Post pada 10 Des 2025
Halo, Bunda! Gimana nih persiapan liburan akhir tahunnya? Sudah siap-siap packing koper, atau malah sudah mantap dengan rencana staycation seru di rumah? Apapun pilihannya, satu topik yang pasti bikin Bunda pusing tujuh keliling setiap kali musim liburan tiba adalah: Screen Time Si Kecil!
Coba jujur, deh. Begitu bel sekolah berbunyi tanda libur, rasanya kayak ada magnet kuat yang menarik Si Kecil ke arah gadget kesayangan, ya kan? Dari yang biasanya ada batasan ketat saat hari sekolah, tiba-tiba aturan itu jadi longgar banget. Si Kecil jadi lebih santai main game atau nonton video, dan Bunda… ya, Bunda jadi was-was.
Kadang, terlintas ide untuk melakukan “Digital Detox“ total, persis seperti yang sering kita dengar dari artikel-artikel keren di luar negeri, misalnya kisah keluarga yang sengaja “menghilang” dari jaringan internet demi kedekatan. Ide itu memang bikin ngiler, apalagi kalau membayangkan liburan tanpa rengekan gadget.
Tapi, mari kita realistis, Bunda. Di zaman serba digital ini, melarang total penggunaan layar selama liburan itu seperti melawan arus sungai yang deras. Sulit, melelahkan, dan seringkali berakhir dengan drama. Kuncinya bukan melarang, melainkan MENGATUR.

Liburan akhir tahun itu spesial. Ada kehangatan keluarga, momen bepergian, dan yang paling penting, fleksibilitas waktu. Jadi, alih-alih panik dan menerapkan aturan besi yang kaku, yuk kita ganti strategi! Kita akan bahas tuntas gimana cara mengatur screen time Si Kecil agar liburan tetap menyenangkan, Bunda tenang, dan Si Kecil tetap mendapatkan manfaat positif dari waktu luangnya. Kita fokus pada konteks liburan ini ya: menyusun jadwal yang fun, gimana cara kompromi, dan yang paling menantang: mengatur aturan di rumah Kakek-Nenek!
Mari kita mulai, Bunda, dengan mindset bahwa teknologi itu alat, bukan musuh. Tujuannya adalah keseimbangan, bukan larangan total.
Saat hari sekolah, jadwal screen time biasanya ketat: setelah PR, maksimal 30 menit, dan sebagainya. Nah, di masa liburan, ritme itu pasti berubah. Justru ini kesempatan kita untuk mengajarkan Si Kecil tentang manajemen waktu liburan.
Daripada bilang, “Kamu cuma boleh main gadget 1 jam sehari,” yang akhirnya cuma bikin Si Kecil fokus menghitung menit, coba ganti dengan:
Jadikan jadwal ini visual! Tulis di papan tulis mini atau tempel di kulkas. Biarkan Si Kecil ikut mendesainnya. Rasa memiliki aturan akan meningkatkan kepatuhan mereka.
Liburan bukan berarti tidak ada tanggung jawab. Sebelum menikmati screen time, Si Kecil harus menyelesaikan “tugas liburan” yang sudah disepakati. Tugas ini harus fun dan konstruktif, misalnya:
Dengan begini, Si Kecil belajar bahwa screen time adalah hadiah setelah mereka aktif dan berkontribusi pada kegiatan non-digital.
Karena durasi screen time lebih panjang, Bunda harus lebih ketat soal kualitas konten. Liburan adalah saat yang tepat untuk mengenalkan Si Kecil pada sisi edukatif teknologi.
Bunda, pastikan screen time tidak melulu diisi dengan hiburan pasif. Ajak Si Kecil untuk memilih game atau aplikasi yang menuntut mereka berpikir, berkreasi, atau memecahkan masalah.

Ingat Bunda, ini adalah liburan. Berarti harus ada sedikit kelonggaran, dong. Kita sebagai orang dewasa saja suka kan menikmati waktu santai lebih lama saat liburan? Si Kecil juga begitu. Kaku 100% sama aturan hanya akan menciptakan suasana tegang.
Kapan Kita Boleh Melonggarkan Aturan?
Trik Kompromi yang Sukses:
Ini dia medan pertempuran screen time yang paling sulit: Rumah Kakek dan Nenek.
Bunda tahu sendiri kan, biasanya di sana, semua aturan luntur. Kakek-Nenek itu biasanya paling suka melihat cucu senang, dan seringkali, menyenangkan cucu berarti membiarkan mereka main gadget tanpa batas.
Mengapa Kakek-Nenek Cenderung Longgar?

Kunci suksesnya bukan pada mengontrol Si Kecil, tapi pada diplomasi dan komunikasi dengan Kakek-Nenek. Kita akan bahas strategi jitu agar aturan liburan tetap berlaku, Si Kecil senang, dan yang paling penting, tidak ada perasaan yang terluka!
Sampaikan Aturan SEBELUM Tiba
Jangan tunggu sampai Si Kecil sudah duduk anteng di depan layar baru Bunda berkonflik dengan Kakek/Nenek. Lakukan percakapan ringan via telepon atau chat sebelum kedatangan.
Contoh: “Nek, Kakek, kami senang banget mau menginap. Cuma mau kasih tahu, nih, kalau di rumah, kami ada aturan screen time khusus liburan. Anak-anak cuma boleh pakai gadget setelah jam 10 pagi, supaya bisa bantuin Kakek/Nenek di kebun/dapur dulu. Mohon bantuannya ya, Nek, supaya aturannya jalan.”
Ajak Kakek-Nenek Menjadi “Polisi Positif”
Alih-alih menyuruh mereka mengawasi, minta mereka mengajak.
Dengan begini, Kakek-Nenek merasa jadi bagian dari solusi, bukan sekadar pelaksana aturan kaku. Mereka merasa dibutuhkan untuk mengajarkan keterampilan tradisional, yang jauh lebih berharga daripada screen time.
Siapkan Alternatif yang Menarik
Jangan datang dengan tangan kosong, Bunda. Kalahkan daya tarik gadget dengan aktivitas yang lebih seru, yang melibatkan Kakek-Nenek.
Ide “Pengalih Perhatian” di Rumah Kakek-Nenek
Jangan Berdebat di Depan Anak
Jika ada aturan yang dilanggar, tarik Kakek/Nenek bicara berdua, sampaikan kekhawatiran Bunda dengan lembut dan hormat. Ingat, Bunda adalah tim pengasuhan di mata Si Kecil, dan Kakek-Nenek harus merasa dihargai. Kompromi adalah raja. Mungkin screen time akan sedikit lebih lama di rumah Kakek-Nenek, tapi selama Si Kecil juga banyak berinteraksi secara fisik, itu oke. Fokus pada connection daripada control.
Satu hal yang sering kita lupakan, Bunda. Aturan screen time bukan hanya untuk Si Kecil, tapi juga untuk kita!
Si Kecil adalah peniru ulung. Kalau mereka melihat Bunda terus-menerus menunduk melihat HP, membalas email pekerjaan, atau scroll media sosial saat sedang makan atau bermain, mereka akan merasa bahwa gadget adalah hal yang paling penting di dunia.
Jadilah Teladan Nyata (Bukan Pura-Pura):
Mengatur screen time Si Kecil saat liburan adalah maraton, bukan lari cepat. Ada hari di mana Bunda sukses total, ada juga hari di mana Bunda merasa gagal dan terpaksa membiarkan Si Kecil lebih lama di depan layar karena Bunda sudah terlalu lelah. Dan itu tidak apa-apa, Bunda.
Liburan adalah tentang mengisi ulang energi, mempererat ikatan, dan menciptakan kenangan. Gadget bisa menjadi bagian dari kenangan itu—asalkan ia menjadi alat pendukung, bukan pemain utama.
Liburan akhir tahun adalah kanvas kosong yang bisa kita lukis bersama Si Kecil. Jangan biarkan warna biru dari layar mendominasi seluruh lukisan. Tambahkan warna-warna lain: merah dari tawa Kakek-Nenek, hijau dari petualangan di luar ruangan, dan kuning dari cerita yang Bunda bacakan.
Screen time yang teratur akan memberikan manfaat yang optimal. Si Kecil mendapatkan hiburan dan skill digital, sementara mereka juga punya cukup waktu untuk belajar bersosialisasi, berimajinasi tanpa bantuan layar, dan yang paling penting, menghabiskan waktu berkualitas dengan Bunda dan keluarga.
Ingat, Bunda, tidak ada aturan yang sempurna, tapi ada niat yang sempurna: ingin memberikan liburan terbaik untuk Si Kecil.
Bunda bisa temukan artikel parenting lainnya di Instagram @Unifam.id. Dan pastinya, jangan lupa belanja produk-produk Unifam hanya di Toko Official Unifam di Shopee dan Tokopedia biar lebih aman dan pasti asli!




