Post pada 12 Sep 2025
Tanggal 17 September tiap tahunnya diperingati sebagai Hari Palang Merah Nasional. Momen ini nggak cuma soal mengenang sejarah, tapi juga jadi pengingat pentingnya semangat kemanusiaan. Salah satu bentuk nyatanya? Donor darah, Bun.
Buat banyak orang, donor darah mungkin kedengarannya sepele, tinggal datang, disuntik, selesai. Tapi sebenarnya, ada persiapan yang perlu Bunda lakukan biar prosesnya aman dan lancar. Nah, salah satunya adalah self check alias memeriksa kondisi tubuh sendiri sebelum memutuskan untuk donor.
Artikel ini akan bahas tuntas apa aja sih yang perlu Bunda cek sebelum donor darah. Jadi, pas Hari Palang Merah Nasional nanti, siapa tahu Bunda bisa ikut berpartisipasi dengan lebih percaya diri!
Sebelum masuk ke tips self check, yuk kita lihat dulu alasan kenapa donor darah itu istimewa.
Bayangin deh, satu kantong darah yang Bunda sumbangkan bisa dipakai buat nolong lebih dari satu pasien. Bisa jadi buat ibu melahirkan yang butuh transfusi, korban kecelakaan, atau anak-anak dengan penyakit tertentu. Rasanya kayak kasih hadiah kehidupan langsung ke orang lain. Keren banget kan, Bun?
Setiap kali donor, otomatis Bunda akan dicek tekanan darah, kadar hemoglobin, sampai golongan darah. Jadi, sambil berbagi, Bunda juga bisa dapat semacam “laporan singkat” kondisi tubuh. Lumayan kan, kayak check-up gratisan.
Donor darah juga bisa bantu tubuh lebih sehat, lho. Dengan rutin donor, kadar zat besi bisa lebih seimbang dan tubuh akan memproduksi sel darah merah baru. Hasilnya? Tubuh terasa lebih segar dan aliran darah jadi lancar.
Jadi jelas banget, donor darah itu nggak bikin rugi. Justru sebaliknya, Bunda bisa menolong orang lain sekaligus dapat manfaat untuk diri sendiri. Double win!
Donor darah itu aman, asal dilakukan sesuai syarat. Nah, sebelum datang ke PMI atau rumah sakit, Bunda bisa lakukan self check berikut ini:
Hal pertama yang perlu Bunda perhatikan sebelum donor darah adalah soal usia dan berat badan. Donor darah hanya bisa dilakukan mulai usia 17 tahun sampai sekitar 60 tahun. Selain itu, berat badan minimal juga harus 45 kg. Kenapa? Karena kalau tubuh terlalu kecil atau masih terlalu muda, biasanya cadangan darah belum cukup banyak untuk dibagi ke orang lain. Jadi aturan ini dibuat supaya Bunda tetap aman dan sehat setelah donor, sekaligus memastikan darah yang disumbangkan juga berkualitas baik.
Tekanan darah yang ideal untuk donor biasanya di kisaran 100–170 mmHg (sistolik) dan 70–100 mmHg (diastolik). Kalau tekanan darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, lebih baik ditunda dulu.
Selain usia dan berat badan, kadar hemoglobin juga penting banget buat dicek sebelum donor darah. Hemoglobin ini ibarat “angkutan” yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Nah, untuk bisa donor, kadar Hb minimal harus 12,5 g/dL, baik untuk pria maupun wanita. Kalau terlalu rendah, tubuh bisa gampang lemas atau pusing setelah donor. Jadi, pastikan kondisi tubuh Bunda lagi fit, makan cukup makanan bergizi, dan banyakin sayur serta protein supaya kadar Hb tetap ideal. Dengan begitu, proses donor jadi lebih aman dan nyaman.
Sebelum donor darah, coba tanyakan dulu ke diri sendiri: apakah Bunda sedang flu, batuk, pilek, atau mungkin demam? Kalau iya, sebaiknya tunda dulu sampai benar-benar pulih. Begitu juga kalau Bunda sedang mengonsumsi obat tertentu, terutama antibiotik, lebih aman menunggu hingga masa pengobatan selesai. Untuk Bunda yang sedang haid, disarankan juga menunggu sampai selesai agar tubuh tidak semakin lemas. Dan kalau baru saja menjalani operasi, baik kecil maupun besar, biasanya ada jeda waktu tertentu sebelum bisa donor lagi. Intinya, jangan memaksakan diri, pastikan tubuh dalam kondisi fit 100% supaya donor darah tetap aman dan nyaman.
Salah satu hal penting yang sering dianggap sepele sebelum donor darah adalah kualitas tidur. Usahakan Bunda tidur cukup, minimal 5–6 jam di malam sebelumnya. Kalau tubuh masih kurang istirahat, biasanya kondisi jadi gampang lemas, pusing, bahkan bisa bikin donor terasa lebih berat dari seharusnya. Jadi, jangan paksakan diri donor darah dalam keadaan ngantuk atau kurang tidur, Bun. Ingat, tidur yang cukup bikin tubuh lebih segar dan siap untuk berbagi kebaikan lewat setetes darah.
Sebelum donor darah, penting banget buat memperhatikan apa yang Bunda makan dan minum. Usahakan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, supaya tubuh punya energi yang cukup. Hindari dulu makanan yang terlalu berlemak, karena bisa mempengaruhi hasil pemeriksaan darah dan bikin proses donor jadi kurang maksimal. Jangan lupa juga banyak minum air putih, ya, Bun. Datang ke lokasi donor dalam kondisi dehidrasi bisa bikin tubuh cepat lemas. Jadi, pastikan perut sudah terisi dengan makanan sehat dan cairan cukup biar donor berjalan lancar.
Ada juga beberapa kondisi kesehatan yang membuat seseorang tidak bisa donor darah. Misalnya, kalau Bunda punya penyakit menular lewat darah seperti HIV, Hepatitis B atau C, maupun sifilis. Riwayat penggunaan narkoba suntik juga jadi alasan seseorang tidak diperbolehkan donor. Selain itu, ada beberapa penyakit kronis tertentu yang bisa membuat donor darah berisiko—untuk hal ini, sebaiknya Bunda konsultasikan dulu dengan petugas medis di lokasi donor. Jadi, pastikan riwayat kesehatan Bunda mendukung, supaya proses donor aman untuk Bunda sendiri maupun penerima darahnya.
Selain self check tadi, ada beberapa hal kecil tapi penting biar donor darah terasa lebih mudah:
Jangan terlalu tegang, Bun. Anggap saja donor darah ini momen berbagi kebaikan dan kesempatan untuk menolong orang lain. Dengan pikiran yang tenang, tubuh juga jadi lebih siap menghadapi proses donor.
Pilih baju yang simpel, misalnya berlengan pendek atau yang mudah digulung. Hal kecil ini bikin proses pengambilan darah jadi lebih praktis dan Bunda pun merasa lebih leluasa bergerak.
Jangan lupa siapkan KTP atau kartu identitas lainnya. Data ini diperlukan petugas untuk pencatatan, jadi biar proses donor lebih cepat dan nggak ribet, pastikan identitas sudah ada di tas.
Datang ke lokasi donor dengan perut kosong bisa bikin Bunda cepat lemas atau pusing. Makanlah dengan porsi cukup, bukan berlebihan, supaya energi tetap stabil sepanjang proses donor.
Ikuti arahan petugas dengan duduk sebentar, lalu nikmati air minum atau camilan yang disediakan. Cara sederhana ini membantu tubuh menyesuaikan diri setelah kehilangan darah dan mencegah rasa pusing mendadak.
Donor darah bukan berarti selesai begitu jarum dicabut. Ada beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan:
Dengan begitu, tubuh bisa cepat pulih, dan Bunda siap beraktivitas lagi.
Tahun ini, Hari Palang Merah Nasional jatuh pada 17 September. Momen ini bisa banget jadi pengingat buat kita, terutama para Bunda muda, kalau berbagi nggak harus menunggu punya banyak materi.
Setetes darah yang Bunda sumbangkan bisa berarti kehidupan buat orang lain. Dan siapa tahu, suatu hari nanti, justru keluarga kita sendiri yang membutuhkan bantuan donor darah.
Jadi, yuk mulai biasakan diri untuk cek kondisi tubuh, dan kalau memungkinkan, ikut serta dalam donor darah.
Jangan lupa follow Instagram @Unifam.id untuk dapat inspirasi seputar kesehatan keluarga dan gaya hidup sehat. Dan ingat ya, Bunda, selalu beli produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia.