Post pada 13 Mei 2024
Sekolah adalah tempat di mana anak melakukan proses belajar bersama guru. Selain itu sekolah juga bisa menjadi tempat belajar bersosialisasi bagi anak. Maka wajar apabila orangtua ingin menyekolahkan anaknya di sekolah yang berkualitas, karena sekolah adalah salah satu lingkungan yang sangat berpengaruh bagi si Kecil.
Saat ini sekolah-sekolah yang diperuntukkan bagi anak kecil pun sudah semakin menjamur. Tidak hanya untuk anak balita (prasekolah), namun kelas paruh waktu (playdate) untuk bayi pun sudah banyak tersedia.
Mungkin Bunda merasa bingung, kapan waktu yang tepat untuk memasukkan si Kecil ke sekolah. Tapi jangan asal mengikuti tren saja ya Bun, Bunda dan Ayah harus melihat terlebih dahulu, apakah hal tersebut memang diperlukan atau tidak.
Sebenarnya tidak ada patokan pasti kapan si Kecil harus mulai bersekolah, karena hal tersebut berangkat dari kesiapan si Kecil dan keadaan sekitarnya.
Jika Bunda dan Ayah mampu menyediakan pendidikan dan stimulasi yang cukup di rumah, serta mampu mendedikasikan waktu yang cukup bagi si Kecil, sekolah usia dini bukanlah prioritas utama. Terlebih bila di lingkungan sekitar terdapat banyak anak sebaya dan orang dewasa lain selain Bunda dan Ayah.
Namun sebaliknya, jika Bunda dan Ayah bekerja sehingga kurang memiliki waktu untuk menstimulasi dan mendidik si Kecil, serta si Kecil kurang bersosialisasi dengan teman sebaya serta orang dewasa selain Bunda dan Ayah, disekolahkan sejak dini dapat memberikan manfaat yang positif bagi dirinya.
Dengan bersekolah, diharapkan si Kecil dapat belajar bersosialisasi serta mendapatkan stimulasi dan pendidikan yang lebih baik.
Untuk menentukan siap atau tidaknya anak masuk sekolah, Bunda (dan Ayah) bisa memperhatikan beberapa kondisi berikut ini ya :
Bagi si Kecil yang sudah menginjak Usia 2-3 tahun bisa mulai dikenalkan dengan konsep sekolah. Karena pada usia ini, normalnya si Kecil sudah dapat merespon dengan baik dan berkomunikasi.
Anak cukup sehat dan kuat untuk mengikuti kegiatan sekolah. Kegiatan sekolah bisa jadi akan menyita tenaga si Kecil, karenanya kondisi fisik si Kecil menjadi salah satu hal yang perlu Bunda tahu, apakah sudah siap apa belum.
3. Kondisi Komunikasi
Anak sudah mampu berkomunikasi 2 arah sehingga bisa memahami dan mengikuti instruksi dari guru dan orangtuanya.
Anak bersedia untuk pergi sekolah. Kesiapan ke sekolah juga perlu memperhatikan mental si Kecil agar tidak menjadi beban dan keterpaksaan bagi si Kecil untuk ke sekolah.
Pastikan kondisi si Kecil sudah mampu berinteraksi dengan teman sebaya dan mengikuti aturan di sekolah.
Jika ternyata si Kecil sudah memenuhi kondisi-kondisi di atas, perhatikan juga tanda anak siap ke sekolah berikut ini:
Seperti disebutkan di atas, salah satu kondisi penting untuk bersekolah adalah kondisi komunikasi. Jika si Kecil sudah dapat berkomunikasi dengan baik – walau belum terstruktur, alias dapat menyampaikan yang ingin disampaikan dengan jelas, maka si Kecil sudah boleh masuk sekolah loh Bunda.
Karena ketika di sekolah, Bunda (ataupun Ayah) tidak boleh ikut ke dalam ruang kelas, maka salah satu tanda anak siap ke sekolah yang perlu diketahui adalah mandiri. Si Kecil sudah harus dapat melakukan apapun sendiri ataupun dapat ditinggalkan melakukan aktivitas sendiri.
Kemampuan motorik yang terasah akan membantu si Kecil dalam menjalankan aktivitas di sekolah nantinya. Karena itulah jika kemampuan motorik seperti memegang benda tertentu sudah dapat dilakukan oleh si Kecil, menjadi salah satu tanda anak siap ke sekolah.
Sekolah akan menjadi lingkungan baru dan akan banyak orang-orang baru juga. Kemampuan si Kecil bertanggung jawab untuk dirinya sendiri seperti selalu merapikan barang yang sudah digunakan ke tempatnya semula, menjadi tanda anak siap ke sekolah juga. Termasuk juga di sini adalah ke toilet sendiri saat ingin buang air.
Tanda kesiapan satu ini terkait masalah kondisi mental si Kecil yang disebutkan sebelumnya. Jangan sampai mental si Kecil belum siap namun Bunda sudah memasukkannya ke sekolah. Hal ini bisa mengganggu pertumbuhan si Kecil. Jika si Kecil sudah menunjukkan sikap percaya diri (dan juga bertanggungjawab di atas), maka itu salah satu tanda anak siap ke sekolah.
Tanda-tanda di atas dapat Bunda dan juga Ayah kenali dengan beberapa tingkah laku sehari-hari yang suka dilakukan si Kecil ketika di rumah atau di lingkungan sekitar rumah, antara lain:
Jika sudah ada indikasi demikian, Bunda dan Ayah dapat menambah kesiapan si Kecil dengan berbagai cara, di antaranya dengan mengajaknya bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya lebih sering, misalnya dengan tetangga atau anak dari teman-teman Bunda dan Ayah.
Selain itu, Bunda dan Ayah juga dapat lebih sering membawanya ke taman bermain anak, di mana si Kecil dapat bertemu dan bermain bersama dengan anak-anak lain.
Apabila Bunda dan Ayah masih belum yakin untuk memasukkan si Kecil ke sekolah penuh waktu, dapat dicoba dengan memasukkannya ke kelas-kelas kecil seperti menari, senam anak, dan lain-lain.
Sekolah-sekolah pada umumnya juga menyediakan kelas percobaan, sehingga Bunda dan Ayah dapat menilai kesiapan si Kecil dan mengetahui apakah sekolah tersebut cocok untuk dijadikan sekolahnya kelak.
Setelah mengetahui beberapa hal diatas Bunda dan Ayah bisa mulai memutuskan kapan waktu yang tepat untuk memasukan si Kecil ke sekolah ya. Jangan juga memaksakan si Kecil ke sekolah jika memang belum siap ya Bunda dan Ayah!