Post pada 24 Oct 2025
Halo Bunda (dan Ayah muda yang baca ini juga), kita semua tahu kalau tugas menjaga makanan dan gizi anak selama tumbuh kembang bukan cuma “urusan Ibu saja”. Ayah punya peran penting juga, kadang peran yang nggak terlalu nampak, tapi efeknya besar. Di artikel ini kita ngobrol santai tentang gimana Ayah bisa ikut andil dalam memastikan si kecil tumbuh sehat lewat asupan makanan dan gizi, plus tantangan-tantangan yang sering muncul. Yuk, simak bareng-bareng!

Sebelum masuk ke “bagaimana”, mari kita pahami dulu “kenapa”. Beberapa penelitian sudah menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan ayah dalam hal gizi berkaitan langsung dengan status gizi anak. Misalnya, studi di Jombang menemukan bahwa ada hubungan signifikan antara peran ayah dengan status gizi anak usia 4–5 tahun.
Artinya, ketika ayah aktif, bukan hanya sebagai “pembeli makanan”, anak cenderung punya status gizi lebih baik.
Selain itu, di konteks pencegahan stunting, peran ayah juga sangat penting. Ayah bisa ikut berkontribusi memastikan ibu hamil mendapatkan asupan nutrisi cukup, mendukung ibu agar rajin kontrol kehamilan, memastikan lingkungan rumah sehat, dan mendampingi anak sejak dini.
Jadi, kalau Ayah dan Ibu “tim gizi sehat”, efeknya akan terasa besar di tumbuh kembang anak.
Nah, kalau ngomongin teori memang gampang, tapi prakteknya gimana sih? Yuk, lihat hal-hal sederhana yang bisa Ayah lakukan supaya si kecil tumbuh sehat dan gizi hariannya tetap terpenuhi.
Ayah bisa ikut bantu memilih bahan makanan: buah, sayur, protein (ikan, ayam, telur, kacang-kacangan), sumber karbohidrat (beras, roti, ubi), dan pelengkap vitamin/mineral.
Jangan cuma beli nasi dan lauk “apa saja”, ada baiknya dipikirkan variasi agar gizinya terpenuhi. Ibu tentu biasanya yang meracik menu, tapi dukungan Ayah dalam memilih bahan dan merencanakan belanja bisa sangat meringankan dan memastikan kualitas bahan.
Anak-anak itu peniru ulung. Kalau Ayah doyan makan sayur, minum air putih, dan jarang jajan sembarangan, anak juga cenderung mengikuti. Tapi kalau Ayah suka gorengan dan minuman manis, jangan heran kalau si kecil meniru. Maka dari itu, kebiasaan makan sehat sebaiknya dimulai dari meja makan keluarga, dan Ayah jadi contoh utama.

Ketika bayi masih ASI atau mulai MPASI, Ayah punya peran besar di belakang layar. Misalnya, bantu Ibu tetap tenang dan cukup makan agar kualitas ASI baik, atau ikut bantu menyiapkan bahan MPASI supaya Ibu tidak kelelahan.
Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) ini sangat krusial untuk pertumbuhan otak dan tubuh anak, jadi, support Ayah benar-benar berarti.
Ayah bisa bantu cek: apakah anak sudah makan cukup dan seimbang. Misalnya, setelah makan, Ayah bisa tanya, “Tadi ada sayurnya, kan, Nak?” atau “Habis makan buah belum?”
Kalau Ayah ikut hadir di posyandu atau saat timbang berat badan anak, Ayah jadi lebih paham kondisi tumbuh kembang si kecil dan bisa ikut ambil keputusan bareng Ibu.
Kadang anak menolak makan bukan karena rasanya, tapi tampilannya. Nah, Ayah bisa bantu bikin tampilan makanan lebih seru, bentuk wajah lucu dari nasi dan sayur, atau piring warna-warni yang bikin anak tertarik makan. Kreativitas Ayah bisa jadi “senjata rahasia” biar anak mau makan sehat tanpa drama.
Ayah juga bisa ikut belajar soal gizi dari sumber terpercaya. Misalnya, tahu porsi ideal protein harian, bahaya konsumsi garam berlebihan, atau pentingnya serat dari sayur dan buah. Dengan begitu, Ayah bisa jadi “teman ngobrol gizi” untuk Ibu, dan juga ngajak anak kenalan sama makanan sehat lewat cerita ringan di meja makan.
Kadang suasana makan di rumah lebih berpengaruh dari menunya sendiri. Kalau Ayah ikut hadir di meja makan, tanpa marah-marah atau memaksa anak, suasana jadi lebih nyaman.
Anak yang merasa bahagia saat makan cenderung punya nafsu makan lebih baik dan lebih terbuka mencoba makanan baru. Jadi, Ayah nggak cuma bantu menyiapkan makanan sehat, tapi juga menciptakan vibe yang sehat di rumah.
Dalam perjalanan tumbuh kembang anak, peran Ayah dalam bidang makanan dan gizi sangatlah krusial. Tidak hanya sebagai penyedia bahan, tapi sebagai partner aktif dalam merencanakan, memilih, menyajikan, dan memantau asupan anak. Ketika Ayah dan Ibu bekerja sebagai tim yang sadar gizi, anak punya peluang lebih besar tumbuh optimal, tumbuh tinggi, berat seimbang, dan cerdas.
Meski tantangan seperti keterbatasan waktu, pengetahuan, dan ekonomi sering muncul, kuncinya adalah niat dan konsistensi. Mulailah dari langkah kecil: ikut memilih bahan, makan bersama, berdiskusi soal menu, dan belajar bersama.
Bunda (dan Ayah), yuk semakin memperkuat tim gizi di rumah! Ikuti tips di atas dan mulai praktikkan sedikit demi sedikit.
Ayo follow Instagram kita di @Unifam.id, supaya kamu bisa terus dapat info seru dan tips gizi anak. Dan ingat ya, produk Unifam asli hanya tersedia di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia. Jangan sampai kena produk tiruan!
Semangat, Ayah & Bunda hebat!




