Post pada 09 Mei 2025
Sebagai seorang ibu, Bunda pasti ingin melindungi anak-anak dari segala bahaya, termasuk pelecehan seksual. Tapi, tahukah Bunda bahwa pelecehan seksual juga bisa terjadi pada kita sendiri?
Topik kali ini mungkin agak berat, tapi penting banget untuk dibahas bareng-bareng. Artikel kali ini akan membahas tentang pelecehan seksual. Bukan untuk nakut-nakutin, ya, tapi supaya Bunda bisa lebih waspada dan siap melindungi diri sendiri, anak-anak, bahkan orang-orang di sekitar kita dari bahaya ini.
Pelecehan seksual bisa terjadi di mana aja dan kapan aja, lho. Di tempat kerja, transportasi umum, sekolah, bahkan di dunia maya. Makanya, penting banget buat kita kenali bentuk-bentuknya dan gimana cara mencegahnya.
Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku yang bersifat seksual dan tidak diinginkan oleh korbannya. Bisa berupa kata-kata, sentuhan, isyarat, bahkan pandangan yang bikin kita merasa nggak nyaman, terganggu, atau terancam.
Pelecehan seksual dapat menjadi tindakan yang menyakitkan dan traumatis. Bukan hanya menyakiti secara fisik, tapi juga mental dan emosional. Korban pelecehan seksual bisa mengalami berbagai gangguan psikis, seperti gangguan cemas, depresi, dan PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
Pelecehan seksual itu nggak melulu soal kekerasan fisik, lho, Bunda. Bentuknya bisa macam-macam dan kadang terjadi tanpa kita sadari. Supaya kita bisa lebih waspada, yuk kenali jenis-jenis pelecehan seksual berikut ini:
Misalnya tiba-tiba dielus, diraba, atau disentuh di bagian tubuh pribadi tanpa izin. Walau kelihatannya “cuma iseng”, ini jelas bentuk pelecehan, ya Bunda!
Dapat godaan kasar, lelucon yang cabul, atau tiba-tiba dikirimi gambar atau video porno? Ini juga termasuk pelecehan, apalagi kalau bikin kita nggak nyaman.
Ini adalah bentuk paling berat dari pelecehan seksual. Bisa terjadi di dalam maupun luar rumah tangga, dan bisa melukai fisik serta mental korban. Jangan pernah anggap remeh ya, Bun.
Ingat, pelecehan seksual itu bukan soal pakaian atau tempat, tapi soal kuasa dan rasa tidak hormat. Kita berhak merasa aman di mana pun berada.
Bukan cuma bikin kaget atau malu sesaat, pelecehan seksual bisa ninggalin luka yang dalam banget—baik di hati, pikiran, maupun kehidupan sehari-hari. Yuk, kita lihat dampaknya kalau masalah ini dibiarkan:
Korban bisa terus dihantui rasa takut, cemas, bahkan sampai depresi. Nggak jarang, mereka jadi sulit percaya sama orang lain.
Ada yang merasa dirinya kotor, bersalah, atau malu, padahal mereka adalah korban. Perasaan ini bisa lama banget hilangnya kalau nggak dapat dukungan.
Efeknya bisa muncul lewat tubuh juga, Bun. Misalnya susah tidur, sakit kepala, jantung berdebar, atau nafsu makan turun drastis.
Karena trauma, korban bisa jadi enggan keluar rumah, nggak mau bersosialisasi, bahkan berhenti kerja atau sekolah. Sedih banget, ya?
Makanya, jangan pernah anggap enteng, apalagi menyalahkan korban. Tugas kita sebagai sesama perempuan—dan sebagai Bunda—adalah saling dukung, dengarkan, dan bantu mereka pulih dengan kasih.
Semua orang bisa jadi korban, Bunda. Anak-anak, remaja, ibu rumah tangga, bahkan nenek-nenek. Tapi, pelaku pelecehan seringkali memanfaatkan kekuasaan atau hubungan dekat untuk melakukan aksinya.
Misalnya:
Karena itu, penting banget ngajarin anak-anak sejak dini tentang bagian tubuh mana yang nggak boleh disentuh orang lain, dan ajarin mereka untuk berani bilang “tidak” kalau merasa nggak nyaman.
Berikut beberapa langkah sederhana tapi efektif yang bisa Bunda lakukan untuk melindungi diri sendiri dan keluarga dari pelecehan seksual:
Kalau merasa nggak nyaman atau ada yang janggal, segera jauhi situasi itu. Percayalah pada perasaan Bunda sendiri, karena insting jarang salah!
Kita punya hak atas tubuh kita. Kalau ada yang bertingkah nggak sopan, jangan ragu untuk menolak dengan tegas. Katakan, “Maaf, saya nggak nyaman dengan itu.”
Kalau Bunda harus pulang malam atau naik kendaraan umum, usahakan bareng teman atau keluarga. Pilih jalan yang terang dan ramai, ya Bun.
Ajarkan anak untuk mengenali sentuhan yang tidak pantas, dan berani cerita kalau ada yang bikin mereka nggak nyaman. Dengarkan mereka tanpa menghakimi.
Hindari posting lokasi real time, nomor telepon, atau info pribadi lain yang bisa disalahgunakan orang tak bertanggung jawab.
Ikut seminar, nonton video edukatif, atau baca artikel terpercaya tentang pelecehan seksual. Ilmu ini penting banget sebagai benteng perlindungan.
Selalu simpan nomor darurat seperti keluarga, teman dekat, atau polisi di ponsel Bunda. Kalau terjadi situasi mencurigakan, Bunda bisa langsung minta bantuan.
Kadang, meskipun sudah hati-hati, kita tetap bisa jadi korban. Jangan panik, Bun. Ini langkah-langkah yang bisa diambil:
Kalau bisa, lawan atau segera menjauh dari pelaku. Teriak minta tolong kalau perlu.
Kalau pelecehannya terjadi secara online, simpan chat atau screenshot. Kalau fisik, catat waktu, tempat, dan siapa saksinya.
Bisa ke suami, teman, keluarga, atau komunitas perempuan. Jangan dipendam sendiri, Bunda.
Kalau memungkinkan, laporkan ke polisi atau organisasi yang menangani pelecehan seksual. Jangan takut, Bunda berhak dilindungi!
Kalau merasa trauma atau terganggu secara mental, jangan ragu untuk konsultasi dengan psikolog atau konselor.
Anak-anak adalah tanggung jawab kita. Mereka belum tahu banyak tentang dunia, jadi penting banget Bunda bantu mereka memahami batasan tubuh. Coba cara-cara ini:
Bunda, pelecehan seksual bukan hal sepele. Tapi jangan takut, karena dengan pengetahuan dan keberanian, kita bisa melindungi diri dan orang-orang yang kita sayangi. Dimulai dari mengenali bentuk-bentuk pelecehan, membekali anak dengan edukasi, sampai berani ambil tindakan kalau mengalaminya.
Yuk, bareng-bareng ciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan penuh kasih untuk semua. Karena setiap orang berhak merasa aman di mana pun dan kapan pun.
Kalau Bunda suka artikel ini, jangan lupa follow Instagram @Unifam.id untuk update info bermanfaat lainnya. Dan ingat, beli produk Unifam yang asli cuma di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia, ya! Jangan sampai tertipu barang palsu.
Stay safe, sehat, dan kuat selalu, Bunda!