Artikel

5 Tips Generasi Bahagia: Menanam Nilai Kebersamaan Sebelum Teknologi Menjadi Prioritas

Post pada 17 Nov 2025

Bunda, di tengah gemerlap layar gadget, dunia si Kecil tumbuh semakin cepat. Padahal, hal yang benar-benar dibutuhkannya bukan hanya akses ke teknologi, melainkan kehadiran, sentuhan, dan kebersamaan autentik dari kita sebagai orang tua. 

Menyambut Hari Anak Sedunia tanggal 20 November ini, mari kita bersama-sama menyadari bahwa generasi bahagia bukanlah yang dibesarkan dengan gadget sebagai teman utama, tapi yang dibimbing dengan nilai kebersamaan yang kuat sejak dini. Artikel ini hadir sebagai panduan ringan untuk Bunda agar menanamkan nilai kebersamaan sebelum teknologi mengambil alih ruang utama dalam kehidupan si Kecil.

Baca juga: Parenting Tanpa Guilt: 10 Cara Ibu dan Ayah Menjaga Kesehatan Mental di Tengah Rutinitas Harian

Mengapa Kebersamaan Jadi Prioritas?

cara membangun kebersamaan keluarga di era digital
Bunda, sambut Hari Anak Sedunia kali ini dengan menerapkan cara membangun kebersamaan keluarga di era digital berikut yuk

Di era di mana layar dan notifikasi sering kali menjadi magnet perhatian kita, penting untuk menyadari bahwa:

  • Paparan layar yang berlebihan pada anak dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, bahasa, dan emosional. 
  • Ketika Bunda atau orang tua sendiri terlalu fokus pada gadget saat bersama si Kecil, interaksi tatap muka yang seharusnya menjadi pondasi tumbuh kembangnya bisa terganggu. Istilah “technoference” menggambarkan gangguan interaksi orang tua-anak akibat penggunaan perangkat digital. 
  • Nilai kebersamaan—seperti permainan bersama, cerita lisan, aktivitas outdoor—membentuk ikatan kuat dan mendukung perkembangan sosial anak, sesuatu yang tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh layar. 
  • Jadi, sebelum gadget atau teknologi menjadi prioritas dalam aktivitas harian si Kecil, Bunda bisa mulai dengan memperkuat kebersamaan dalam keluarga.

Tantangan Bunda dan si Kecil di Era Teknologi

Menjadi orang tua di zaman sekarang seperti berjalan di dua sisi mata uang: teknologi memberikan banyak manfaat, tetapi juga membawa sejumlah tantangan. Beberapa di antaranya:

  • Bunda yang sibuk bekerja atau multitasking sering menggunakan gadget sebagai “pengalih perhatian” si Kecil sementara. Ini memudahkan, tetapi bisa mengurangi waktu interaksi penuh. 
  • Sekolah dan institusi pendidikan semakin memanfaatkan teknologi digital. Sementara di rumah Bunda berusaha membatasi screen time, namun di sekolah bisa sebaliknya. Itu menciptakan inkonsistensi dalam pengaturan teknologi bagi si Kecil
  • si Kecil sekarang sering diberi gadget atau tablet sejak usia sangat dini, terkadang sebagai hadiah atau tanda status, tanpa selalu memperhitungkan efek jangka panjangnya.
    Tantangan-tantangan ini membuat Bunda harus lebih sadar, proaktif, dan kreatif dalam membangun kebersamaan yang bermakna.

Langkah-Langkah Menanam Nilai Kebersamaan Sebelum Teknologi

cara membangun kebersamaan anggota keluarga

Berikut ini langkah-langkah yang bisa Bunda lakukan agar kebersamaan menjadi kenangan dan pondasi bagi si Kecil—sebelum teknologi menjadi yang utama.

1. Tetapkan Zona dan Waktu Bebas Gadget

Mungkin aturan yang Bunda buat ini akan terkesan sedikit kaku dan kolot, tapi percayalah ini adalah langkah awal untuk mendidik kedisiplinan pada si Kecil.

  • Buat “zona bebas gadget” di rumah, misalnya meja makan, kamar tidur, waktu bermain bersama. Ketika di zona ini, semua perangkat digital dimatikan atau dikurangi.
  • Tetapkan “waktu bebas gadget” harian atau mingguan, misalnya 30 menit atau satu jam sebelum tidur, khusus untuk Bunda dan si Kecil berbincang, bermain, atau membaca bersama.
  • Ingat: Bunda harus memberi contoh. Jika gadget terus-menerus ada di tangan Bunda, si Kecil akan meniru. > “Tindakan kita jauh lebih berpengaruh daripada kata-kata.” 

Baca juga: 5 Cara Membatasi Penggunaan Gadget pada Anak – Nomor 3 Wajib Banget Loh!

2. Buat Aktivitas Kebersamaan yang Menyenangkan

Agar si Kecil tidak merasa hanya disuruh-suruh saja, alangkah baiknya Bundapun ikut terlibat dalam kegiatan si Kecil. Karena terkadang bukan soal mainan apa yang dimainkan si Kecil, tapi dengan siapa bermain itu dilakukan.

  • Bermain tradisional bersama: permainan yang menggunakan tubuh, motorik kasar, interaksi sosial langsung. Nilai-nilai kebersamaan muncul ketika kita tertawa bersama, bekerja sama, atau saling berbagi.
  • Cerita sebelum tidur: Duduk bersama si Kecil, baca buku atau cerita dongeng, kemudian diskusikan tentang hari yang telah dilewati atau mimpi si Kecil. Ini sangat membantu bahasa dan ikatan emosionalnya
  • Aktivitas outdoor sederhana: jalan pagi, berkebun kecil, main lompat, berjalan ke taman. Teknologi bisa jadi pelengkap, bukan pengganti.
  • Projek keluarga: misalnya membuat scrapbook keluarga, membuat foto kenangan bersama, atau memasak bersama. Aktivitas ini memperkuat nilai kebersamaan dan membuat si Kecil merasa bagian dari tim keluarga.

3. Pembicaraan Terbuka tentang Teknologi

Bunda juga bisa berbincang empat mata dengan si Kecil mengenai manfaat dan kerugian menggunakan teknologi. Sharing mengenai pengetahuan teknologi ini bisa membuat si Kecil lama-lama paham, bahwa larangan menggunakan gadget berlebihan itu karena Bunda sayang kepadanya.

  • Ajak si Kecil berbicara tentang apa yang dia sukai dari gadget/layar: apa yang dia tonton, mainkan, apa yang membuatnya tertarik. Ini membuka dialog dan membuat teknologi tidak tampak sebagai “larangan” saja.
  • Jelaskan bahwa teknologi adalah alat, bukan pengganti teman atau anggota keluarga. Bunda bisa bilang: “Gadget itu seperti pensil yang bisa membantu kita belajar, tetapi ayah dan Bunda tetap lebih senang kalau kita ngobrol langsung.”
  • Buat kesepakatan bersama: “boleh pakai gadget setelah sudah bermain dan berbicara bersama” atau “jika waktu screen time habis, kita gantikan aktivitas seru bersama”.
  • Ingatkan bahwa tidak ada kata terlambat. Meski Bunda merasa sudah “telat” dalam menerapkan pembatasan teknologi, tetap bisa mulai sekarang. 

4. Padukan Nilai Tradisional & Literasi Digital

Meskipun saat ini kita hidup di era digital, tetapi kita tidak boleh lupa dengan nilai-nilai tradisional yang menjadi identitas bangsa.

  • Nilai kebersamaan dan tradisi lokal sangat penting. Ajak si Kecil bermain permainan tradisional, belajar budaya lokal, mendengar cerita keluarga besar. Ini memberi akar kuat bagi identitasnya. 
  • Sementara itu, literasi digital tetap penting: ajari si Kecil bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak, bagaimana memilih konten yang baik, mengerti bahwa tidak semua yang terlihat di layar itu benar.
  • Kombinasi ini membuat si Kecil tumbuh sebagai generasi bahagia yang terhubung dengan dunia digital tanpa kehilangan nilai-nilai kebersamaan yang fundamental.

Baca juga: Mengungkap Manfaat Dongeng Bagi Tumbuh Kembang Anak: Mengasah Imajinasi dan Karakter Sejak Dini

5. Rayakan Hari Anak Sedunia dengan Kebersamaan

Pada tanggal 20 November ini kita merayakan Hari Anak Sedunia, Bunda bisa menggunakan momen ini agar bisa lebih memupuk nilai kebersamaan bersama si Kecil.

  • Untuk memperkuat momentum, gunakan Hari Anak Sedunia sebagai momen khusus. Buat rencana khusus untuk hari tersebut: misalnya piknik tanpa gadget, membuat kue bersama, menonton film keluarga dengan diskusi setelahnya.
  • Jadikan hari itu sebagai “tradisi keluarga” setiap tahun—sebuah pengingat bahwa si Kecil bukan hanya pengguna teknologi, tetapi bagian dari keluarga dan komunitas yang saling peduli.
  • Bunda bisa membuat tema sendiri: “Hari tanpa layar”, “Hari cerita bersama”, atau “Hari petualangan kecil” — yang mendorong kebersamaan lebih dari penggunaan gadget.

Kenapa Pendekatan Ini Penting untuk Masa Depan si Kecil?

Bunda, masa pertumbuhan si Kecil tidak akan terulang kembali. Membersamai tumbuh kembangnya akan menjadikan momen-momen bahagia ini terpatri dalam ingatannya. Sehingga si Kecil tumbuh menjadi anak yang ceria dan percaya diri.

  • Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kebersamaan cenderung memiliki ikatan emosional yang lebih kuat, merasa aman, dan percaya diri menjelajah dunia.
  • Dengan nilai kebersamaan yang ditanam sejak dini, teknologi tidak menjadi “bos” dalam hidup si Kecil. Ia bisa menggunakan gadget sebagai alat, bukan sebagai dominan.
  • Ketika teknologi dan kebersamaan berjalan seimbang, anak belajar beradaptasi — siap menghadapi dunia digital yang makin kompleks sekaligus tetap berakar pada nilai-nilai manusiawi.
  • Bunda sebagai orang tua yang sadar teknologi dan sadar kebersamaan akan menjadi panutan bagi generasi berikutnya—menciptakan “generasi bahagia”, bukan hanya “generasi digital”.

Baca juga: 7 Cara Seru Mengenalkan Teknologi Digital Kepada Si Kecil Sebagai Bekal Masa Depan

Menjadi Generasi Bahagia di Era Digital

Bunda, membesarkan si Kecil di era teknologi memang penuh tantangan. Namun, dengan kesadaran bahwa kebersamaan adalah fondasi yang tak tergantikan, Bunda bisa memulai langkah sederhana namun bermakna: menetapkan zona bebas gadget, menciptakan momen kebersamaan setiap hari, berbicara terbuka tentang peran teknologi, dan merayakan Hari Anak Sedunia dengan aktivitas yang mempererat ikatan keluarga. 

Ketika teknologi bukan lagi yang utama, tetapi tujuan kita bersama—yaitu tumbuh bahagia, terhubung dengan keluarga, dan siap menghadapi dunia kita sedang menanam nilai yang akan melekat lama dalam diri si Kecil. Ingat: generasi bahagia dibentuk bukan oleh berapa banyak gadget yang ia punya, tetapi oleh berapa banyak momen kebersamaan yang ia rasakan.

Bunda bisa temukan artikel parenting lainnya di Instagram @Unifam.id. Dan pastinya, jangan lupa belanja produk-produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia biar lebih aman dan pasti asli!

Berita Terpopuler


Berita Terbaru


Bagikan Artikel