiling depression mungkin tampak seperti hal yang sepele, tapi jangan anggap remeh.  Jika Bunda merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.  Ingat, Bunda tidak sendirian.  Banyak orang yang mengalami hal serupa, dan ada banyak cara untuk mengatasi smiling depression.  Bunda bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan terapi yang tepat.

Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.  Bunda bisa mulai dengan melakukan hal-hal yang Bunda sukai, seperti berolahraga, menghabiskan waktu di alam, atau bermeditasi.  Bunda juga bisa membangun hubungan yang sehat dengan orang-orang terdekat.  Ingat, Bunda berhak untuk bahagia dan sehat secara mental.  Jangan ragu untuk meminta bantuan jika Bunda membutuhkannya.

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel