Post pada 22 Agu 2025
Halo, Bunda! Sebagai orang tua, pastinya kita ingin melihat Si Kecil tumbuh sehat dan ceria, kan? Nah, salah satu kunci pentingnya adalah menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka. Mungkin Bunda berpikir, “Ah, giginya kan masih gigi susu, nanti juga copot.”
Eits, jangan salah lho, Bunda! Kesehatan gigi susu Si Kecil itu sangat penting dan bisa memengaruhi kesehatan gigi permanennya di masa depan. Yuk, kita kupas tuntas kapan dan bagaimana cara terbaik mengajarkan kebiasaan merawat gigi yang asyik untuk Si Kecil.
Mungkin ada beberapa Bunda yang masih bertanya-tanya, kenapa sih repot-repot menjaga gigi susu yang pada akhirnya akan tanggal juga? Ternyata, gigi susu punya peran yang besar lho dalam tumbuh kembang Si Kecil.
Gigi susu membantu Si Kecil mengunyah makanan dengan baik, sehingga nutrisi bisa diserap optimal. Selain itu, gigi juga berperan penting dalam proses belajar bicara.
Gigi susu berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi gigi permanen yang akan tumbuh. Jika gigi susu tanggal terlalu cepat akibat kerusakan, gigi di sebelahnya bisa bergeser. Akibatnya, gigi permanen tidak punya cukup ruang untuk tumbuh dan bisa jadi berantakan.
Gigi yang tidak dirawat bisa menjadi sarang bakteri. Bakteri ini bisa menyebabkan masalah gigi berlubang, radang gusi, hingga infeksi yang bisa menyebar ke bagian tubuh lain dan memengaruhi kesehatan Si Kecil secara keseluruhan.
Mengajarkan Si Kecil kebiasaan menyikat gigi sejak dini akan membentuk rutinitas yang baik seumur hidup. Dengan begitu, mereka akan terbiasa menjaga kebersihan mulutnya tanpa perlu disuruh-suruh lagi.
Bunda, merawat kebersihan mulut Si Kecil itu ternyata harus dimulai jauh sebelum gigi pertamanya tumbuh, lho! Ini dia panduan kapan dan apa yang perlu Bunda lakukan di setiap tahapan usia.
Di usia ini, meski giginya belum tumbuh, mulut Si Kecil tetap perlu dibersihkan. Setelah menyusu, Bunda bisa membersihkan gusinya dengan kain kasa atau handuk kecil yang lembut dan dibasahi air hangat. Ini penting untuk menghilangkan sisa-sisa susu yang bisa menjadi tempat bakteri bersarang.
Saat gigi pertama Si Kecil muncul, itu tandanya saatnya Bunda memperkenalkan sikat gigi. Pilihlah sikat gigi khusus bayi yang berukuran kecil dan berbulu sangat lembut. Cukup sikat giginya dua kali sehari tanpa menggunakan pasta gigi dulu, atau hanya menggunakan pasta gigi seukuran sebutir beras.
Di usia ini, Si Kecil biasanya sudah punya beberapa gigi. Bunda bisa mulai menggunakan pasta gigi berfluoride seukuran sebutir beras. Fluoride sangat penting untuk memperkuat enamel gigi dan mencegah gigi berlubang. Ingat ya, Bunda, di usia ini Si Kecil belum punya kontrol atau konsentrasi penuh untuk menyikat gigi dengan benar. Jadi, peran Bunda sangat dibutuhkan untuk membantunya.
Saat Si Kecil menginjak usia 3 tahun, Bunda bisa meningkatkan takaran pasta giginya menjadi seukuran kacang polong. Meskipun mereka sudah bisa memegang sikat gigi sendiri, Bunda tetap harus mengawasi dan membantu menyikat gigi. Mereka belum bisa menyikat semua bagian gigi dengan bersih.
Di usia ini, gigi susu Si Kecil mulai tanggal dan digantikan oleh gigi permanen. Ini adalah masa transisi yang krusial. Gigi permanen yang baru tumbuh lebih rentan berlubang. Bunda harus memastikan Si Kecil menyikat giginya dengan benar dan bersih, karena di usia inilah kebiasaan baik akan benar-benar melekat.
Mengajarkan Si Kecil untuk menyikat gigi tidak harus menjadi tugas yang membosankan, lho. Bunda bisa membuatnya menjadi kegiatan yang seru dan dinantikan. Ini dia beberapa tipsnya!
Ajak Si Kecil menyikat gigi dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur. Jadikan ini bagian dari rutinitas harian yang tidak bisa dilewatkan.
Bunda bisa memperlihatkan contoh gigi yang bagus karena rajin sikat gigi, dan juga menunjukan contoh gigi yang rusak karena tidak menyikat gigi. Agar si kecil lebih tertarik untuk memiliki gigi yang sehat dengan cara menyikat gigi.
Ajak Si Kecil berbelanja dan biarkan ia memilih sikat gigi dan pasta gigi dengan gambar karakter favoritnya. Ini akan membuat mereka lebih semangat untuk menyikat gigi.
Anak-anak suka meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Bunda bisa ajak Si Kecil ke kamar mandi saat Bunda menyikat gigi. Dengan begitu, mereka akan melihat Bunda sebagai contoh dan ingin melakukan hal yang sama.
Agar tidak terasa lama, Bunda bisa menyanyikan lagu khusus sikat gigi. Atau, Bunda bisa mengukur waktu menyikat gigi selama dua menit menggunakan timer atau lagu favorit Si Kecil.
Dongeng bisa jadi cara menyenangkan mengajarkan kebiasaan menyikat gigi si Kecil loh. Bunda bisa membuat cerita tentang kuman-kuman jahat yang harus dilawan oleh sikat gigi dan pasta gigi. Ini akan membuat Si Kecil lebih termotivasi untuk “melawan” kuman-kuman di dalam mulutnya.
Jangan pernah mengancam atau menghukum Si Kecil dengan mengatakan, “Kalau nakal, giginya enggak disikat ya.” Ini akan membuat mereka menganggap menyikat gigi sebagai sesuatu yang buruk
Selain menyikat gigi, ada beberapa hal lain yang bisa Bunda lakukan untuk menjaga kesehatan gigi Si Kecil.
Batasi konsumsi makanan dan minuman manis. Gula adalah “makanan favorit” bakteri penyebab gigi berlubang. Ganti camilan manis dengan buah-buahan, sayuran, atau keju yang baik untuk kesehatan gigi.
Jangan tunggu sampai giginya sakit ya, Bunda. Ajak Si Kecil untuk rutin periksa ke dokter gigi anak setidaknya 6 bulan sekali. Dokter gigi bisa mendeteksi masalah lebih awal dan memberikan perawatan pencegahan seperti fluoridasi atau fissure sealant.
Tidur sambil mengisap botol berisi susu atau minuman manis bisa menyebabkan karies botol, yaitu kerusakan gigi yang parah. Jika Si Kecil terbiasa minum dengan botol sebelum tidur, ganti isinya dengan air putih saja.
Setelah usia Si Kecil menginjak 2 tahun, Bunda bisa mulai membersihkan sela-sela giginya dengan benang gigi (dental floss). Ini penting untuk membersihkan sisa makanan yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.
Banyak sekali mitos yang beredar tentang gigi anak. Yuk, kita luruskan beberapa di antaranya:
Fakta: Kerusakan pada gigi susu bisa memengaruhi pertumbuhan gigi permanen, menyebabkan masalah rahang, dan bahkan memengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Fakta: Fluoride sangat efektif mencegah gigi berlubang. Dengan takaran yang tepat (seukuran sebutir beras untuk anak di bawah 3 tahun dan seukuran kacang polong untuk anak di atas 3 tahun), fluoride sangat aman dan sangat dianjurkan oleh para ahli.
Fakta: Gigi berlubang bukanlah hal yang normal, melainkan sebuah penyakit yang bisa dicegah. Dengan perawatan yang tepat, Si Kecil bisa memiliki gigi yang sehat dan bebas lubang.
Bunda, kesehatan gigi Si Kecil adalah investasi jangka panjang. Dengan mengajarkan kebiasaan merawat gigi yang baik sejak dini, Bunda tidak hanya menjaga senyum manisnya saat ini, tapi juga menjamin kesehatan gigi permanennya di masa depan. Kuncinya adalah konsisten, sabar, dan membuat prosesnya menyenangkan. Ingat, setiap langkah kecil Bunda dalam merawat gigi Si Kecil akan membawa manfaat besar bagi kesehatannya di masa depan.
Bunda bisa temukan artikel parenting lainnya di Instagram @Unifam.id. Dan pastinya, jangan lupa belanja produk-produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia biar lebih aman dan pasti asli!