Artikel

Anak Mulai Sekolah Lagi Setelah Lebaran, Apakah Perlu Diberikan Uang Saku?

Post pada 28 Apr 2023

Masa libur lebaran sudah usai. Kini, bunda sudah harus mempersiapkan anak-anak kembali ke sekolah. Di samping mengembalikan semangat dan motivasi si kecil, bisa jadi bunda kepikiran tentang uang saku atau uang jajan.

Keputusan memberikan uang saku atau uang jajan ini bisa jadi pro dan kontra. Sebagian bunda tidak mempermasalah bila si kecil dapat uang saku. Lain halnya dengan yang lain yang berpendapat pemberian uang saku kurang baik.

Masing-masing pendapat pasti didukung alasan kuat. Bagi yang pro uang saku, anak dapat melatih diri mengelola uang. Sedangkan yang kontra, uang saku dikhawatirkan akan membuat anak hobi jajan, lebih-lebih camilan yang kurang sehat.

Sebagai jalan tengah, yuk bareng-bareng bahas soal uang saku atau uang jajan ini.

1. Fungsi dan peran uang saku

Sebenarnya uang saku yang dipegang anak punya beberapa fungsi. Misalnya saja sebagai biaya transportasi. Memang kalau di Jakarta ada Bus Sekolah yang gratis, tapi rutenya bisa jadi tidak melalui depan rumah. Praktis, anak butuh biaya transportasi untuk menuju halte terdekat.

Fungsi berikutnya untuk mengakomodir biaya tak terduga. Misalnya saja membeli alat tulis atau kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan sekolah. Selain itu, bisa jadi uang saku itu dapat digunakan anak untuk bersedekah atau beramal.

BACA: Camilan Sehat yang Bikin Perut ‘Stabil’ Jauh dari Rasa Lapar Selama Mudik

Kemudian jangan lupakan, kadang-kadang uang saku itu diperlukan anak sebagai media bersosialisasi. Ketika pegang uang saku, dia berkesempatan untuk bersosialisasi bersama teman-temannya saat ke kantin.

2. Poin positif dari uang saku

Memang sih, memberikan uang saku mengundang pro dan kontra bagi para bunda. Sekali lagi, masing-masing pendapat punya pembenaran. Bila dipandang dari sisi positif, uang saku menjadi media anak kenal dengan alat pembayaran. Kemudian juga belajar berhitung nominal uang.

Selain berkesempatan jajan bersama teman-teman, anak juga terlatih mengelola uang. Sebagian bisa dibelanjakan, sebagian lagi bisa ditabung.

BACA: ​​Ajari Si Kecil Kelola ‘Duit THR’ saat Momen Mudik Lebaran

3. Sisi negatif

Uang saku dapat menjadi dilema juga bagi bunda. Utamanya adalah kekhawatiran untuk jajan sembarangan yang tidak terjamin kebersihan dan nilai gizinya. Maka itu, sebagian bunda mensiasati dengan memberi bekal makanan dari rumah. Selain makanan inti, kadang bunda juga menyertakan camilan. Misalnya saja Permen Susu Milkita yang punya kandungan gizi baik setara segelas susu.

Sebagai jalan tengah, kadang bunda memberikan uang saku tapi tidak dipegang anak. Uang saku itu langsung ditabung di celengan atau wadah lain.

4. Nominal

Bunda pasti punya pertimbangan sendiri saat menentukan besaran nominal uang saku. Biasanya tergantung dengan kebutuhan harian si kecil. Maka itu penting agar bunda mensurvei dulu besaran kebutuhan harian anak. Misalnya berapa untuk biaya transportasi, harga jajanan di kantin sekolah, dan lain-lain. Baru kemudian dapat diketahui besaran uang saku yang ideal.

Pendek kata, memberikan uang saku memang ada sisi positif dan negatif. Sekarang keputusan ada di tangan bunda. Kalau pun tetap ingin memberikan uang saku, bunda tetap harus memberikan di angka yang wajar dan tetap memberi pemahaman bagaimana menggunakan uang saku dengan bijak.

Kunjungi lapak official Unifam untuk mendapatkan Pino Es Serut Buah di Shopee dan Tokopedia.  

Bagikan Artikel